Wall Street Beragam, Indeks Nasdaq Lesu Imbas Koreksi Saham Meta hingga Amazon

Wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 18 Agustus 2023. Indeks Nasdaq alami koreksi seiring tekanan saham teknologi berlanjut. Selama sepekan, tiga indeks acuan kompak lesu.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Agu 2023, 06:57 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2023, 06:56 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 18 Agustus 2023. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 18 Agustus 2023. Selama sepekan, wall street cenderung melemah.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (19/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 25,83 poin atau 0,07 persen ke posisi 34.500,66. Indeks S&P 500 melemah 0,01 persen ke posisi 4.369,71. Indeks Nasdaq tergelincir 0,2 persen ke posisi 13.290,78.

Di sisi lain, saham Keysight Technologies merosot hampir 14 persen seiring laporan laba yang mengecewakan. Saham Deer dan Estee Lauder juga masing-masing turun 5,3 persen dan 3,3 persen setelah mengumumkan laba.Sementara itu, saham Meta, Amazon, Microsoft, dan Alfabet melanjutkan koreksi selama sepekan.

Selama sepekan, indeks Dow Jones merosot 2,2 persen, dan merupakan yang terburuk sejak Maret. Sementara itu, indeks S&P 500 tergelincir 2,1 persen dan mencatatkan penurunan dalam tiga minggu berturut-turut, rekor yang belum pernah terjadi sejak Februari.

Indeks Nasdaq susut 2,6 persen, dan anjlok selama tiga minggu berturut-turut dan merupakan yang pertama sejak Desember.

“Saya merasa pasar memikirkan kembali optimisme mereka pada Juli, di mana kami memiliki narasi soft landing,” ujar Senior Portfolio Strategist Global X ETF’S, Michelle Cluver.

Cluver menambahkan, saat ini masih melihat pertumbuhan ekonomi, tetapi ada tanda tanya yang muncul tentang seberapa besar tingkat suku bunga lebih tinggi yang harus dilakukan. “Dengan demikian narasi bulan ini adalah imbal hasil dengan durasi lebih lama,” ujar dia.


Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS

Ilustrasi Obligasi
Ilustrasi Obligasi (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik ke level tertinggi sejak Oktober 2022. Imbal hasil obligasi naik terjadi sehari setelah rilis risalah pertemuan the Fed yang menyarankan kenaikan suku bunga lebih lanjut dapat dilakukan karena kekhawatiran inflasi tetap ada.

Namun, imbal hasil turun dari posisi tertingginya pada Jumat pekan ini dengan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun lima basis poin menjadi 4,25 persen.

Investor juga kembali ke obligasi bertenor jangka pendek seiring kenaikan suku bunga. The iShares bertenor 3 bulan telah menarik lebih dari USD 500 juta dalam seminggu terakhir, berdasarkan FactSet. Sedangkan the iShares bertenor 20 tahun turun tajam bulan dengan investor melakukan aksi jual USD 1,8 miliar pada Agustus.

Selain itu, investor memiliki perkembangan penting pada pekan depan termasuk komentar dari Ketua the Federal Reserve Jerome Powell di symposium tahunan Jackson Hole annual symposium. Pelaku pasar juga akan awasi laporan keuangan produsen chip Nvidia.


Kinerja Keuangan Perusahaan

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Terkait kinerja keuangan Perusahaan, analis Barcyals Venu Krishna mencatat kualitas musim laporan kuartal ini rendah dan lambat.

“Meski ada kejutan kuat terhadap perkiraan konsensus, kualitas laba kuartal II 2023 tetap di bawah standar. Setelah dua kuartal berturut-turut kualitas laba di bawah standar, kuartal II 2023 terlihat peningkatan revisi lanjutan tiga bulan kejutan earning per share (EPS),” ujar dia.

Ia menambahkan, pertumbuhan year on year (YoY) tetap negatif meski YoY relatif lebih mudah dibandingkan kuartal I 2023 membuat indikator kualitas laba masih lemah secara material.

“Kami pikir ini menggarisbawahi risiko yang masih dimasukkan ke dalam perkirana konsensus EPS ke depan karena margin terus bergulir dari puncaknya, inflasi tetap kaku dan indikator utama menunjukkan lebih banyak ketidakpastian makro ke depan,” ujar dia.


Penutupan Wall Street pada 17 Agustus 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Kamis, 17 Agustus 2023. Wall street lesu seiring investor mencerna laporan laba perusahaan dan data ekonomi. Sentimen itu juga membuat imbal hasil obligasi menguat.

Dikutip dari CNBC, Jumat (18/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 290,91 poin atau 0,84 persen ke posisi 34.474,83. Koreksi tersebut membuat indeks saham Dow Jones ditutup di bawah rata-rata pergerakan 50 harian moving average (MA) sejak 1 Juni. Hal ini sebagai tanda peringatan potensi tren turun.

Sementara itu, indeks S&P 500 tergelincir 0,77 persen ke posisi 4.370,36. Indeks Nasdaq melemah 1,17 persen ke posisi 13.316,93.

Imbal hasil treasury atau obligasi Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun mencapai titik tertinggi sejak Oktober 2022 pada perdagangan Kamis pekan ini. Imbal hasil terus menguat setelah risalah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang dirilis Rabu pekan ini. Hal ini menunjukkan bank sentral AS tetap khawatir tentang risiko terbalik terhadap inflasi.

Saham Walmart turun lebih dari 2 persen setelah melaporkan laba dan pendapatan pada kuartal II. Perusahaan juga meningkatkan pedoman setahun penuh dan menekankan kekuatan dalam penjualan grosir dan online.

Saham perusahaan jaringan komputer Cisco Systems susut lebih dari 3 persen pada laporan laba kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.

Saham di wall street telah merosot sepanjang Agustus. Bahkan rata-rata kinerja mingguan alami koreksi dan berada di wilayah negatif untuk Agustus. Indeks pasar saham turun lebih dari 4 persen pada Agustus 2023.

“Kami merasa setelah reli yang kuat pada semester I, dan bahkan berlanjut hingga Juli, bahwa diperlukan kehati-hatian,” ujar Commonwealth Financial Network Portfolio Manager Chris Fasciano, seperti dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, apa yang terjadi saat ini tidak terduga. “Sedikit kemunduran pada akhirnya bisa menjadi hal yang sehat untuk pasar secara umum,” kata dia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya