Liputan6.com, Jakarta - PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), emiten pengelola e-commerce Blibli.com menjual 7,23 persen kepemilikan saham PT Polinasi Iddea Investama (PII) atau Halodoc kepada PT Global Investama Andalan (GIA) pada 26 Juni 2023.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (30/6/2023), Blibli.com menjial 312.285 saham PII dengan nilai nominal Rp 3.335 per saham kepada GIA. Jumlah saham yang dijual kepada GIA itu setara 7,23 persen dari modal ditempatkan dan disetor PII. Adapun GIA merupakan pengendali saham perseroan secara langsung sebesar 83,68 persen.
Baca Juga
"Nilai transaksi yang disepakati antara perseroan dan GIA adalah sebesar Rp 538,47 miliar,” demikian mengutip keterbukaan informasi BEI.
Advertisement
Perseroan memiliki investasi dalam bentuk saham preferen pada PII yang merupakan perseroan terbatas yang bergerak di bidang penerbitan piranti lunak sehubungan dengan perdagangan dan jasa dalam bentuk platform digital kesehatan yang dikenal dengan nama Halodoc.
Perseroan menjual saham preferen pada PII kepada Global Investama Andalan yang merupakan pihak terafiliasi perseroan seiring perseroan ingin fokus pada aset-aset inti yang sesuai dengan kegiatan usaha yang dijalankan perseroan saat ini. Hal ini dalam rangka mempercepat pencapaian target-target yang telah ditetapkan oleh perseroan.
Perseroan menyatakan investasi pada saham preferen PII itu bukan termasuk dalam aset inti perseroan sehingga perseroan bermaksud menjual saham preferen tersebut kepada Global Investama Andalan yang merupakan pihak terafiliasi.
Alasan Transaksi
Alasan perseroan melakukan transaksi terafiliasi tersebut lantaran untuk melakukan diversifikasi risiko investasi pada portofolio perseroan dengan cara mengalihkan kepemilikan perseroan pada PII kepada GIA yang merupakan pihak terafiliasi perseroan yang memiliki pengalaman di bidang aktivitas investasi.
“Selain itu transaksi ini akan memberikan manfaat kepada perseroan yaitu perseroan akan memperoleh keuntungan dari pelaksanaan penjualan saham preferen pada PII dan menghasilkan tambahan kas perseroan,” tulis perseroan.
PT Global Digital Niaga Tbk telah menunjuk KJPP Nirboyo sebagai penilai independent untuk menentukan nilai pasar atas 312.285 saham yang mewakili 7,23 persen dari modal ditempatkan dan disetor PII. Dari analis pendapat kewajaran yang NDR lakukan berdasarkan laporan pendapat kewajaran Nomor 00604/2.008/B5/05/0149/VI/2023 pada 26 Juni 2023, NDR berkesimpulan transaksi adalah wajar.
Advertisement
Blibli Rombak Jajaran Pengurus
Sebelumnya, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau disebut Blibli mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham atas usulan pengangkatan Ronald Winardi sebagai anggota direksi baru.
Ronald merupakan sosok yang sudah familiar dengan bisnis Blibli dengan rekam jejaknya sebagai manajemen senior di dalam ekosistem Blibli Tiket.
Dalam susunan Direksi Perseroan yang baru, Ronald dipercaya mengemban tugas dan tanggung jawab di bidang keuangan sebagai Chief Financial Officer.
Sedangkan Direktur yang sebelumnya menjabat posisi tersebut Hendry, salah satu Co-Founder Global Digital Niaga, kini diamanatkan menjadi Chief Commercial Officer untuk memimpin dan memperkuat bidang komersial usaha perseroan.
"Dengan adanya penugasan baru kepada Direksi saat ini maupun Direksi yang baru, Blibli dipercaya akan semakin fokus untuk mendorong kinerja usahanya demi tercapainya bisnis yang berkelanjutan,” kata CEO & Co-Founder Blibli Kusumo Martanto dalam keterangan resminya, Senin (19/6/2023).
Menyusul penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
Susunan Komisaris
Martin Basuki Hartono : Komisaris Utama
Honky Harjo : Wakil Komisaris Utama
Raden Pardede : Komisaris Independen
Kusmayanto Kadiman : Komisaris Independen
Susunan Direksi
Kusumo Martanto : Direktur Utama
Hendry : Direktur
Lisa Widodo : Direktur
Eric Alamsjah Winarta : Direktur
Andy Untono : Direktur
Ronald Winardi : Direktur
Sementara itu, pada penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB, perseroan mendapatkan persetujuan dari pemegang saham independen untuk pembentukan Program Kepemilikan Saham Manajemen dan Karyawan (Management and Employee Stock Option Program/MESOP) melalui mekanisme Penambahan Modal
Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 4.000.000.000 lembar saham baru atau sebesar 3,38 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
“Selain sebagai insentif terhadap peserta program yang telah berkontribusi terhadap pertumbuhan perseroan selama ini, rencana penerbitan dan pembentukan program MESOP ini tentunya diharapkan dapat meningkatkan loyalitas, motivasi kerja sekaligus rasa memiliki dari masing-masing peserta program, yang pada akhirnya menciptakan keselarasan antara kepentingan peserta program juga perseroan," ujar Kusumo Martanto.
Kinerja Kuartal I 2023
Sebelumnya, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli mengumumkan kinerja perseroan untuk periode tiga bulan pertama tahun ini yang berakhir pada 31 Maret 2023. Pada periode tersebut, Blibli berhasil menekan angka kerugian dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Melansir laporan keuangan perseroan, Blibli membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 878,18 miliar pada kuartal I 2023. Raihan itu mengalami perbaikan atau tumbuh positif 17,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan membukukan rugi Rp 1,07 triliun.
"Meskipun tidak kebal terhadap iklim pasar di mana bisnis kami beroperasi, kami memulai tahun 2023 dengan optimisme untuk dapat mengatasi semua tantangan di depan dan memiliki keyakinan penuh dalam mencapai pertumbuhan yang lebih baik secara berkelanjutan, dan pada akhirnya membawa kami lebih dekat ke profitabilitas," kata CEO & Co-Founder PT Global Digital Niaga Tbk, Kusumo Martanto dalam keterangan resmi, Sabtu (29/4/2023).
Berkurangnya kerugian perseroan itu sejalan dengan pendapatan pada kuartal I 2023 yang tumbuh 20,88 persen. Yakni menjadi Rp 3,83 triliun dibandingkan kuartal I tahun lalu sebesar Rp 3,17 triliun.
Pendapatan perseroan pada kuartal I 2023 didorong oleh pertumbuhan pada segmen Ritel 3P, yang diuntungkan dari kinerja yang kuat pada kategori gaya hidup yang didukung dari pemulihan bisnis perjalanan daring yang kuat setelah pembukaan kembali pembatasan akibat pandemi di Indonesia yang baru dimulai sejak kuartal kedua 2022. Dibarengi dengan peningkatan kinerja pada kategori produk digital dan lainnya.
Advertisement
TPV Meningkat
Pada periode ini, perseroan mencatatkan pertumbuhan Total Processing Value (TPV) yang kuat sebesar 78 persen dari Rp 10,05 triliun pada kuartal I 2022 menjadi Rp 17,92 triliun pada kuartal I 2023, didorong oleh peningkatan kinerja di sebagian besar segmen bisnis, terutamanya dengan pemulihan yang kuat dari bisnis perjalanan daring di Indonesia serta peningkatan permintaan dari kategori produk digital dan lainnya.
Keduanya berdampak positif pada TPV Ritel 3P, yang bertumbuh sebesar 136 persen pada kuartal I 2023.
"Tren positif dari kinerja keuangan kami pada tahun 2022 terus berlanjut hingga kuartal pertama tahun ini didukung oleh pertumbuhan TPV yang solid di sebagian besar segmen bisnis kami, terutamanya di bisnis Ritel 3P yang menikmati pulihnya industri perjalanan daring di Indonesia," ujar CFO & Co-Founder PT Global Digital Niaga Tbk, Hendry.
Pada kuartal I 2023, struktur biaya tercatat lebih baik di mana persentase beban operasional konsolidasi terhadap TPV menurun dari 13,4 persen pada kuartal I 2022 menjadi 8,1 persen pada kuartal I 2023. Sehingga mendorong peningkatan kinerja persentase EBITDA konsolidasi terhadap TPV sebesar 510 bps yoy, dari -9,7 persen pada kuartal I 2022 menjadi -4,6 persen pada kuartal I 2023.
"Sementara itu, posisi kas kami bersama dengan fasilitas kredit yang tersedia cukup, sehingga memungkinkan kami menjalankan seluruh strategi bisnis untuk bertumbuh secara berkelanjutan dan memperkuat jalur kami menuju profitabilitas,” imbuh Hendry.
Aset perseroan sampai dengan 31 Maret 2023 tercatat sebesar Rp 13,88 triliun, turun dibandingkan posisi lahir tahun lalu sebesar Rp 14,08 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp 4,28 triliun dari Rp 3,59 triliun pada akhir tahun lalu. sementara ekuitas hingga 31 Maret 2023 susut menjadi Rp 9,6 triliun dari Rp 10,48 triliun per Desember 2022.