Liputan6.com, Jakarta - Saat investasi ada sejumlah istilah yang mungkin masih terasa asing terutama bagi investor pemula. Salah satunya asset class atau kelas aset. Lalu apa itu kelas aset?
Mengutip laman Investopedia, ditulis Minggu (14/1/2024), kelas aset adalah pengelompokan investasi yang menunjukkan karakteristik serupa dan tunduk sesuai undang-undang dan peraturan yang sama. Kelas aset itu misalkan kelas aset umum termasuk saham, pendapatan tetap, komoditas dan real estate.
Baca Juga
Ada tiga kelas aset utama antara lain saham, pendapatan tetap (obligasi), dan setara kas atau instrument pasar uang. Kelas aset tersebut pun yang populer. Saat ini, sebagian besar profesional investasi memasukkan real estate, komoditas, kontrak berjangka, derivative keuangan lainnya, dan bahkan kripto dalam campuran kelas aset.
Advertisement
Aset investasi ini mencakup instrument berwujud dan tidak berwujud yang dibeli dan dijual oleh investor untuk tujuan menghasilkan penghasilan tambahan baik dalam jangka pendek dan panjang.
Konsultan keuangan memandang sarana investasi sebagai kategori kelas aset yang digunakan untuk tujuan diversifikasi. Setiap kelas aset diharapkan mencerminkan karakteristik risiko dan pengembalian investasi yang berbeda dan memiliki kinerja yang berbeda dalam lingkungan pasar tertentu.
Investor yang tertarik untuk memaksimalkan keuntungan sering kali melakukannya dengan kurangi risiko portofolio melalui diversifikasi kelas aset. Konsultan keuangan akan membantu investor diversifikasi portofolionya dengan menggabungkan aset dari kelas aset berbeda yang memiliki aliran arus kas dan tingkat risiko berbeda.
Berikut tipe kelas aset yang paling umum:
1.Kas dan setara kas
Kas dan setara kas merupakan dana tunai dan surat berharga. Jenis investasi ini dianggap berisiko sangat rendah. Namun, tingkat pengembaliannya juga lebih rendah dibandingkan kelas aset lainnya.
Â
2.Pendapatan Tetap
Pendapatan tetap seperti Anda meminjamkan uang kepada entitas sebagai imbalannya, mereka membayar Anda sejumlah dana yang tetap hingga tanggal jatuh tempo. Ini berarti tanggal ketika uang yang awalnya Anda investasikan dibayarkan kembali kepada Anda.
Obligasi pemerintah dan korporasi adalah jenis produk pendapatan tetap yang paling umum. Pemerintah dan perusahaan akan membayar investor bunga selama masa pinjaman dengan tingkat bunga bervariasi tergantung pada inflasi dan risiko yang dirasakan.
Risiko negara-negara tertentu gagal membayar obligasi sangat kecil, sehingga membayar lebih sedikit. Sebaliknya, beberapa perusahaan berisiko bangkrut dan perlu membayar lebih banyak kepada investor untuk meyakinkan agar investor berinvestasi.
3. Saham
Saat seseorang berbicara mengenai saham, biasanya bicara tentang kepemilikan saham di suatu perusahaan. Agar perusahaan dapat berkembang dan mencapai tujuannya, langkah menjual sebagian kepemilikan saham sehingga mendapatkan dana segar dari pasar modal menjadi pertimbangan.
Selain itu, lewat investasi saham ini, investor mendapatkan keuntungan dari pembayaran dividen dan pergerakan harga saham yang berpotensi lebih tinggi. Namun, pasar modal dapat bergejolak. Harga saham juga dapat berfluktuasi. Ini juga dapat menjadi risiko investasi di saham.
Â
Advertisement
4.Komoditas
Komoditas menjadi salah satu kebutuhan pokok yang dapat diubah menjadi barang dan jasa lainnya. Contohnya termasuk logam, sumber daya energi dan barang pertanian.
Komoditas sangat penting bagi ekonomi, dan dalam beberapa kasus dipandang sebagai lindung nilai yang baik terhadap inflasi. Keuntungannya didasarkan pada dinamika penawaran dan permintaan bukan profitabilitas.
Banyak investor investasi secara tidak langsung pada komoditas dengan membeli saham perusahaan yang memproduksinya. Namun, ada juga pasar yang sangat besar untuk investasi secara langsung baik membeli komoditas fisik dengan tujuan menjualnya untuk mendapatkan keuntungan atau investasi di kontrak berjangka.
Â