BNI Bidik Laba Rp 9,5 Triliun hingga Akhir 2021

Target laba bersih BNI sejalan sejumlah proyeksi, seperti penyaluran kredit dan dana pihak ketiga yang juga diperkirakan meningkat.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Agu 2021, 12:46 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2021, 12:45 WIB
BNI rilis laporan keuangan semester I 2021 (Dok: BNI)
BNI rilis laporan keuangan semester I 2021 (Dok: BNI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk/BNI (BBNI) menargetkan laba bersih hingga akhir tahun mencapai Rp 9,5 triliun. Hal ini ditopang pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK).

Direktur Utama PT Bank BNI, Royke Tumilaar mengatakan, target tersebut sejalan sejumlah proyeksi, seperti penyaluran kredit dan dana pihak ketiga yang juga diperkirakan meningkat.

"Laba BNI target di kisaran Rp 9-9,5 triliun. Saat ini on track seperti sebelum pandemi. Target NPL tahun ini juga kisaran di di bawah 4 persen dengan coverage ratio yang cukup,” kata Royke dalam paparan publik Bank BNI, Senin (16/8/2021).

Hingga semester I 2021, Perseroan mencatatkan laba bersih meningkat 12,8 persen yoy, atau sebesar Rp 5 triliun. Menyusul pencadangan yang terus diperkuat menjadi 215,3 persen sebagai antisipasi dalam menghadapi potensi risiko kredit ke depan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur BNI, David Pirzada mengungkapkan, Perseroan menangkap sinyal optimisme kuat yang menumbuhkan kepercayaan  bisnis ke depan.

Oleh karena itu, Perseroan telah mengagendakan program pembelian kembali saham (buyback) pada periode 22 Juli 2021 sampai dengan 21 Oktober 2021, yang merefleksikan penguatan kondisi fundamental imbas program transformasi yang dijalankan.  

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Melihat Fundamental Bisnis

Memasuki Usia Berlian, BNI Menuju Bank Internasionalnya Indonesia
(Foto:@BNI)

Fundamental bisnis Perseroan terefleksikan pada tiga hal. “Pertama, transformasi digital yang progresif dengan aplikasi mobile banking yang paling maju, open banking services yang kaya fitur dan paling diminati perusahaan,” kata David.

Kedua, Efisiensi yang sehat. Ditunjukkan oleh berlanjutnya penurunan cost of fund hingga menjadi kedua terendah di industri serta disiplin pada pengelolaan biaya – biaya operating.

"Ketiga, kualitas aset yang semakin membaik, ditunjukkan oleh konsistensi perbaikan LaR dari 28 persen pada Juni 2020 menjadi 25,8 persen pada Juni 2021,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya