IHSG Menghijau, Investor Asing Buru Saham BBCA hingga ADRO

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Senin pagi, 8 November 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Nov 2021, 10:25 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2021, 09:24 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  bergerak di zona hijau pada perdagangan Senin pagi (8/11/2021). Penguatan IHSG terjadi di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di posisi 14.330 dan aksi beli investor asing.

Pada pra pembukaan perdagangan, IHSG menguat tipis 0,27 persen ke posisi 6.599,40. Pada pukul 09.00, IHSG bertambah 0,38 persen ke posisi 6.606. Indeks LQ45 menguat 0,05 persen ke posisi 948,57. Awal pekan ini, indeks acuan bervariasi. 

Pada perdagangan Senin pagi, IHSG berada di level tertinggi 6.610 dan terendah 6.592. Sebanyak 256 saham menguat sehingga angkat IHSG. 160 saham melemah dan 191 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 175.207 kali dengan volume perdagangan 2,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,4 triliun. Investor asing beli saham Rp 1,08 triliun di seluruh pasar.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali IDXhealth turun 0,20 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXindustry melonjak 0,59 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal menanjak 0,40 persen dan IDXnonsiklikal meroket 0,37 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Top Gainers dan Losers

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham HDFA naik 22,50 persen

-Saham ATAP naik 22,22 persen

-Saham BNBA naik 20,19 persen

-Saham WAPO naik 15,38 persen

-Saham BCIC naik 14,06 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham LMAS turun 6,82 persen

-Saham ROCK turun 6,77 persen

-Saham DIGI turun 6,62 persen

-Saham SAFE turun 6,52 persen

-Saham YELO turun 6,34 persen

Aksi Investor Asing

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BBCA senilai Rp 36,4 miliar

-Saham INDY senilai Rp 3,3 miliar

-Saham UNTR senilai Rp 2,2 miliar

-Saham BBHI senilai Rp 1,5 miliar

-Saham ADRO senilai Rp 1,4 miliar

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham TOWR senilai Rp 10,1 miliar

-Saham MSIN senilai Rp 2,3 miliar

-Saham ASII senilai Rp 1,8 miliar

-Saham INKP senilai Rp 1,6 miliar

-Saham SMGR senilai Rp 1,7 miliar

Bursa Saham Asia

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks Hang Seng turun 0,48 persen dan indeks Jepang Nikkei susut 0,21 persen. Indeks Korea Selatan Kospi tergelincir 1,08 persen.

Selain itu, indeks Shanghai mendaki 0,10 persen, indeks Singapura menguat 0,65 persen dan indeks Taiwan melambung 0,22 persen.

Mengutip laporan Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG melemah tipis ke posisi 6.581 pada perdagangan Jumat, 5 November 2021. Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III 2021 tumbuh 3,5 persen year on year (yoy) dari posisi 7,07 persen pada kuartal II 2021.

Realisasi PDB tersebut di bawah harapan pasar sebesar 3,8 persen yoy dan perkiraan pemerintah 4,5 persen yoy. Pertumbuhan ekonomi lebih rendah itu dinilai disebabkan lonjakan kasus COVID-19 pada Juli dan Agustus 2021 yang menyebabkan pemerintah menerapkan pembatasan mobilitas.

Yield atau imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun menjadi 6,208. Sementara rupiah terhadap dolar AS ke posisi 14.370.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya