Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 21 Desember 2023. Indeks S&P 500 pulih dari kinerja terburuknya sejak September seiring berlanjutnya reli akhir tahun.
Dikutip dari CNBC, Jumat (22/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 322,35 poin atau 0,87 persen ke posisi 37.404,35. Indeks Nasdaq bertambah 1,26 persen menjadi 14.963,87. Indeks S&P 500 naik 1,03 persen menjadi 4.746,75.
Baca Juga
Kenaikan indeks S&P 500 seiring lebih dari 450 saham dalam indeks menguat. Saham Micron Technology mencatat kinerja terbaik, dengan menguat 8,6 persen setelah produsen chip memori tersebut melampaui harapan kinerja kuartalan. Selain itu, Perseroan juga memberikan panduan kuartalan saat ini yang melampaui perkiraan.
Advertisement
Saham chip menguat dengan saham Intel dan Advanced Micro Devices masing-masing menguat 2,9 persen dan 3,3 persen.
Saham Salesforce termasuk di antara saham-saham yang mencatat penguatan terbesar di indeks Dow Jones. Saham Salesforce bertambah 2,7 persen menyusul kenaikan peringkat dari Morgan Stanley.
Wall street melemah pada perdagangan Rabu pekan ini saat investor merealisasikan keuntungan setelah kenaikan baru-baru ini. Pada perdagangan Rabu pekan ini, indeks Dow Jones dan indeks Nasdaq mencatatkan kinerja perdagangan terburuk sejak Oktober. Indeks tersebut masing-masing menghentikan rekor kemenangan beruntun selama sembilan hari.
Sementara itu, indeks S&P 500 mencatat kinerja terburuk sejak September 2023. "Pasar saham berubah dari naik menjadi turun dengan cukup cepat. Jadi, menurut saya ini adalah koreksi teknikal setelah periode waktu yang sangat lama,” tutur dia.
Dari penutupan terendah pada akhir Oktober hingga Kamis pekan ini, indeks Dow Jones dan S&P 500 melonjak lebih dari 15 persen. Indeks Nasdaq bertambah lebih dari 18 persen dibandingkan periode yang sama.
Potensi Reli Santa Klaus
Di sisi lain, wall street akan melihat apakah terjadi reli Santa Klaus yang mengacu pada kenaikan yang terjadi pada lima hari perdagangan terakhir pada 2023 dan dua hari pertama tahun baru akan terwujud pada musim liburan ini. Tahun ini, musim tersebut dimulai Jumat hingga 3 Januari 2023.
Menurut editor Stock Trader’s Almanac Jeff Hirsch, sejak 1969, indeks S&P 500 rata-rata naik 1,3 persen selama periode ini. Namun, editor mencatat kegagalan reli santa Klaus terwujud secara historis merupakan pertanda kinerja saham yang buruk.
“Kegagalan mengadakan reli Santa Klaus cenderung mendahului pasar bearish atau saat ketika saham dapat dibeli dengan harga lebih rendah pada akhir tahun,” ujar dia.
“Penurunan SCR diikuti oleh (kinerja saham-red) mendatar pada 1994,2005,2015. Dua pasar bearish yang buruk pada 2000 dan 2008, dan penurunan ringan yang berakhir pada Februari 2016,” ia menambahkan.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 20 Desember 2023
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan saham Rabu, 20 Desember 2023. Hal ini seiring investor merealisasikan keuntungan setelah pasar mengalami tren menguat.
Di sisi lain, FedEx menyeret indeks saham S&P 500 ke zona merah. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 475,92 poin atau 1,27 persen ke posisi 37.082. Indeks Nasdaq terpangkas 1,5 persen ke posisi 14.777,94. Dua indeks saham acuan itu mengakhiri kenaikan selama sembilan hari dan mengalami kinerja terburuk sejak Oktober. Demikian mengutip dari laman CNBC, Kamis (21/12/2023).
Indeks S&P 500 merosot 1,47 persen ke posisi 4.698,35, menandai kinerja terburuk sejak September. “Pasar menjadi jenuh beli, dan koreksi seperti ini wajar mengingat kondisi seperti itu. Jadi ini lebih bersifat teknikal dari pada fundamental,” ujar Senior Portfolio Manager Globalt Investments, Keith Buchanan, seperti dikutip dari CNBC.
Sementara itu, saham FedEx mencatat beban terbesar di indeks S&P 500. Saham FedEx merosot 12 persen. Raksasa pengiriman paket ini mengeluarkan prospek pendapatan yang mengecewakan untuk tahun fiskal ini, dan melaporkan hasil fiskal kuartal kedua yang jauh dari harapan baik kinerja pendapatan dan laba.
Saham induk usaha Google, Alphabet termasuk di antara yang mencatat kinerja terbaik di indeks S&P 500, mencapai level tertinggi baru dalam 52 minggu selama sesi tersebut. Saham Alphabet naik 1,2 persen.
Koreksi ini terjadi setelah sesi yang kuat pada perdagangan saham Selasa pekan ini saat indeks Dow Jones dan Nasdaq mencatat kenaikan sembilan hari berturut-turut. Sejak penutupan terendah pada 27 Oktober hingga Selasa pekan ini, indeks Dow Jones menguat 15,9 persen. Indeks S&P 500 melambung 15,8 persen dan indeks Nasdaq bertambah 19,1 persen sejak penutupan pada level terendah terbarunya pada 26 Oktober.
Kinerja Indeks Saham Acuan
Rata-rata tiga indeks saham acuan tersebut berada pada jalur menuju kenaikan pada Desember dan 2023 karena investor menantikan usulan penurunan suku bunga dari the Federal Reserve (the Fed) pada tahun baru.
Indeks S&P 500 menguat 2,9 persen pada Desember 2023 dan 22 persen sepanjang 2023. Indeks Dow Jones naik 3,2 persen pada Desember 2023, dan 11,9 persen pada 2023. Indeks Nasdaq bertambah 3,9 persen dalam sebulan dan 41 persen pada 2023, dan menempatkannya pada tahun terbaiknya sejak 2020.
Sementara itu, Morgan Stanley mengatakan, inflasi berikutnya mungkin akan sulit. The Federal Reserve (the Fed) mungkin tidak akan memulai memangkas suku bungga.
“Kami pikir akan memakan waktu hingga Juni bagi the Fed untuk mendapatkan bukti yang jelas dan meyakinkan kalau inflasi akan kembali ke target 2 persen, dan oleh karena itu, mulai menurunkan suku bunganya,” ujar Ekonom Morgan Stanley Ellen Zentner.
Hal ini bisa menjadi berita buruk bagi saham-saham yang telah menguat pada Desember 2023 sehingga mengakhiri kinerja yang kuat pada 2023. Selain itu, investor semakin optimistis terhadap potensi bank sentral menurunkan suku bunga mulai Maret 2023.
Advertisement