CEO dan CFO Grup SVB Financial Mengundurkan Diri Awal Pekan Ini

SVB Financial Group, perusahaan pemilik Silicon Valley Bank yang gagal hingga pemerintah AS mengambil alihnya bulan lalu, menyampaikan dua eksekutif puncaknya telah mengundurkan diri.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Apr 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2023, 20:00 WIB
Dua Petinggi Tinggalkan SVB pada Awal Pekan Ini
Gregory Becker, mantan CEO perusahaan, dan Daniel Beck, mantan kepala keuangan SVB, meninggalkan SVB pada awal pekan ini. (Justin Sullivan/Getty Images/AFP )

Liputan6.com, Jakarta - SVB Financial Group, perusahaan pemilik Silicon Valley Bank yang gagal sampai pemerintah AS mengambil alihnya bulan lalu, mengumumkan dua eksekutif puncaknya telah undur diri.

Gregory Becker, mantan CEO perusahaan, dan Daniel Beck, mantan kepala keuangan SVB, meninggalkan perusahaan pada awal pekan ini.

Melansir laman CNN, Minggu (23/4/2023), Beck mengundurkan diri pada Selasa dan Becker mengundurkan diri sebagai anggota dewan dan CEO sehari berikutnya, yakni Rabu.

Kendati begitu, perusahaan meminta dia tetap sebagai konsultan perusahaan sesuai kebutuhan tanpa memungut biaya untuk jasanya. Silicon Valley Bank mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada bulan lalu dan menunjuk firma penasihat bisnis Alvarez & Marsal untuk membantunya melihat melalui restrukturisasi. Nicholas Grossi dari A&M diangkat sebagai CFO interim SVB pada Kamis.

Perusahaan tidak menunjuk CEO sementara tetapi mengatakan Grossi akan menjalankan perusahaan secara efektif, bertugas untuk membalikkan keadaan perusahaan. Ia juga mengatakan akan menunda pertemuan tahunannya tanpa batas waktu, dari yang semula telah dijadwalkan pada 27 April 2023.

Silicon Valley Bank, bank ramah kripto regional yang gagal pada Maret lalu dan memulai krisis perbankan global. Pada saat kebangkrutannya, SVB Financial mengatakan memiliki USD 3,3 miliar utang tanpa jaminan dan USD 3,7 miliar saham yang dapat terhapus dalam restrukturisasi.

 

 

HSBC Rekrut Bankir Baru dari Silicon Valley Bank yang Dilanda Krisis

Nasabah Ramai-ramai Tarik Dana Usai Silicon Valley Bank Bangkrut
Orang-orang berbaris di luar kantor Silicon Valley Bank di Santa Clara, California, Senin (13/3/2023). Perusahaan perbankan ini mengalami krisis pada Jumat (11/3/2023), sehingga terjadi kebangkrutan yang dialami SVB dan salah satunya karena krisis modal. (Justin Sullivan/Getty Images/AFP)

Sebelumnya, Unit HSBC Holdings plc di Amerika Serikat dikabarkan telah merekrut belasan mantan bankir dari Silicon Valley Bank (SVB) ang tengah dilanda krisis. 

Melansir Channel News Asia, Rabu (12/4/2023) HSBC cabang Amerika Serikat USA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perekrutan itu akan membantu bank membangun praktik perbankan khusus, yang berfokus pada melayani perusahaan teknologi dan perawatan kesehatan, serta investor yang mendukung mereka.

HSBC awalnya membentuk tim yang terdiri lebih dari 40 bankir di San Francisco Bay Area, Boston dan New York sebagai bagian dari inisiatif ini, kata bank tersebut.

HSBC merinci, karyawan baru yang direkrut termasuk Sunita Patel, yang akan mengawasi unit investor dan pengembangan bisnis untuk pasar teknologi dan perawatan kesehatan, Katherine Andersen yang akan memimpin ilmu kehidupan dan perawatan kesehatan, dan Melissa Stepanis, yang akan mengawasi bagian teknologi.

Praktik perbankan baru HSBC akan berada dalam bisnis perbankan komersial bank di AS.

Bulan lalu, HSBC mengakuisi cabang Silicon Valley Bank di Inggris dengan harga senilai satu poundsterling, menyelamatkan pemberi pinjaman utama untuk perusahaan rintisan teknologi di Inggris.

Seperti diketahui, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) pada 10 Maret 2023 mengambil alih Silicon Valley Bank setelah deposan bergegas menarik uang mereka di bank. Adapun Signature Bank yang juga ikut kolaps setelah kehilangan lebih dari setengah nilai pasarnya.

Regulator AS bulan lalu memutuskan untuk mendukung kesepakatan pemberi pinjaman regional First Citizens BancShares untuk mengakuisisi Silicon Valley Bank, namun langkah itu dikhawattirkan memicu kerugian sekitar USD 20 miliar.

 

 

Waspada, Krisis Perbankan AS Berpotensi Jadi Resesi Ekonomi

Nasabah Ramai-ramai Tarik Dana Usai Silicon Valley Bank Bangkrut
Seorang penjaga keamanan memantau barisan orang yang mencoba mengambil kembali dana mereka di luar kantor Silicon Valley Bank di Santa Clara, California, Senin (13/3/2023). Silicon Valley Bank (SVB) tengah menjadi sorotan karena mengalami kebangkrutan bank terbesar di Amerika Serikat sejak tahun 2008. ( Justin Sullivan/Getty Images/AFP )

Krisis perbankan yang disebabkan oleh ambruknya Silicon Valley Bank dan Signature Bank telah meningkatkan kemungkinan resesi di Amerika Serikat. Hal itu diungkapkan oleh CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon. 

Mengutip CNN Business, Sabtu (8/4/2023) Dimon mengatakan bahwa sementara sistem perbankan kuat dan sehat, gejolak baru-baru ini di sekitar sistem keuangan mendorong kemungkinan resesi.

"Kami melihat orang-orang mengurangi sedikit pinjaman, mengurangi sedikit, dan menarik sedikit," ungkap Dimon dalam sebuah wawancara eksklusif  dengan CNN.

"Itu adalah (tanda) resesi," sebutnya.

Kenaikan suku bunga Federal Reserve saat ini, ditambah inflasi yang tinggi serta perang Rusia Ukraina menjadi risiko terbesar yang Dimoo lihat untuk perekonomian AS.

Terapi Dimon mengatakan dia masih optimis dengan kekuatan sumber daya manusia di Amerika Serikat.

"Saya pikir kita harus memuji usaha bebas dan kita harus mendorong keuntungansementara kita memperbaiki yang negatif, bukan merendahkan semuanya," ujarnya.

Krisis Perbankan di AS Belum Usai?

cabang Silicon Valley Bank
Tanda cabang Silicon Valley Bank tergambar di gedung perkantoran tempat bank tersebut berlokasi di Frankfurt, Jerman, Senin, 13 Maret 2023. (AP Photo/Michael Probst)

Namun, Dimon belum yakin apakah ekonomi AS sudah berhasil melalui krisis perbankan.

"Saya berharap ini akan selesai, Anda tahu, semoga tidak lama lagi," katanya.

Dimon mengatakan dia tidak bisa memprediksi apakah akan ada bank lain di AS yang akan bangkrut tahun ini, mengatakan bahwa krisis perbankan saat ini berbeda dengan krisis keuangan tahun 2008.

"Kegagalan tidak apa-apa, asal tidak ada efek domino," imbuhnya.

Dimon tetap memperingatkan bahwa bank regional dan konsumen di Amerika harus "bersiap untuk tingkat (bunga) yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Saya tidak tahu apakah itu akan terjadi, tetapi bersiaplah untuk gelombang itu".

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya