Wall Street Menguat Terdorong Sektor Saham Energi

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 264,36 poin atau 0,8 persen ke posisi 33.180,14.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Jun 2022, 06:55 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2022, 06:55 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 7 Juni 2022. Penguatan wall street ini bahkan setelah Target mengeluarkan peringatan tentang laba kuartalan yang memberi tekanan pada sektor ritel.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 264,36 poin atau 0,8 persen ke posisi 33.180,14. Indeks S&P 500 mendaki 0,95 persen ke posisi 4.160,68.

Indeks Nasdaq bertambah 0,94 persen menjadi 12.175,23. Pada pembukaan perdagangan, indeks acuan sempat melemah tetapi berbalik arah positif.

Penguatan wall street terjadi di tengah tekanan saham ritel. Saham Target turun 2,3 persen telah perseroan mengumumkan rencana untuk mengurangi kelebihan persediaan, meskipun saham memangkas koreksi saat sesi berlangsung.

Perseroan mengatakan akan menerapkan penurunan harga tambahan untuk produk dan membatalkan sejumlah pesanan. Target juga menurunkan panduan margin operasi untuk kuartal tersebut.

Saham Walmart mengikuti Target lebih rendah dengan tergelincir 1,2 persen. Saham Amazon susut 1,4 persen.

Ritel besar telah memberikan hasil dan pandangan yang beragam dalam beberapa pekan terakhir, menambah volatilitas pasar saham karena investor mencoba menentukan apakah pengumuman tersebut menandakan awal dari potensi resesi dan perubahan cepat dalam pengeluaran konsumen yang membuat beberapa perusahaan lengah di sisi persediaan.

“Saya mendengar pergeseran pengeluaran, bukan menghentikan pengeluaran. Jadi jika Anda memikirkan beberapa tahun terakhir, Anda telah bergerak kea rah belanja barang dari pada jasa. Itu sekarang mulai mereda saat kami mendorong lebih jauh dari dampak COVID-19,” ujar Brent Schutte dari Northwestern Mutual Wealth Management seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu (8/6/2022).

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sektor Saham Energi Catat Kinerja Terbaik

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sementara itu, sektor saham energi mencatat kinerja terbaik pada perdagangan Selasa, 7 Juni 2022 seiring harga minyak berada dekati USD 120 per barel.

Saham Exxon melonjak lebih dari 4 persen menyusul peningkatan dari Evercore ISI, menempatkan saham di atas USD 100 per saham untuk pertama kalinya sejak 2014. Saham Philips 66 dan Chevron masing-masing naik sekitar 3,7 persen dan 1,9 persen.

Saham Apple naik 1,7 persen membantu mendorong sektor teknologi. Di sisi lain, terkait berita kesepakatan perusahaan, saham Kohl melambung 9,5 persen setelah ritel mengatakan sedang negosiasi eksklusif dengan grup Franchise tentang kemungkinan pengambilalihan.

Di sisi lain, saham J.M Smucker naik 5,7 persen menyusul laporan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan untuk perusahaan makanan tersebut.

Saham mungkin telah terbantu oleh perkembangan di pasar obligasi pada Selasa, 7 Juni 2022 karena imbal hasil treasury bertenor 10 tahun turun di bawah 3 persen.

Kekhawatiran Pelaku Pasar

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Saham saat ini jauh dari posisi terendahnya mulai pertengahan Mei tetapi investor masih menunggu untuk melihat apakah pemantulan saham baru-baru ini reli pasar bearish mencapai titik terendah dari aksi jual pada 2022.

“Selama enam minggu berturut-turut sejak awal April, investor terus menambah short baru, dan karenanya memperpanjang bearish di pasar. Sementara momentum bearish ini memudar pada akhir Mei, minggu lalu tidak menunjukkan tanda-tanda momentum aliran bullish untuk mendukung reli yang lebih berkelanjutan dari sini,” kata Citi Strategist Chris Montagu dalam catatannya,

Kekhawatiran tentang ekonomi makro mungkin membatasi kenaikan baru-baru ini untuk saham. Pelacak GDPNow Federal Reserve Atlanta menunjukkan tingkat pertumbuhan hanya 0,9 persen pada kuartal II yang disebutkan Selasa pekan ini, turun dari 1,3 persen pekan lalu. Di sisi lain, Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan global menjadi 2,9 persen.

 

Inflasi Jadi Perhatian

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Konsumen Amerika Serikat tampak menjadi titik terang bagi investor, bahkan dengan hasil beragam untuk ritel. “Kami masih melihat pertumbuhan yang layak pada 2022, itu yang utama. Konsumen masih dalam kondisi layak,” ujar Analis Senior Oanda, Ed Moya.

Pembacaan indeks harga konsumen pada Mei yang akan dirlis Jumat pekan ini merupakan indikator ekonomi utama yang diperhatikan investor. Jika angkanya lebih mereda dari posisi April, seperti yang diharapkan, sejumlah pihak dapat menafsirkannya sebagai tanda inflasi telah mencapai puncaknya. 

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin, 6 Juni 2022 seiring mencoba menguat dari pekan lalu yang tertekan. Selain itu, pelaku pasar mencermati lonjakan imbal hasil treasury atau surat utang pemerintah AS.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq naik 0,40 persen. Indeks S&P 500 menguat 0,31 persen. Indeks Dow Jones bertambah 16,08 poin atau kurang dari 0,1 persen. Indeks Dow Jones naik lebih dari 300 poin pada awal sesi perdagangan di wall street. Imbal hasil treasury AS tenor 10 tahun mencapai di atas 3 persen.

 

Selanjutnya

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sentimen investor didorong dari Beijing yang membatalkan sejumlah pembatasan terkait COVID-19. Sementara itu, the Wall Street Journal melaporkan regulator China sedang menyelesaikan penyelidikan terhadap raksasa ride hailing Didi yang berpotensi menandakan tindakan keras negara itu terhadap sektor teknologi mungkin akan segera berakhir.

Sementara itu, saham naik lebih dari 1 persen di China dan lebih dari 2 persen di Hong Kong. Saham Didi yang diperdagangkan di Amerika Serikat melonjak lebih dari 24 persen. Sementara itu, JD.com dan Pinduoduo masing-masing bertambah 6,5 persen dan 5,6 persen.

Perkembangan di China dapat mendorong investor tentang prospek ekonomi AS dan Eropa.

"Sejak posisi terendah 3.800 di indeks S&P 500 telah ada kemajuan nyata. China kembali dibuka dan mudah-mudahan ekonomi akan hampir beroperasi pada kapasitas hampir penuh dalam sebulan,” ujar Tom Essaye dari Sevens Report dalam sebuah catatan, demikian mengutip dari laman CNBC, Selasa (7/6/2022).

Ia menambakan, hal itu akan menambah pengaruh besar pada ekonomi global dan mungkin paling penting mengurangi tekanan rantai pasokan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya