Penyaluran Kredit Tumbuh Positif, BNI Catat Laba Bersih Rp 5 Triliun

Direktur Utama PT BNI Tbk, Royke Tumilaar mengatakan, BNI terus memperkuat fundamental bisnis melalui BNI corporate transformation.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Agu 2021, 12:02 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2021, 12:02 WIB
Paparan publik kinerja keuangan BNI pada Senin, 16 Agustus 2021 (Foto: Liputan6.com/Pipit Ika Ramadhani)
Paparan publik kinerja keuangan BNI pada Senin, 16 Agustus 2021 (Foto: Liputan6.com/Pipit Ika Ramadhani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk/BNI (BBNI) mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2021. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan mencapai 18,2 persen yoy.

Direktur Utama PT BNI Tbk, Royke Tumilaar mengatakan, BNI terus memperkuat fundamental bisnis melalui BNI corporate transformation.

Hal itu mulai menunjukkan hasil positif sebagai modal dalam menghadapi tantangan dan persaingan industri keuangan. Perseroan menghasilkan pre provisioning operating profit (PPOP) yang terus tumbuh dalam lima kuartal terakhir.

Pada semester I 2021 mencapai puncaknya dengan pertumbuhan 24,4 persen secara year on year, atau sebesar Rp 16,1 triliun.

"PPOP yang Solid tersebut ditopang oleh kuatnya pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 18,2 persen yoy atau mencapai 19,3 triliun. Ini merupakan dampak dari pertumbuhan kredit sebesar 4,5 persen secara yoy. Sehingga total kredit BNI mencapai Rp 569,7 triliun pada posisi Juni 2021 ini," kata Royke dalam paparan publik BNI, Senin (16/8/2021).

PPOP juga didukung oleh pertumbuhan pendapatan bunga (fee based) sebesar 19,2 persen yoy atau Rp 6,8 triliun. Baik dari pengelolaan rekening atau kartu debit, ATM, dan kanal layanan elektronik, trade finance, maupun marketable securities. Pada periode yang sama, laba bersih meningkat 12,8 persen yoy atau sebesar Rp 5 triliun.

Menyusul pencadangan yang terus diperkuat menjadi 215,3 persen sebagai antisipasi dalam menghadapi potensi risiko kredit ke depan.

"BNI mencatatkan penyaluran kredit yang sehat dengan didominasi oleh sektor-sektor usaha prospektif dengan resiko rendah. Baik di segmen business banking maupun consumer banking," Royke menambahkan.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pertumbuhan Kredit

BNI rilis laporan keuangan semester I 2021 (Dok: BNI)
BNI rilis laporan keuangan semester I 2021 (Dok: BNI)

Kredit pada segmen business banking mencapai Rp 475,6 triliun atau tumbuh 3,6 persen yoy. Pertumbuhan tertinggi berada pada segmen small bisnis sebesar 20,6 persen yoy dengan baki debet mencapai Rp 91 triliun.

Diikuti corporate banking sebesar 7,9 persen yoy dengan baki debet mencapai Rp 179,1 triliun. Sementara kredit pada segmen consumer banking mencatatkan pertumbuhan 10,4 persen yoy atau mencapai Rp 92,8 triliun.

Kredit tanpa agunan (KTA) dengan berbasis payroll mencatat pertumbuhan 19,6 persen yoy atau sebesar Rp 32,7 triliun. Disusul oleh kredit pemilikan rumah (KPR) yang tumbuh 6,3 persen yoy atau Rp 47,6 triliun.

"Pertumbuhan kredit konsumer juga dapat mengindikasikan mulai bergairahnya konsumsi masyarakat yang menopang pertumbuhan PDB nasional,” ujar Royke.

Ia menambahkan, sejalan dengan mandat dari pemegang saham kepada perseroan untuk fokus menjadi bank dengan kapabilitas internasional yang unggul, kinerja semester 1-2021 juga mencerminkan kontribusi bisnis terkait pada pendapatan perseroan.

Adapun pendapatan yang bersumber dari surat berharga tercatat tumbuh 115,4 persen yoy atau mencapai Rp 1 triliun. Begitu juga fee based income yang bersumber dari layanan trade finance tumbuh 20,4 persen yoy atau mencapai Rp 732 miliar.


Pertumbuhan Aset

BNI rilis laporan keuangan semester I 2021 (Dok: BNI)
BNI rilis laporan keuangan semester I 2021 (Dok: BNI)

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama, Adi Sulistyowati menyampaikan, kredit yang disalurkan secara selektif hanya pada debitur berkualitas tersebut, ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 4,5 persen yoy atau sebesar Rp 646,6 triliun.

"Di mana dana murah atau kas yang terhimpun semakin kuat," kata dia.

Rasio CASA pada Juni 2021 tercatat mencapai 69,6 persen atau tertinggi dalam 10 tahun terakhir ini, yaitu sebesar 450,1 triliun atau tumbuh 11,5 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Ini menjadi penyangga pertumbuhan aset sebesar 5 persen yoy atau mencapai Rp 875,1 triliun ," ujar Adi.

Ia menambahkan, pertumbuhan aset yang didominasi oleh dana murah ini merupakan salah satu pencapaian transformasi digital yang dilakukan perseroan dan telah mulai menunjukkan hasil.

70 persen dari CASA yang dihimpun merupakan kontribusi dari pengguna BNI Direct dan BNI mobile banking. Dua dari tiga product champion BNI dalam digitalisasi layanan perbankan.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya