10 Perusahaan Aset Jumbo Antre IPO di BEI

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 25 Nov 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2023, 18:00 WIB
10 Perusahaan Aset Jumbo Antre IPO di BEI
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Adapun hingga 24 November 2023, terdapat 77 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 77 emiten itu mencapai Rp 53,84 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. 

"Hingga saat ini, terdapat 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Jumat (24/11/2023). 

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 10 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 15 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, dan satu perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. 

Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

  • 3 Perusahaan dari sektor basic materials
  • 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
  • 2 Perusahaan dari sektor energy
  • 0 Perusahaan dari sektor financials
  • 1 Perusahaan dari sektor healthcare
  • 4 Perusahaan dari sektor industrials
  • 3 Perusahaan dari sektor infrastructures
  • 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate
  • 2 Perusahaan dari sektor technology
  • 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

BEI Bidik Transaksi Harian Tembus Rp 12,25 Triliun pada 2024

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menetapkan sejumlah target untuk pasar modal pada 2024 yaitu terkait jumlah investor baru, Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH), dan pencatatan efek.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengungkapkan target rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada 2024 sebesar Rp 12,25 triliun. Target ini lebih besar dari target pada 2023 sebesar Rp 10,75 triliun, tetapi baru terealisasi hingga Rp 10,5 triliun.

“Dari sisi RNTH ada kenaikan target menjadi Rp 12,25 triliun dari tahun sebelumnya. Ini menunjukkan adanya optimisme,” kata Iman dalam acara Media Gathering BEI 2023 di Balikpapan, 17 November 2023. 

Selain itu, BEI memiliki target penambahan jumlah investor baru pasar modal sebesar 2 juta investor pada 2024.  Target ini lebih rendah dibandingkan pada 2023 yaitu 2,5 juta investor baru. Sedangkan target terealisasi pada 2023 baru menyentuh 1,6 juta. 

Dari segi pencatatan efek, Iman menuturkan BEI memiliki target 230 pencatatan efek pada 2024. Ini lebih tinggi dari target 2023 yang hanya 200 pencatatan efek, tetapi telah terealisasi sebanyak 311 efek per 15 November 2023.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Administrasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Imelda Sebayang mengungkapkan jumlah Single Investor Identification (SID) pasar modal mencapai 11,96 juta SID per 15 November 2023. 

Ini merupakan pertumbuhan 16 persen dibandingkan Desember 2022 yang hanya mencapai 10,41 juta investor. Selain itu, Imelda menjelaskan untuk investor saham dan surat berharga lainnya 5,14 juta atau tumbuh 15,95 persen secara Year to Date (ytd). 

“Sedangkan untuk investor reksa dana di Indonesia menyentuh 11,21 juta investor atau bertumbuh 16,73 persen ytd dan investor SBN menyentuh 985.472 atau tumbuh sekitar 18,52 persen,” pungkas Imelda.

 

BEI Bidik 2 Juta Investor Baru Pasar Modal pada 2024

IHSG Ditutup Melemah ke Level 6.679
Pekerja tengah melintas di bawah layar Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Selasa (16/5/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengungkapkan BEI memiliki target penambahan jumlah investor baru pasar modal sebesar 2 juta investor pada 2024. 

Target ini lebih rendah dibandingkan pada 2023 yaitu 2,5 juta investor baru. Sedangkan target terealisasi pada 2023 baru menyentuh 1,6 juta. 

Dari segi pencatatan efek, Iman menuturkan BEI memiliki target 230 pencatatan efek pada 2024. Ini lebih tinggi dari target 2023 yang hanya 200 pencatatan efek, tetapi telah terealisasi sebanyak 311 efek per 15 November 2023.

"Untuk Rata rata nilai transaksi harian (RNTH) kita punya target 12,25 triliun pada 2024,” kata Iman dalam acara Media Gathering BEI 2023 di Balikpapan, 17 November 2023. 

Direktur Keuangan dan Administrasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Imelda Sebayang mengungkapkan jumlah Single Investor Identification (SID) pasar modal mencapai 11,96 juta SID per 15 November 2023. 

Ini merupakan pertumbuhan 16 persen dibandingkan Desember 2022 yang hanya mencapai 10,41 juta investor. Selain itu, Imelda menjelaskan untuk investor saham dan surat berharga lainnya 5,14 juta atau tumbuh 15,95 persen secara Year to Date (ytd). 

"Sedangkan untuk investor reksa dana di Indonesia menyentuh 11,21 juta investor atau bertumbuh 16,73 persen ytd dan investor SBN menyentuh 985.472 atau tumbuh sekitar 18,52 persen,” ungkap Imelda 

Sedangkan untuk pertumbuhan aset Imelda menjelaskan nilai aset di C-Best sentuh RP 7.857 triliun atau bertumbuh 16,97 persen dengan jumlah efek C-Best yang bertambah menjadi 2.806 efek. 

Adapun untuk aset reksa dana, Asset Under Management (AUM) alami penurunan 1,13 persen ytd menjadi Rp 788 triliun. Jumlah produk S Invest juga mengalami penurunan sebesar 5,72 persen menjadi 2.276. 

 

BEI Catat Rekor IPO pada 2023

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 77 emiten yang melantai di pasar modal melalui skema penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, alasan tahun ini menjadi IPO terbanyak karena sejumlah perusahaan yang ingin mencatatkan sahamnya tahun lalu bergeser pada tahun ini. Selain itu, ada juga perusahaan yang berencana IPO tahun depan beralih ke tahun ini. 

Berdasarkan analisis BEI, momentum pemilihan umum (pemilu) 2024 menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah IPO tahun ini. 

"Menurut saya yang tahun lalu geser ke tahun ini, yang tahun depan geser ke tahun ini akhirnya pipeline jadi besar," kata Iman saat ditemui di Jakarta, Senin (13/11/2023). 

Meski demikian, Iman mengaku hingga akhir tahun ini jumlah perusahaan IPO tidak akan mencapai 100 emiten. Sebab, bisa saja perusahaan yang antre di pipeline ingin melangsungkan prosesi IPO pada 2024. 

Sedangkan, untuk IPO, BEI menargetkan ada 62 perusahaan yang bakal mencatatkan saham di bursa pada tahun depan. 

"Tahun lalu gede-gede (penggalangan dananya) sekarang belum ada yang besar, kami terus saja kerja sama," kata Iman. 

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya