Bursa Saham Asia Tergelincir Imbas Kenaikan Inflasi Jepang

Bursa saham Asia melemah pada Jumat, 22 Juli 2022, dan berlawanan dengan wall street. Investor cerna data inflasi Jepang.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 22 Jul 2022, 09:11 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2022, 09:11 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik merosot pada Jumat (22/7/2022) karena investor mencerna data inflasi Jepang.

Indeks Nikkei 225 turun 0,36 persen dan indeks Topix susut 0,36 persen. Data resmi yang dirilis Jumat menunjukkan inflasi di Jepang naik 2,2 persen pada Juni dibandingkan dengan tahun lalu, sejalan dengan ekspektasi analis. Indeks Kospi Korea Selatan sedikit lebih rendah, sedangkan Kosdaq naik tipis 0,16 persen.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 0,12 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang berada tepat di atas garis datar.

Semalam di Amerika Serikat (AS), indeks Nasdaq Composite yang padat teknologi naik 1,36 persen menjadi ditutup pada 12.059,61 karena saham Tesla melonjak. Indeks S&P 500 naik hampir 1 persen untuk mengakhiri sesi di 3.998,95, dan indeks Dow Jones Industrial Average naik 162,06 poin, atau 0,51 persen, menjadi 32.036,90.

Indeks USD berada di 106,607 setelah jatuh dari level minggu lalu. Yen Jepang diperdagangkan pada 137,21 per dolar Amerika Serikat, menguat dari level baru-baru ini di atas 138 terhadap greenback. Dolar Australia berada di 0,6919, naik dari bawah 0,6880.

Harga minyak mentah berjangka AS tergelincir 0,13 persen menjadi USD 96,22 per barel pada awal perdagangan Asia, sementara minyak mentah Brent sedikit berubah pada USD 103,93 per barel.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penutupan Wall Street Kamis 21 Juli 2022

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada penutupan perdagangan Kamis, 21 Juli 2022. Indeks Nasdaq melambung didorong saham Tesla seiring kinerja laba lebih baik dari yang diharapkan. Di sisi lain, saham teknologi menguat juga dipicu dolar AS yang melemah.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq bertambah 1,36 persen ke posisi 12.059,61. Indeks S&P 500 menanjak 0,99 persen ke posisi 3.998,95. Sementara itu, indeks Dow Jones melambung 162,06 poin atau 0,51 persen ke posisi 32.036,90.

Pada pekan ini, indeks Nasdaq menguat 5,3 persen. Indeks Dow Jones menanjak 2,4 persen. Sementara itu, indeks S&P 500 bertambah 3,5 persen.

Investor terus beralih ke saham teknologi yang telah memicu reli pekan ini seiring sejumlah hasil kinerja keuangan perusahaan yang kuat membuat pelaku pasar di wall street memburu aset yang murah.

“Apa yang anda lihat di pasar hari ini adalah potensi pemulihan yang berkelanjutan, beberapa potensi optimisme lanjutan untuk angka yang tidak seburuk yang ditakuti. Tapi itu sudah terjadi di pasar sekarang selama hampir sebulan,” kata Portfolio Manager Upholdings, Robert Cantwell dikutip dari laman CNBC, Jumat, 22 Juli 2022.

Saham konsumsi memimpin kenaikan di indeks S&P 500 dengan menguat lebih dari 2 persen yang didukung saham Tesla. Saham Tesla melonjak sekitar 9,8 persen setelah melaporkan hasil kinerja yang lebih kuat dari perkiraan meski margin kotor turun. Sepanjang 2022, saham Tesla turun hampir 23 persen pada 2022.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Dolar AS Melemah

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sementara itu, dolar Amerika Serikat (AS) turun setelah kejutan kenaikan suku bunga acuan pada Kamis pekan ini dari Bank Sentral Eropa yang menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam 11 tahun. Bank sentral Eropa menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin.

Melemahnya dolar AS dapat meningkatkan saham perusahaan teknologi seiring sejumlah perusahaan dapat sebagian pendapatan dari luar AS.

Terlepas dari langkah tersebut, beberapa investor menunjuk laporan ekonomi yang lemah dan tekanan inflasi yang lebih besar sebagai tanda pasar belum turun.

“Jika kondisi keuangan secara keseluruhan terus mengetat pada jalur saat ini, maka itu berarti nilai wajar makro untuk saham AS akan terus mengalami tren lebih rendah,” ujar Head of Analytics Quant Insight, Huw Roberts.

Indeks manufaktur Philadelphia Fed mencatat pembacaan -12,3 lebih buruk dari perkiraan Dow Jones 1,6. Sementara itu, klaim pengangguran awal melanjutkan tren kenaikan dan menyentuh level tertinggi sejak November 2021. Klaim awal naik menjadi 251.000 hingga 16 Juli 2022 naik dari 244.000 klaim yang disesuaikan dari pekan sebelumnya, dalam kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.

Kinerja AT&T dan American Airlines

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Lebih dari 90 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan laba hingga saat ini pada kuartal II, dan 78 persen melaporkan di atas harapan analis, menurut Refinitiv. Saham AT&T turun 7,6 persen setelah menurunkan panduan arus kas bebas setahun penuh. Namun, perusahaan telekomunikasi melebihi harapan pada kuartal II.

Saham American Airlines turun 7,4 persen setelah kurangi rencana pertumbuhan meskipun sebagian laba sesuai harapan. Namun, perusahaan memperkirakan laba pada kuartal III. Hasil United Airlines berada di bawah harapan, mendorong saham turun sekitar 10,2 persen.

Saham Carnical turun sekitar 11,2 persen setelah perusahaan pelayaran mengumumkan menjual tambahan USD 1 miliar saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya