Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) meyakini kinerja keuangan bakal kembali pulih dalam tiga tahun mendatang usai melakukan restrukturisasi.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Beton Precast Asep Mudzakir menuturkan, pemulihan perusahaan ini tidak terlepas dari momen pembangunan infrastruktur dalam jangka panjang. Alhasil, pemulihan tersebut tidak akan bisa selesai dalam waktu satu atau dua tahun ke depan.
Baca Juga
"Kami melihat proses ini perlu waktu sehingga tidak akan bisa selesai 1-2 tahun ke depan," ujar dia dalam media gathering, Selasa (8/8/2023).
Advertisement
Dia bilang, tahun depan sudah masuk tahun pemilihan umum (pemilu), dalam periode tersebut biasanya kontrak baru cenderung jangka pendek dan nilainya kecil-kecil.
Menurut ia, WSBP kemungkinan perlu waktu di atas tiga tahun untuk pulih secara normal. Dengan catatan, WSBP memenuhi tata kelola usaha yang baik.
Dalam rangka mencapai fundamental perusahaan yang baik, WSBP berupaya untuk memperbaiki sisi pendapatan, perolehan kontrak dan likuiditas.
Di samping itu, WSBP mencatatkan pendapatan sampai dengan Rp 2 triliun pada 20222. Angka tersebut naik dibandingkan 2021 dan menghasilkan keuntungan alias mencatatkan cash flow positif.
"Laporan keuangan yang positif ini yang coba kami jaga ke depannya. Supaya WSBP dari sisi performance bisa dipandang baik dan juga dari sisi prospek bisnisnya bisa dianggap baik," kata dia.
Ia pun optimistis Waskita Beton Precast memiliki prospek yang cerah pada masa mendatang. "Kami rasa harusnya untuk proses perbaikan dalam jangka panjang masih cukup prospektif untuk WSBP," imbuhnya.
Waskita Beton Precast Kantongi Pendapatan Rp 641,68 Miliar
Sebelumnya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mengumumkan kinerja paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 641,68 miliar. Raihan itu susut 13,73 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 743,79 miliar.
Direktur Keuangan dan Risk Management Waskita Beton, Asep Mudzakir merincikan, pendapatan anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) ini didukung oleh tiga lini bisnis perusahaan, yaitu beton pracetak sebesar 31 persen, segmen readymix sebesar 48 persen, dan jasa konstruksi sebesar 21 persen.
“Segmen readymix ini mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 91 persen dibanding periode yang sama di tahun 2022,” ujar Asep dalam keterangan resmi, Selasa (1/8/2023).
Pada periode ini, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp 545,04 miliar dibanding semester I tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 639,31 miliar.
Meski begitu, perseroan hanya mampu mengantongi laba bruto Rp 96,64 miliar, turun 7,51 persen dibanding semester I 2022 sebesar RP 104,48 miliar.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Selasa (1/8/2023), perseroan membukukan beban penjualan Rp 39,82 miliar, beban umum dan administrasi Rp 332,42 miliar, dan beban non contributing plant Rp 116,35 miliar.
Bersamaan dengan itu, pada paruh pertama 2023 perseroan membukukan beban pajak penghasilan final sebesar Rp 804,84 juta, kerugian selisih kurs Rp 85,45 juta. Sementara perseroan juga membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 1,34 miliar dan pendapatan lainnya Rp 326,43 miliar.
Setelah dikurangi beban keuangan dan pajak, perseroan membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp 263,76 miliar. Kondisi ini berbalik dibandingkan posisi semester I tahun lalu, di mana perseroan masih mengantongi laba Rp 1,43 triliun.
Advertisement
Aset Perseroan
Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat sebesar Rp 5,37 triliun, turun dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 5,96 triliun.
Liabilitas ikut turun menjadi Rp 7,72 triliun dari Rp 8,07 triliun pada Desember 2022. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat Rp (2,37 triliun) dibandingkan Rp (2,1 triliun) pada akhir tahun lalu.
“Tahun 2023 adalah periode krusial bagi WSBP untuk kembali meningkatkan kinerja keuangan perusahaan pasca restrukturisasi. Kami juga berkomitmen untuk meraih kontrak proyek yang memiliki fundamental keuangan yang sehat,” jelas Asep.
Kontrak Baru
Optimisme tersebut telah dibuktikan oleh Perseroan pada capaian kinerja kontrak baru WSBP sampai dengan Juni 2023 yaitu sebesar Rp 975 miliar atau naik 46 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2022.
Dalam jangka pendek, WSBP memiliki potensi pasar untuk menyuplai produk precast dan readymix ke proyek-proyek pemerintah dan ekspansi ke proyek Non Waskita Grup.
“Sementara untuk 3–5 tahun ke depan ada potensi pasar dari pembangunan ibu kota negara baru (IKN) dan juga proyek- proyek yang berasal dari non Waskita group,” sambung Asep.
WSBP juga meningkatkan daya saing pada pasar potensial khususnya dengan skema kerja sama dengan grup BUMN dan Swasta, potensi pengembangan mobile plant pada project-based plant serta memiliki unit dengan biaya produksi yang lebih kompetitif, dan meningkatkan agilitas dan daya saing dengan meningkatkan digitalisasi di proses bisnis. Menurut Asep, upaya ekspansi pasar WSBP dilaksanakan beriringan dengan penyempurnaan proses bisnis yang berkelanjutan.
“Kami akan terus melanjutkan program transformasi bisnis dengan tiga pilar utama yaitu, Operational Excellence, Business Nourishment dan Technology and Digitalization. Kami yakin program tersebut akan dapat meningkatkan daya saing WSBP,” ujar Asep.
Advertisement