Harga Terus Tertekan, Bagaimana Prospek Saham UNVR?

Meskipun saat ini sedang tertekan, bagaimana prospek saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)?

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 26 Feb 2022, 21:55 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2022, 21:55 WIB
Unilever Bakal Hilangkan Kata Normal untuk Menyebut Tipe Rambut dan Kulit pada Kemasan
Kantor pusat Unilever Indonesia. (dok. Unilever Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) tengah menjadi sorotan karena saham emiten consumer goods ini terus mengalami penurunan. Sepanjang tahun berjalan 2022, saham UNVR turun 10,46 persen ke posisi Rp 3.680 per saham. 

Head of Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan,penurunan yang terjadi pada Unilever tidak sepenuhnya disebabkan karena segi penjualan yang terus berkurang dan dari segi laba bersih alami penurunan. 

"Meskipun secara sektoral terjadi pandemi, namun secara pangsa pasar, Unilever terus menurun karena alami banyak persaingan dari merek lokal. Di luar pandemi pun perkembangan Unilever stagnan dan terus menurun,” kata Wawan kepada Liputan6.com, Sabtu (26/2/2022).

Wawan menambahkan, karena hal tersebut membuat pertumbuhan penjualan Unilever terus menurun yang membuat investor menjadi kurang tertarik dengan saham Unilever.  

Melihat prospek ke depan saham Unilever, Wawan menuturkan, meskipun saat ini sedang tertekan, kemungkinan Unilever masih bisa bangkit walaupun tidak terlalu besar. 

"Unilever salah satu perusahaan profitable, jadi mungkin mereka bisa menguat lagi. Namun harga saham mereka juga nantinya akan dianggap menjadi harga saham wajar yang murah. Hal tersebut akan membuat banyak investor masuk kembali,” tutur Wawan. 

Agar Unilever bisa kembali pulih tentunya harus ada kinerja yang menopangnya, Wawan mengatakan yang terpenting bagi Unilever saat ini adalah growth untuk membantunya tetap bertahan. 

“Unilever saat ini benar-benar butuh growth, kalau tidak organik ya anorganik, misalnya dengan akuisisi perusahaan lain, tetapi kemungkinan di masa depan Unilever masih bisa growth. Namun sekarang yang terjadi cenderung masih turun bahkan berada di bawah consumer goods yang lain,” ujarnya. 

Belum lama ini beredar saran yang mengatakan Unilever sudah saatnya menjadi perusahaan tertutup, mengenai hal tersebut, Wawan menyebut kemungkinan untuk Unilever untuk menjadi private pasti ada. 

“Kemungkinan untuk go private pasti ada, tapi jika memang benar terjadi, saya menyayangkan hal tersebut. Pasar Modal Indonesia akan kehilangan, karena kalau tidak salah Unilever sudah ada sejak tahun 80-an. Meskipun saham beredar di masyarakat tidak terlalu besar kalau tidak salah sekitar 15 persen, tapi menyumbang kapitalisasi pasar cukup besar di pasar modal," ujar dia. 

Wawan menuturkan, hal yang perlu diperhatikan ketika perusahaan akan go private, maka mereka harus melakukan tender offer pada investor yang ada sekarang, tetapi jika Unilever Indonesia melakukan tender offer dalam waktu dekat, maka harganya murah karena sahamnya sudah turun sekitar 60 persen sejak tahun lalu.

"Apapun keputusan Unilever nantinya pasti akan dipikirkan matang-matang, namun jika itu terjadi dampaknya adalah dari sisi investor yang telah memegang saham Unilever sejak 3 sampai 4 tahun lalu karena tender offer, biasanya dilakukan pada harga yang lebih tinggi dari harga pasar. Jadi, ketika go private harganya tidak terlalu tinggi,” pungkas Wawan. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham UNVR

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)  turun 0,27 persen ke posisi Rp 3.680 per saham pada Jumat, 25 Februari 2021.

Saham UNVR berada di level tertinggi Rp 3.750 dan terendah Rp 3.680 per saham. Total volume perdagangan 45.857.983. Nilai transaksi harian Rp 169,6 miliar. Total frekuensi perdagangan 10.402 kali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya