Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tumbuh luar biasa sejak awal pandemi COVID-19 berkat kinerja apik saham-saham teknologi besar, antara lain Apple, Google, Facebook, dan Netflix, yang nilainya telah berlipat ganda dari posisi terendah mereka saat pandemi.
Nilai saham Apple misalnya, telah meningkat lebih dari 40 persen dalam setahun yang ditopang oleh derasnya permintaan akan produknya seiring maraknya kebijakan bekerja dari rumah (work from home) yang diadopsi perusahaan seluruh dunia.
Baca Juga
Selain itu, tiga indeks saham utama di AS yakni Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan Nasdaq Composite juga dikenal sebagai indeks saham yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Indeks S&P 500, misalnya, memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD 39 triliun per Oktober 2021.
Advertisement
Namun, memasuki tahun ini pasar cukup bergejolak tersengat kebijakan kenaikan suku bunga The Fed. COO Pluang, Riadi Esadiputra mengatakan, sentimen itu menyebabkan volatilitas pada pasar global, termasuk pasar AS. Pada kondisi tersebut, Riadi menilai timing pasar sangat sulit.
"Buy the dip belum disarankan. Dollar cost averaging lebih disarankan, tapi wait and see lebih baik,” ungkapnya dalam Pluang Talks Webinar, Rabu (9/2/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Head of Financial Education Pluang, Christipher Andre Benas merekomendasikan agar investor tak terlalu agresif untuk saat ini.
"Tips dari saya, kalau mau invest beli saham yang dikenali dulu. Jadi lebih aman daripada beli saham random atau yang tidak dikenal,” kata Andre.
Selanjutnya yang perlu dicermati yakni adanya short term volatility atau volatilitas dalam jangka pendek. Sehingga perlu untuk selalu berhati-hati dan belajar mengenai teknikal analisis sekaligus fundamental analisis.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Produk Saham AS CFD
Pluang telah meluncurkan produk saham AS CFD di aplikasinya guna memberikan kesempatan bagi para investor Indonesia untuk mendapatkan eksposur ke 40 Saham AS.
Saat ini, Pluang memetakan sejumlah saham AS dalam dua kategori yakni growth stock dan value stock. Untuk growthstock yang bisa dicermati, antara lain; Apple, Adobe, Amazon, Baba, Cisco, Ebay, FB, Google, Mastercard, Visa, Microsoft, dan Pfizer. Sementara di value stock ada Boeing, Bank of America, BlackRock, Chevron, Disney, IBM, Johnson & Johnson, Coca Cola, PG, VZ, dan Wallmarket.
Hingga kini, berinvestasi melalui produk CFD adalah satu-satunya cara yang sah bagi investor ritel domestik untuk berinvestasi di saham AS.
Dalam hal ini, Pluang menawarkan CFD dengan rasio lindung nilai 1:1, sehingga pengguna bisa memiliki pengalaman investasi yang sama seperti berinvestasi langsung di pasar saham AS.
Dengan berinvestasi melalui produk CFD, pengguna masih berkesempatan menerima dividen atas saham yang mereka investasikan dan mendapatkan manfaat yang sama seperti berinvestasi langsung di pasar saham AS.
Produk ini juga memungkinkan investor untuk berinvestasi di saham AS mulai dari 0,1 lembar saham, membuka jalan bagi para investor Indonesia untuk mengakses pasar AS dengan cara yang paling mudah dan terjangkau.
Advertisement