Memilih Saham Kapitalisasi Besar saat IHSG Cetak Rekor pada Februari 2022

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi pada Februari 2022. Lalu apa saja saham kapitalisasi besar yang menarik untuk dicermati?

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 28 Feb 2022, 13:26 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2022, 13:26 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah konflik Rusia-Ukraina, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan rekor tertingginya pada perdagangan Rabu, 23 Februari 2022. Saat itu, IHSG ditutup melonjak 0,85 persen ke posisi 6.920,05.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/2/2022), IHSG sudah naik 4,66 persen secara year to date hingga perdagangan saham 25 Februari 2022.

Terlepas dari situasi global, analis menilai saham kapitalisasi besar, terutama sektor keuangan cukup menarik dicermati saat IHSG capai level tertingginya.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan, pada sektor tersbeut merujuk pada pemulihan ekonomi akibat covid-19 di dalam negeri.

"Keuangan yang menjadi proxy recovery ekonomi, terutama big cap yang punya eksposur ke bank digital,” kata Wawan kepada Liputan6.com, ditulis Senin (28/2/2022).

Adapun saham dari keuangan yang bisa dicermati menurut Wawan, yakni Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Dua saham memiliki eksposure ke bank digital.

"Saat ini dengan ekspektasi bahwa pendapatan emiten akan meningkat, maka valuasinya belum mahal," kata Wawan.

Sepanjang 2021 BCA dan entitas anak membukukan laba bersih sebesar Rp 31,4 triliun atau tumbuh 15,8 persen yoy. Sementara BRI mencetak laba bersih sebesar Rp 32,22 triliun atau tumbuh 75,53  persen yoy.

BBCA dan BBRI memang menduduki puncak emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar. Yakni masing-masing Rp 992,36 triliun dan Rp 689,59 triliun. PER BBCA tercatat 31,57 kali, PBVR 4,90 kali, dan ROE 15,50 persen. Sementara PER dari BBRI tercatat 22,2 kali, PBVR 2,39 kali, dan ROE 10,76 persen.

"Tapi untuk defensif, bisa ke sektor telco, seperti TLKM, TOWR atau TBIG," imbuh Wawan.

Adapun posisi TLKM berada tepat di bawah BBCA dan BBRI sebagai emiten dengan kapitalisasi terbesar, yakni mencapai Rp 429,93 triliun. PER TLKM tercatat 3,04 kali, PBVR 4,11 kali, dan ROE 24,03 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

IHSG Bakal Tembus 7.330

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Head of Equity Research BRI Danareksa Sekuritas, Helmy Kristanto menargetkan IHSG mencapai 7.330 hingga akhir 2022, dengan skenario terbaik di posisi 7.550.

Bersamaan dengan itu, Helmy menyebutkan ada dua tema investasi utama di tahun ini, yaitu investasi yang berorientasi pada growth dan investasi berbasis ESG & new economy.

"Konvergensi ekonomi hijau dan ekonomi baru pada akhirnya akan memberikan kisah investasi ESG yang paling komprehensif. Indonesia juga berencana mengurangi emisi karbon, menghapus pembangkit listrik tenaga batu bara secara bertahap.

Di sisi lain, tren EV akan muncul sebagai salah satu penerima manfaat utama dari inisiatif menuju energi bersih,” beber Helmy.

Untuk investasi berkelanjutan, saham big cap yang menjadi pilihan yakni BBRI dan BBNI. Untuk kapitalisasi BBNI saat ini sebesar Rp 149,19 triliun. PER BBNI 13,69 kali, PBVR 2,21 kali, dan ROE 8,81 persen.

Sementara untuk investasi hijau & new economy ada ARTO yang menjadi pilihan, ARTO juga tercatat sebagai salah satu emiten dengan kapitalisasi besar di bursa. Kapitalisasi pasar ARTO berdasarkan data RTI, yakni sebesar Rp 224,12 triliun. PER -5.155,46 kali, PBVR 27,56 kali, dan ROE -0,53 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya