Pemegang Saham Intel Tolak Gaji Eksekutif, Ada Apa?

Pat Gelsinger mengambil alih sebagai CEO Intel pada Februari 2021, dan menerima paket kompensasi senilai USD 178,59 juta atau sekitar Rp 2,61 triliun

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Jun 2022, 13:48 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2022, 05:21 WIB
Pat Gelsinger, CEO Intel. Dok: Intel Corporation
Pat Gelsinger, CEO Intel. Dok: Intel Corporation

Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham Intel memberikan suara pekan lalu menentang kompensasi perusahaan atau gaji untuk top eksekutifnya.

Hal itu berdasarkan pengajuan yang diterbitkan pada Senin, 16 Mei 2022. Pemungutan suara adalah nasihat dan tidak akan segera pengaruhi kompensasi eksekutif Intel. Namun, hal itu mengirimkan sinyal beberapa investor Intel mengamati cermat kinerja CEO Pat Gelsinger dan kemajuan perubahan rencana untuk raksasa chip tersebut.

Secara keseluruhan, pemegang saham yang mewakiliki sekitar 34 persen saham memilih paket tersebut. Dari pemungutan suara itu, pemegang saham yang mewakilii sekitar 920 juta saham memilih untuk menyetujui dan mereka yang mewakilii 1,77 miliar memilih menentangnya.

Pemungutan suara adalah contoh terbaru dari pemegang saham yang menentang paket kompensasi eksekutif yang dapat mencakup ratusan juta dolar AS dalam saham perusahaan.Demikian mengutip laman CNBC, 18 Mei 2022.

Misalnya pemegang saham AT&T memberikan suara menentang tindakan kompensasi eksekutif pada April. Pada 2021, 16 perusahaan memiliki paket pembayaran eksekutif yang ditolak oleh pemegang saham, menurut As You Sow, sebuah kelompok investor aktivis.

Gelsinger mengambil alih sebagai CEO Intel pada Februari 2021, dan menerima paket kompensasi senilai USD 178,59 juta atau sekitar Rp 2,61 triliun (asumsi kurs 14.649 per dolar AS) pada akhir 2021, berdasarkan laporan keuangan.

Kompensasi itu mencakup gaji lebih dari USD 1 juta, bonus USD 1,75 juta, saham lebih dari USD 140 juta, dan hampir USD 30 juta di opsi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saat Gelsinger Jadi CEO

Ilustrasi prosesor, chip, chipset Intel
Ilustrasi prosesor, chip, chipset Intel. Kredit: Bruno/Germany via Pixabay

Sejak Gelsinger mengambil alih, ia  memulai misi untuk mengubah Intel karena produsen chip yang dulu dominan telah tertinggal di belakang manufaktu dan mulai kehilangan pasar untuk saingi AMD. Ia menuturkan, Intel akan habiskan banyak dana untuk membangun pabrik chip baru. Intel juga akan menjadi produsen kontrak.

Gelsinger mengatakan, Intel akan menjadi produsen kontrak untuk desainer chip lainnya selain mengembangkan chipnya sendiri.

Gelsinger mungkin tidak mendapatkan saham yang diberikan kepadanya. Pembayaran sebenarnya bergantung pada kinerja saham Intel selama lima tahun.

Pada akhir Januari, Intel menyebutkan pembayaran atas penghargaan ini melacak 0 persen karena saham Intel diperdagangkan lebih rendah ketimbang saat Gelsinger mengamil alih.

“Komite kompensasi percaya 73 persen dari penghargaan saham untuk karyawan baru, CEO bertanggung jawab pada pencapaian pertumbuhan harga saham yang ambisius adalah demi kepentingan terbaik Intel dan pemegang sahamnya,” tulis Intel.

 

Ditanggapi Komite

Komite menanggapi hasil pemungutan suaranini dengan serius dan fokus untuk mengumpulkan dan menanggapi umpan balik pemegang sahamnya.

Pejabat Intel yang disebutkan lainnya pada 2021 juga termasuk Sandra Rivera, manajer umum bisnis pusat data perusahaan, tiga mantan eksekutif yang keluar selama 2021. Satu eksekutif berencana keluar pada Mei 2022, menurut pengajuan Intel.

“Kami menanggapi masukan pemegang saham kami dengan sangat serius, dan berkomitmen untuk terlibat mereka dan mengatasi kekhawatiran,” ujar Juru  Bicara Intel.

Ia menambahkan, pihaknya telah mengambil langkah-langkah spesifik untuk jawab pertanyaan mengenai kompensasi. Hal ini termasuk klarifikasi tujuan bonus kinerja tahunan.

Pasokan Chip Global Bakal Seret hingga 2024

Logo Intel Terbaru (2020)
Logo Intel Terbaru (2020)

Sebelumnya, CEO Intel Pat Gelsinger memperkirakan bahwa seretnya chip semikonduktor global akan berlangsung lebih lama daripada yang diperkirakan beberapa pakar, bahkan hingga 2024.

Pernyataan itu disampaikan Gelsinger dalam wawancaranya dengan TechCheck CNBC. Ia menambahkan, masalah pasokan chip ini sekarang sudah berdampak pada manufaktur peralatan.

Menurut Gelsinger, masalah ini bisa mempersulit perusahaan untuk mendapatkan alat manufaktur utama dan mencapai tujuan yang mungkin lebih besar dari sebelumnya, karena meningkatnya permintaan.

"Itu adalah bagian dari alasan kami percaya bahwa kekurangan semikonduktor secara keseluruhan sekarang akan berlanjut ke tahun 2024, dari perkiraan kita sebelumnya pada tahun 2023," kata bos Intel itu.

"Hanya karena kekurangan itu sekarang telah menghantam peralatan dan beberapa dari pabrik itu akan lebih menantang," imbuhnya seperti dikutip dari Engadget, Selasa (3/5/2022).

Lockdown atau karantina wilayah yang terkait dengan pandemi Covid-19 memang telah berdampak pada industri chip, di saat permintaannya meningkat.

Tidak hanya perusahaan teknologi yang terdampak kekurangan pasokan chip, produsen kendaraan seperti GM dan Ford bahkan harus membatasi hingga menangguhkan produksi. Pengiriman MacBook dan iPad Apple juga sempat tertunda karena kekurangan komponen.

Sementara, pengiriman smartphone secara umum dilaporkan menurun di penghujung tahun 2021.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya