Bursa Efek New York dan Nasdaq Mengheningkan Cipta, Hormati Ratu Elizabeth II

Bursa Efek New York dan Nasdaq masing-masing melakukan prosesi mengheningkan cipta.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 09 Sep 2022, 09:35 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2022, 09:35 WIB
(Ilustrasi bursa saham Nasdaq, pencatatan saham coinbase) Dok: Unsplash/Meric Dagli
(Ilustrasi bursa saham Nasdaq, pencatatan saham coinbase) Dok: Unsplash/Meric Dagli

Liputan6.com, Jakarta - Ratu Inggris, Elizabeth II meninggal dunia pada Kamis siang waktu setempat. Sang ratu meninggal pada usia 96 tahun, menjadikan dirinya sebagai penguasa terlama di Inggris dan pemimpin tertua di dunia. Dia meninggal di Balmoral Kastil. Scotlandia. 

Dilansir dari MarketWatch, Jumat (9/9/2022), Bursa Efek New York dan Nasdaq masing-masing melakukan prosesi mengheningkan cipta pada Kamis sore waktu setempat untuk menghormati Ratu Elizabeth II, yang meninggal pada usia 96. 

Adapun laporan dari situs berita lokal, Liverpoolecho, Bursa Efek London kemungkinan akan ditutup setidaknya pada hari pemakaman Ratu dan mungkin selama beberapa hari setelahnya, hal ini tentunya berpotensi untuk merugikan ekonomi dalam jumlah cukup besar. 

Hal ini terjadi di tengah seluruh bangsa Inggris yang sedang berkabung, ada beberapa perubahan aktivitas kehidupan yang akan dirasakan oleh masyarakat Inggris dalam beberapa hari ke depan. 

Rencana rumit telah disusun ketika Yang Mulia meninggal, dengan nama sandi Operasi Jembatan London. Operasi ini akan menimbulkan perbedaan besar mulai dari acara TV hingga aktivitas ekonomi. 

Pada hari pemakamannya, yang akan berlangsung dalam waktu 10 hari, akan ada hari berkabung nasional. Ini berarti banyak tempat akan tutup atau mengubah jam bukanya. 

Peringatan ini akan berlangsung di Westminster Abbey serta ada kegiatan mengheningkan cipta selama dua menit akan diadakan di seluruh Inggris pada siang hari. 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Penutupan Wall Street 8 September 2022

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 8 September 2022 dalam sesi perdagangan yang bergejolak. Hal ini seiring wall street merespons komentar ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengenai bank sentral yang terus meredam inflasi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 193,24 poin atau 0,61 persen ke posisi 31.774,52. Indeks S&P 500 menanjak 0,66 persen ke posisi 4.006,18 dan indeks Nasdaq bertambah 0,60 persen menjadi 11.862,13.

Sebelumnya, wall street melemah selama sesi tanya jawab dari Powell di Cato Institute dan kembali menegaskan kalau bank sentral akan melakukan apa yang diperlukan untuk meredam inflasi. Ia juga isyaratkan jeda kenaikan suku bunga atau memangkas suku bunga tidak akan segera terjadi.

“Sejarah sangat memperingatkan terhadap kebijakan pelonggaran premature,” ujar dia dikutip dari CNBC, Jumat (9/9/2022).

“Saya dapat meyakinkan Anda, kalau kami sangat berkomitmen untuk hal ini akan terus melakukannya sampai pekerjaan selesai,” ia menambahkan.

Sementara itu, bank sentral Eropa pada Kamis pagi, 8 September 2022 menaikkan suku bunga sebesar 0,75 persen. Hal ini sebagai langkah yang sebagian besar diharapkan menekan inflasi.

 

 

Gerak Saham di Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Pada perdagangan di wall street Kamis pagi, saham melanjutkan penguatan yang solid. Pada Rabu, 7 September 2022, rata-rata indeks acuan utama membukukan hari terbaik sejak 10 Agustus 2022 dengan indeks Nasdaq menghentikan penurunan beruntun dalam tujuh hari.

Namun, saham tetap dalam tren turun secara keseluruhan karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan kenaikan suku bunga lebih lanjut dari the Federal Reserve mendorong beberapa investor menjauh dari pasar yang berisiko.

“Saya pikir kita memiliki pasar yang gelisah dalam minggu sebelum rilis inflasi,” ujar Chief Market Strategist B Riley Financial Art Hogan.

Adapun sejumlah saham yang menjadi penggerak wall street antara lain saham GameStop naik 4 persen setelah perusahaan mengungkapkan kemitraan baru dengan pertukaran kripto FTX. Selain itu, saham Rivian melonjak lebih dari 6 persen setelah mengumumkan merencanakan usaha patungan untuk membangun van komersial listrik di Eropa.

Saham Snap melonjak lebih dari 8 persen setelah Verge melaporkan CEO Evan Sipegel menyampaikan rencana perubahan Haluan dalam sebuah memo internal.

Ekonom di Nomura juga mengubah perkiraan untuk kenaikan suku bunga the Federal Reserve, sekarang antisipasi kenaikan 0,75 persen ali-alih 0,50 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya