Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya, PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI) dan PT Indika Energy Infrastructure (IEI), telah mendirikan perusahaan yang bernama PT Kalista Nusa Armada (KNA) pada 11 Mei 2023.
Sekretaris Perusahaan Indika Energy Adi Pramono mengatakan, Kalista Nusa Armada akan melakukan kegiatan usaha di bidang kendaraan listrik. Selain itu, SMI menjadi pemegang saham pengendali KNA dengan kepemilikan 99,99 persen dan sisanya dipegang oleh IEI.
Baca Juga
"Penyertaan saham SMI dan IEI dalam KNA merupakan kelanjutan langkah Perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha di sektor kendaraan listrik, khususnya di pasar Business – to -Business di Indonesia," kata Adi dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, dikutip Selasa, 16 Mei 2023.
Advertisement
Kalista Nusa Armada akan melakukan kegiatan usaha penyewaan kendaraan listrik roda dua, roda empat atau lebih, perdagangan sepeda motor baru, bekas, suku cadang dan aksesorinya, serta pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik.
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) mengumumkan kinerja perusahaan untuk tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, Indika Energyberhasil membukukan kinerja positif baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.
Melansir laporan keuangan dari keterbukaan bukan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/3/2023), Indika energy berhasil membukukan pendapatan sebesar USD 4,33 miliar atau sekitar Rp 65,43 triliun (kurs Rp 15.094 per USD). Pendapatan itu naik 41,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 3,07 miliar.
Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi USD 2,88 miliar dari USD 2,15 miliar pada 2021. Sehingga perseroan memperoleh laba kotor USD 1,45 miliar, masih naik 58,02 persen dari USD 918,12 jua pada 2021.
Kinerja Keuangan Perseroan
Pada periode tersebut, perseroan uga mencatatkan bagian laba bersih entitas asosiasi sebesar USD 31,17 juta, amortisasi aset tidak berwujud USD 136,07 juta. Lalu beban penjualan, umum, dan administrasi USD 240,73 juta, pendapatan investasi USD 9,3 juta, beban keuangan USD 103,53 juta, beban pajak final USD 8,88 juta, perubahan nilai wajar utang kontinjensi USD 46,27 juta, dan beban lain-lain USD 38,02 juta, dari rincian tersebut, perseroan membukukan laba sebelum pajak sebesar USD 1,01 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar USD 510,78 juta atau sekitar Rp 7,71 triliun. Laba ini naik 706,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 63,32 juta. Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar USD 452,67 juta atau sekitar Rp 6,83 triliun.
Laba ini naik 684,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 57,72 juta. Sehingga laba per saham dasar juga ikut naik menjadi USD 0,0869 dari sebelumnya USD 0,0317.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 turun tipis menjadi USD 3,59 miliar dari USD 3,69 miliar pada akhir 2021. Liabilitas ikut susut menjadi USD 2,25 miliar dari USD 2,81 miliar pada 2021. Sedangkan ekuitas hingga akhir Desember 2022 naik menjadi USD 1,34 miliar dari USD 883,71 miliar pada akhir 2021.
Advertisement
Tebar Dividen 2022
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2022 USD 113,16 juta. Dividen tersebut setara dengan Rp 322,29 per saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Kamis (27/4/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 19 April 2023.
Dividen tunai untuk periode tahun buku 2022 USD 113,16 juta atau setara dengan Rp 322,29 per saham. Adapun, jumlah dividen interim untuk tahun buku 2022 USD 40 juta atau Rp 114,29 per saham.
Selain itu, jumlah dividen yang dibayarkan berdasarkan DPS untuk tahun buku 2022 sebesar USD 73,16 juta atau Rp 208 per saham.
Sementara itu, Indika Energy mencatat laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak USD 452,67 juta hingga Desember 2022, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya USD 882,84 juta serta total ekuitas senilai USD 1,34 miliar.
JadwalCum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 4 Mei 2023
Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 5 Mei 2023
Cum dividen di pasar tunai: 8 Mei 2023
Ex dividen di pasar tunai: 9 Mei 2023
Recording date: 8 Mei 2023
Pembayaran dividen: 17 Mei 2023
Indika Energy Kantongi Kredit Sindikasi Setara Rp 3,85 Triliun untuk Garap Tambang Emas di Sulsel
Sebelumnya, PT Indika energy Tbk (INDY) memperoleh fasilitas kredit senilai USD 250 juta atau setara Rp 3,85 triliun (kurs Rp 15.401,15 per USD).
Pada 2 Maret 2023, perseroan telah menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit (Facility Agreement) bersama dengan para anak perusahaan perseroan, yaitu PT Indika Inti Corpindo, PT Tripatra Multi Energi, PT Tripatra Engineering, PT Tripatra Engineers and Constructors, dan Tripatra (Singapore) Pte. Ltd. sebagai para penanggung awal bersama dengan beberapa bank sebagai pemberi fasilitas kredit.
“Perjanjian Fasilitas ini akan dipergunakan untuk pengembangan dan pembangunan Proyek Awak Mas dari PT Masmindo Dwi Area,” ungkap Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk, Adi Pramono dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (7/3/2023).
Dalam perjanjian tersebut, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank UOB Indonesia (UOB), PT Bank DBS Indonesia (DBS), PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), bertindak secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, sebagai pengatur.
Advertisement
Proyek Perseroan
Kemudian BNI, sebagai Agen, Bank Mandiri sebagai Agen Jaminan, serta Mandiri dan BNI, masing- masing bertindak sebagai Bank Rekening. PT Indika Inti Corpindo, PT Tripatra Multi Energi, PT Tripatra Engineering, PT Tripatra Engineers and Constructors, dan Tripatra (Singapore) Pte. Ltd. adalah anak-anak perusahaan dari Perseroan yang dimiliki oleh Perseroan sebesar 100 persen secara langsung dan tidak langsung.
Selain perjanjian fasilitas, perseroan dan para pihak sebagaimana disebutkan menandatangani perjanjian konfirmasi jaminan dan surat tambahan untuk perjanjian antar kreditur. Perjanjian fasilitas tersebut dijamin secara pari passu berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Indenture untuk surat utang senior 5,875 persen sebesar USD juta dan surat utang senior 8,250 persen sebesar USD 675 juta.
Proyek Awak Mas memiliki perkiraan cadangan ore 1,1 juta ounce dan sumber daya sebesar 2 juta ounce di Sulawesi Selatan (Sulsel). Proyek ini ditemukan pada 1988, dan telah melakukan sekitar 135 km pengeboran yang terdiri dari 1.100 titik bor. Awak mas merupakan perjanjian kontrak karya generasi ke-7 dengan pemerintah Indonesia hingga 2050.