Harga Tes PCR Turun, Bagaimana Dampaknya ke Saham Emiten Sektor Kesehatan?

Harga tes PCR turun mulai 27 Oktober 2021. Lalu bagaimana dampaknya ke emiten sektor saham kesehatan.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 31 Okt 2021, 09:41 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2021, 09:41 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR) kembali turun mulai 27 Oktober 2021. Hal ini tak terlepas dari permintaan Presiden Joko Widodo terkait penurunan tarif PCR menjadi Rp300 ribu.

Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.0.02/1/3843/2021, untuk pemeriksaan RT-PCR di Pulau Jawa dan Bali sebesar Rp275.000,(Dua Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah). Kemudian pemeriksaan RT-PCR di luar Pulau Jawa dan Bali Rp 300.000.

Dengan ada sentimen itu, bagaimana dampaknya kepada emiten sektor kesehatan?

Indeks sektor saham kesehatan yaitu IDXHealth sempat melemah 1,22 persen ke posisi 1.388,37 pada 28 Oktober 2021. Hal itu terjadi setelah pengumuman penurunan tarif PCR pada Rabu, 27 Oktober 2021.

Meski demikian, IDXHealth cenderung menguat selama sepekan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDXHealth naik 3,75 persen ke posisi 1.404. Selama sepekan,koreksi terjadi hanya pada 28 Oktober 2021 dengan turun 1,22 persen ke posisi 1.388,37.

Pada awal pekan, 25 Oktober 2021, IDXHealth naik 0,55 persen ke posisi 1.360, kemudian kenaikan berlanjut pada 26 Oktober 2021 dengan menguat 2,69 persen ke posisi 1.397,32.

Penguatan berlanjut pada 27 Oktober 2021 dengan naik 0,58 persen ke posisi 1.405,46. Koreksi terjadi pada 28 Oktober 2021 dengan susut 1,22 persen ke posisi 1.388. Pada 29 Oktober 2021, IDXHealth menanjak 1,13 persen ke posisi 1.404.

Sementara itu,sejumlah saham emiten sektor kesehatan turun pada pekan ini.  Pada 28 Oktober 2021, saham PT Prodia Widyahusada Tbk turun 1,6 persen ke posisi Rp 6.150 per saham. Saham PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) juga susut 5,1 persen ke posisi Rp 745 per saham. Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) merosot 1,63 persen ke posisi Rp 2.420 per saham.

Demikian juga sejumlah saham emiten rumah sakit alami koreksi. Pada 28 Oktober 2021, saham PT Sejahteraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) merosot 5,71 persen ke posisi Rp 330 per saham.

Saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) susut 1,16 persen ke posisi Rp 8.500 per saham. Saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) tergelincir 2,21 persen ke posisi Rp 2.210 per saham. Namun, saham PT Medikaloka Hermina Tbk naik 0,85 persen ke posisi Rp 1.185 per saham.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dampak terhadap Emiten Sektor Kesehatan

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menyebut, dampak dari penurunan PCR kepada sektor saham kesehatan bisa saja terjadi.

"Bisa jadi ya, dalam artian berarti margin dari PCR semakin kecil, tapi sebenarnya kesehatan tidak hanya melayani PCR saja, saya enggak tahu secara detail, PCR itu seberapa besar kontribusinya terhadap income perusahaan, tapi misalnya harga PCR tidak turunpun, jumlah positif Covid-19 sekarang jauh menurun," katanya kepada Liputan6, ditulis Minggu (31/10/2021).

Wawan juga menegaskan, kebutuhan masyarakat akan PCR juga akan turun karena vaksinasi yang terus dilakukan pemerintah hingga saat ini.

"Jadi saya yakin kebutuhan akan PCR juga akan menurun seiring dengan vaksinasi yang terus berjalan," ujarnya.

Meski demikian, peningkatan minat akan PCR bisa saja terjadi kembali apabila adanya peningkatan kasus Covid-19 pada masa yang akan datang.

"Jadi memang saat ini masih cenderung turun, kecuali ada gelombang berikutnya yang kita tidak harapan hal itu terjadi. Jadi menurut saya imbas penurunan harga tes PCR pasti ada," tuturnya.

Mulai Rabu 27 November 2021, harga tes PCR di Indonesia turun menjadi Rp 275 ribu untuk pulau Jawa-Bali dan Rp 300 ribu untuk luar Jawa-Bali.

Hal ini diatur berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan nomor HK.02.02/I/3843/2021 Tentang Batas Tarif Tertinggi Pemeriksaan Reserve Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya