Liputan6.com, Jakarta - Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Frenky Chandra Kusuma membeli saham BBCA pada pekan kedua Mei 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (16/5/2022), Direktur BCA Frengky Chandra Kusuma membeli 100.000 lembar saham BBCA pada 10 Mei 2022. Harga pembelian saham BBCA itu di posisi Rp 7.400 per saham, sehingga total nilai pembelian sekitar Rp 740 juta.
Baca Juga
Dengan demikian, jumlah saham BBCA yang dimiliki setelah transaksi 1.675.646 saham dari sebelumnya 1.575.646 saham.
Advertisement
Mengutip data RTI, selama sepekan, tepatnya 9-13 Mei 2022, saham BBCA cenderung tertekan. Saham BBCA melemah 9,85 persen ke posisi Rp 7.325 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 7.900 dan terendah Rp 7.250 per saham. Total volume perdagangan saham 1.457.373.164 saham. Nilai transaksi Rp 11 triliun. Total frekuensi perdagangan 322.039 kali.
Pada pekan ini, investor asing melakukan aksi jual saham BBCA. Investor asing melakukan aksi jual saham BBCA Rp 3,5 triliun di seluruh pasar selama sepekan.
Saham BBCA alami koreksi tajam pada 9 Mei 2022 dengan turun 6,46 persen ke posisi Rp 7.600 per saham. Koreksi berlanjut pada 10 Mei 2022. Saham BBCA susut 0,99 persen ke posisi Rp 7.525 per saham.
Pada 11 Mei 2022, saham Bank Central Asianaik 1,66 persen ke posisi Rp 7.650 per saham. Akan tetapi, penguatan saham BBCA sementara. Pada 12 Mei 2022, saham BBCA merosot 4,9 persen ke posisi Rp 7.275 per saham. Pada 13 Mei 2022, saham BBCA naik 0,69 persen ke posisi Rp 7.325 per saham.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
3 Direktur BCA Tambah Kepemilikan Saham BBCA
Sebelumnya, direksi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menambah kepemilikan saham BBCA pada 9 dan 10 Mei 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (12/5/2022), direktur PT Bank Central Asia Tbk John Kosasih membeli 50.000 lembar saham dengan harga Rp 7.725 per saham pada 9 Mei 2022. Dengan demikian, nilai pembelian saham tersebut Rp 386,25 juta.
Setelah transaksi pembelian saham, John Kosasih genggam 171.765 lembar saham BBCA dari sebelumnya 121.765. Tidak disebutkan tujuan transaksi dalam keterbukaan informasi tersebut tetapi status kepemilikan langsung.
Kemudian direktur PT Bank Central Asia Tbk Subur Tan membeli 150.000 saham BBCA pada 9 dan 10 Mei 2022. Ia membeli 50.000 saham BBCA dengan harga Rp 7.650 pada 9 Mei 2022, selanjutnya sebanyak 50.000 saham BBCA dengan harga Rp 7.675 per saham. Selanjutnya pada 10 Mei 2022, Subur Tan beli saham BBCA sebanyak 50.000 lembar saham dengan harga Rp 7.450 per saham dan status kepemilikan saham langsung.
Dengan demikian, total pembelian saham BBCA tersebut Rp 1,13 miliar. Setelah pembelian saham BBCA itu, Subur Tan memiliki 14.993.334 saham BBCA.
Sebelumnya direktur PT Bank Central Asia Tbk Santoso beli 30.000 saham BBCA pada 9 Mei 2022 dengan harga Rp 7.600 per saham. Nilai pembelian saham BBCA tersebut sebesar Rp 228 juta. Sesudah transaksi itu, Santoso memiliki 1.976.646 saham BBCA.
Adapun saham BBCA melemah pada pekan ini. Berdasarkan data RTI, saham BBCA merosot 10,46 persen pada 9-12 Mei 2022. Saham BBCA berada di posisi Rp 7.275 per saham. Harga saham BBCA tertinggi pada posisi Rp 7.900 dan terendah Rp 7.250 per saham. Total volume perdagangan 1.226.148.036 saham dengan nilai transaksi Rp 9,3 triliun. Total frekuensi perdagangan 285.569 kali.
Pada pekan ini, saham BBCA turun 6,46 persen ke posisi Rp 7.600 pada 9 Mei 2022 usai libur Lebaran. Kemudian koreksi saham BBCA berlanjut pada 10 Mei 2022 dengan turun 0,99 persen ke posisi Rp 7.525 per saham.
Saham BBCA menguat 1,66 persen ke posisi Rp 7.650 per saham pada 11 Mei 2022. Namun, saham BBCA kembali lesu dengan turun 4,9 persen ke posisi Rp 7.275 per saham pada 12 Mei 2022.
Advertisement
IHSG Melemah 8,7 Persen pada 9-13 Mei 2022
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu pada 9-13 Mei 2022. IHSG cenderung tertekan imbas kekhawatiran inflasi dan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG merosot 8,73 persen menjadi 6.597,99 pada pekan ini dari pekan sebelumnya di posisi 7.228,91. Kapitalisasi pasar pun susut 7,23 persen selama sepekan. Kapitalisasi pasar merosot Rp 691 triliun dari Rp 9.555 triliun pada pekan lalu menjadi Rp 8.864,56 triliun.
Selanjutnya rata-rata volume transaksi harian bursa melemah 11,56 persen menjadi 21,573 miliar saham dari 24,393 miliar saham pada penutupan pekan sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi harian bursa turun 14,63 persen menjadi Rp 20,45 triliun dari Rp 23,95 triliun pada pekan lalu.
Meski demikian, rata-rata frekuensi harian bursa sebesar 3,54 persen menjadi 1.517.364 dari 1.465.440 pada pekan sebelumnya. Investor asing membukukan nilai jual bersih Rp 2,29 triliun pada Jumat, 13 Mei 2022. Dengan demikian, sepanjang 2022, investor asing masih mencatatkan aksi beli Rp 63,05 triliun.
Vice President PT INFOVESTA, Wawan Hendrayana menuturkan, pergerakan IHSG pada pekan ini didorong kenaikan suku bunga dan data inflasi AS yang masih tinggi. Inflasi yang masih tinggi membuat potensi kenaikan suku bunga the Fed masih ada.
“Di samping pasca mudik antisipasi apakah akan ada kenaikan COVID-19 yang menaikkan level PPKM, membuat profit taking banyak dilakukan,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, investor juga mengalihkan dari sektor saham yang selama ini naik ke consumer good yang valuasi masih murah.
Mengutip data BEI, pekan ini, indeks sektor saham IDXnonsiklikal catat penguatan terbesar mencapai 3,58 persen. Disusul indeks sektor saham energi IDXenergy mendaki 2,74 persen dan indeks sektor saham IDXIndustry menguat 1,82 persen
Kabar Bursa Sepekan
Pada awal Mei 2022, ada dua obligasi dan satu sukuk tercatat di BEI. Adapun pada 9 Mei 2022, Obligasi Berkelanjutan III Merdeka Copper Gold Tahap II Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tercatat di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 2 triliun.
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk Obligasi adalah idA (Single A) dan bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kemudian, pada akhir pekan, tepatnya Jumat, 13 Mei 2022, Obligasi IV Waskita Karya Tahun 2022 dan Sukuk Mudharabah I Waskita Karya Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk mulai dicatatkan di BEI dengan masing-masing nominal sebesar Rp 2,1 triliun dan Rp 1,14 triliun.
Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk Obligasi adalah idAAA(gg) (Triple A, Government Guarantee) dan Sukuk Mudharabah adalah idAAA(sy)(gg) (Triple A Syariah, Government Guarantee). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank KB Bukopin Tbk.
Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sepanjang 2022 adalah 47 emisi dari 35 emiten senilai Rp57,39 triliun.
Keseluruhan total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 502 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp456,84 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 124 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 151 seri dengan nilai nominal Rp4.854,41 triliun dan USD205,99 juta. EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp4,39 triliun
Advertisement