Garuda Indonesia Proyeksikan Kinerja Usaha Tumbuh Positif pada Kuartal IV 2022

Optimisme tersebut turut ditunjang oleh peluang peningkatan demand masyarakat.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 08 Okt 2022, 15:05 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2022, 14:04 WIB
Garuda Indonesia Tutup 97 Rute Penerbangan
Pesawat Garuda berada di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia memproyeksikan kinerja usaha tumbuh positif pada kuartal IV 2022.

Ini sejalan dengan upaya intensif Perusahaan dalam mengimplementasikan langkah restrukturisasi kinerja secara menyeluruh pada berbagai lini bisnisnya. 

Optimisme tersebut turut ditunjang oleh peluang peningkatan demand masyarakat pada periode peak season akhir tahun serta realisasi aksi korporasi di antaranya melalui optimalisasi alat produksi yang ditunjang oleh percepatan program restorasi armada. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, sejalan dengan telah dirampungkannya proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) melalui putusan homologasi Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Garuda Indonesia tengah mengakselerasikan berbagai upaya strategis dalam memaksimalkan langkah restrukturisasi yang mulai dijalankan. 

“Di antaranya melalui kesiapan implementasi rights issue sebagai bagian dari tindak lanjut persetujuan proposal perdamaian PKPU dan rencana penambahan struktur permodalan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dari Pemerintah.,” ujar Irfan dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (8/10/2022).

Outlook kinerja usaha Garuda Indonesia Group yang diproyeksikan tumbuh positif tersebut, turut terefleksikan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Semester 1 2022 yang berhasil mencatatkan laba bersih sebesar USD 3,76 miliar atau setara Rp 57,4 triliun. 

Selain adanya peningkatan pendapatan usaha sebesar 26.10 persen serta diiringi penurunan beban usaha sekitar 11.71 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, perolehan kinerja laba rugi komprehensif konsolidasian tersebut turut dikontribusi dari hasil restrukturisasi keuangan melalui PKPU yang dicatatkan pada laba buku Perusahaan.

 


Kinerja Operasional Garuda Indonesia

Garuda Indonesia
Ilustrasi maskapai penerbangan Garuda Indonesia saat berhenti di apron Bandara Adi Soemarmo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Kinerja operasional Garuda Indonesia secara grup mencatatkan pertumbuhan penumpang sebesar 10,59 persen atau 6.516.555 penumpang dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu 5.892.274 penumpang. 

Sementara itu, capaian kinerja positif mulai terlihat dari performa angkutan penumpang Garuda Indonesia (mainbrand) yang pada Semester 1 2022 mencapai 2.177.034 penumpang dibandingkan pada Semester 1 2021 yaitu 1.910.475 penumpang. 

Pertumbuhan signifikan tercatat dari rute internasional yang meningkat 285 persen dengan total 218.734 penumpang. 

"Dengan landasan kinerja operasional yang semakin solid khususnya dari langkah penyehatan kinerja keuangan Perusahaan, kami optimis kinerja usaha secara konsisten dapat terus menunjukan pertumbuhan positif pada kuartal IV 2022 mendatang,” jelas Irfan.

Irfan memaparkan tingkat permintaan penumpang pada kuartal IV 2022, hingga saat ini menunjukan proyeksi pertumbuhan menjanjikan di mana dari total ketersediaan kursi pada keseluruhan periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi untuk periode Oktober sampai dengan Desember, tingkat permintaan penumpang jelang kuartal IV 2022 berkisar di angka 84 persen.

Angka tersebut tentunya akan bergerak dinamis sejalan dengan program restorasi armada yang sedang berlangsung serta demand pasar di periode peak season natal dan tahun baru mendatang. 

Proyeksikan 119 Armada

Melalui pelaksanaan restorasi armada, Garuda Indonesia Group memproyeksikan dapat mengoperasikan sedikitnya 119 armada yang terdiri dari 61 armada yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan 58 armada dari Citilink. 

Langkah akselerasi restorasi armada juga diselaraskan dengan upaya simplifikasi jenis armada yang dioperasikan Garuda Indonesia, di antaranya melalui percepatan pengembalian secara bertahap salah satunya untuk armada Bombardier CRJ-1000 yang diproyeksikan akan berlangsung hingga akhir tahun 2022.  

 

Disclaimer Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya