Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali sentuh rekor tertinggi baru secara intraday pada perdagangan Selasa (1/3/2022). Penguatan IHSG juga didukung dari aksi beli saham oleh investor asing.
Pada pembukaan perdagangan, IHSG naik 76 poin ke posisi 6.964,69. Pada pukul 10.13 WIB, IHSG naik 0,93 persen ke posisi 6.952. Awal sesi perdagangan, IHSG sentuh posisi tertinggi 6.996,93, dan merupakan level tertinggi sepanjang masa secara intraday. Sedangkan posisi terendah di 6.948,91.
Sebanyak 317 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 187 saham melemah dan 151 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 632.308 kali dan volume perdagangan 10,8 miliar saham. Nilai transaksi Rp 7,7 triliun. Investor asing beli saham Rp 763,52 miliar di seluruh pasar.
Advertisement
Baca Juga
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat. Namun, indeks sektor saham IDXhealth susut 0,82 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal tergelincir 0,25 persen, indeks sektor saham IDXproperty turun 0,06 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi susut 0,06 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXenergy melonjak 2,86 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXtechno melonjak 2,33 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur menanjak 1 persen.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ini Kata Analis
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, kenaikan IHSG pada Selasa, 1 Maret 2022 sejalan dengan kenaikan wall street pada 28 Februari 2022.
Saat itu bursa saham Indonesia libur. Pada Selasa pekan ini, bursa saham Asia juga bergerak menguat. Hal ini terjadi di tengah masih ada konflik Rusia dan Ukraina meski sudah diberikannya sanksi oleh Amerika Serikat, Inggris, dan negara Eropa lainnya.
“Dari dalam negeri sendiri ada rilis data PMI Manufaktur yang turun ke level 51,2 di mana lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya, namun masih cenderung ekspansif karena masih berada di atas angka 50,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, pada awal pekan ini juga ada rilis inflasi yang diperkirakan naik 2,2 persen.
“Dari sisi teknikal, hari ini IHSG membentuk gap atas yang harus diwaspadai oleh pelaku pasar. Di mana gap tersebut dapat menjadi area koreksi di kemudian hari,” kata dia.
Pada sesi kedua, Herditya prediksi, penguatan IHSG terbatas. Hal ini dapat digunakan untuk sell on strengthe terlebih dahulu. “Buy on weakness ketika ada koreksi di IHSG,” ujar dia.
Advertisement