Alasan Multipolar Gelar Buyback Saham

PT Multipolar Tbk (MLPL) menyatakan, pembelian kembali saham atau buyback akan dilaksanakan paling lama 18 bulan terhitung setelah memperoleh persetujuan dari RUPSLB.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 14 Jun 2021, 19:21 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2021, 16:22 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Siap membeli kembali saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan atau buyback, PT Multipolar Tbk (MLPL) mengaku kebijakan ini diambil karena harga saham saat ini belum mencerminkan kinerja perseroan.

"Sesuai dengan Keterbukaan Informasi yang sudah disampaikan Perseroan sebelumnya, Perseroan memandang bahwa harga saham Perseroan saat ini belum mencerminkan nilai/kinerja Perseroan yang sesungguhnya," tulis Multipolar di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (14/6/2021).

Selain itu, perseroan juga melihat program ini dapat membantu menaikkan likuiditas perdagangan saham di lantai bursa. "Sumber dana yang akan digunakan untuk buyback adalah dana internal Perseroan," tulisnya.

Perseroan juga menyebut, pembelian kembali Saham akan dilaksanakan paling lama 18 bulan terhitung setelah perseroan memperoleh persetujuan dari RUPSLB, yaitu dimulai pada 21 Juli 2021 sampai dengan 20 Januari 2023.

PT Multipolar Tbk akan menganggarkan biaya maksimal Rp 425 miliar untuk buyback saham. Pembelian kembali saham itu sebanyak-banyaknya 10 persen dari modal disetor dan ditempatkan perseroan atau maksimal sebanyak-banyaknya 1,46 miliar saham. Dengan demikian, perkiraan jumlah nilai nominal atas buyback saham sebesar Rp 284,43 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Penjelasan Mengenai Kenaikan Harga Saham

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya pada keterbukaan informasi BEI 11 Juni 2021, perseroan menjelaskan mengenai kenaikan harga saham MLPL yang terjadi sejak Mei 2021. Hingga mendorong saham MLPL kena suspensi sebanyak dua kali.

Perseroan menyatakan, program vaksinasi nasional oleh pemerintah Indonesia mempunyai dampak sangat positif atas pemulihan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi di sektor riil merupakan salah satu sektor industri yang dapat menimba hasil penjualan yang positif. Investor mulai melirik pada saham-saham dalam kategori ini termasuk saham-saham yang dalam entitas asosiasi. Hal ini juga berpengaruh positif pada saham perseroan yang tercatat di bursa.

"Selain itu, meningkatnya kinerja dan harga saham di beberapa anak usaha perseroan juga sekiranya menyebabkan peningkatan nilai saham perseroan di bursa,” tulis perseroan.

Selain itu, perseroan juga menduga pergerakan harga saham MLPL diakibatkan oleh strategi perseroan yang telah disampaikan dalam paparan public pada Mei 2021. Perseroan menyatakan ada empat hal yang akan menjadi strategi utama perseroan:

Pertama, melanjutkan peran perseroan di portofolio bisnis, membangun tim yang kuat dan bekerja sama dengan portofolio bisnis untuk memberikan nilai tambah serta mencari strategi yang jitu.

Kedua, melanjutkan inisiasi atas divestasi beberapa portofolio bisnis antara lain divestasi PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk yang sudah dijalankan.

Ketiga, selama 3-5 tahun ke depan, perseroan akan transformasi portofolio bisnisnya menjadi yang bersifat future oriented di bidang teknologi dan digital.

Keempat, meningkatkan komunikasi dan keterbukaan dengan pasar modal/investor.

Harga Saham MLPL

Berdasarkan data RTI, sepanjang tahun berjalan 2021, saham MLPL sudah naik 850,70 persen ke posisi Rp 675 per saham. Saham MLPL berada di posisi tertinggi Rp 700 dan terendah Rp 57. Total frekuensi perdagangan saham 1.056.055 kali dengan nilai transaksi Rp 7,3 triliun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya