Bursa Saham Asia Melesat Usai Inflasi Jepang Sentuh Level Terendah Sejak Juni 2022

Bursa saham Asia Pasifik melesat menjelang akhir pekan, Jumat, 19 Januari 2024. Investor mencerna data inflasi Jepang.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Jan 2024, 08:31 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2024, 08:31 WIB
Bursa Saham Asia Melesat Usai Inflasi Jepang Sentuh Level Terendah Sejak Juni 2022
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat (19/1/2024).(AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat (19/1/2024). Penguatan bursa saham Asia Pasifik terjadi di tengah investor menilai rilis inflasi Jepang pada Desember, data penting terakhir sebelum pertemuan kebijakan moneter pertama Bank of Japan.

Dikutip dari CNBC, Jepang, negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia ini mencatat inflasi mencapai level terendah sejak Juni 2022, turun menjadi 2,6 persen dari 2,8 persen pada November.

Tingkat inflasi inti Jepang yang tidak mencakup harga makanan segar juga turun menjadi 2,3 persen dari November sebesar 2,5 persen, sejalan dengan ekspektasi ekonom yang disurvei Reuters.

 

Tingkat inflasi yang tidak mencakup harga makanan segar dan energi diawasi ketat oleh Bank of Japan, mencapai 3,7 persen, sedikit lebih rendah dari 3,8 persen yang terlihat pada November.

Bank of Japan memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari pada 22 Januari 2024, dan akan mengumumkan keputusan pada hari berikutnya.

Indeks Nikkei 225 di Jepang melesat setelah alami koreksi dalam dua hari berturut-turut naik 1,4 persen, sedangkan indeks Topix bertambah 0,98 persen.

Indeks Kospi di Korea Selatan menguat 1,14 persen dan indeks Kosdaq menanjak 1,37 persen. Di Australia, indeks ASX 200 mendaki 1,32 persen, pulih setelah koreksi dalam tiga hari berturut-turut. Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 15.390, menunjukkan pembukaan yang mendatar dibandingkan penutupan perdagangan terakhir di 15.391,79.

Di wall street, tiga indeks acuan menguat didukung saham perusahaan teknologi. Saham Apple naik 3,3 persen setelah Bank of America menaikkan saham menjadi beli dan prediksi kenaikan lebih dari 20 persen selama 12 bulan ke depan. Raksasa teknologi mencatat kinerja terbaik sejak 5 Mei 2023.

Indeks Dow Jones bertambah 0,54 persen, indeks S&P 500 menguat 0,88 persen. Indeks Nasdaq melesat 1,35 persen.

 


Penutupan Bursa Saham Asia

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Hong Kong menguat pada perdagangan Kamis, 18 Januari 2024. Sementara itu, bursa saham China melejit setelah sempat berada di posisi terendah dalam lima tahun.

Indeks CSI 300 menguat 1,41 persen ke posisi 3.274,73. Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,89 persen. Hal ini terjadi setelah data ekonomi China menunjukkan tumbuh 5,2 persen pada kuartal IV 2023, meleset dari perkiraan pertumbuhan 5,3 persen berdasarkan jajak pendapat Reuters. Demikian dikutip dari CNBC, Kamis pekan ini.

Di sisi lain, di Singapura, Menteri Transportasi S Iswaran telah mengundurkan diri dan hadapi 27 dakwaan termasuk korupsi setelah berbulan-bulan penyelidikan yang dilakukan oleh lembaga anti-korupsi negara tersebut.

Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,63 persen ke posisi 7.346,5. Indeks Nikkei 225 di Jepang tergelincir ke posisi 35.466,17. Sedangkan indeks Topix melemah 0,17 persen ke posisi 2.492,09.

Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,17 persen ke posisi 2.440,04. Indeks saham kapitalisasi kecil yakni indeks Kosdaq naik 0,87 persen ke posisi 840,33.


Penutupan Wall Street pada 18 Januari 2024

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 18 Januari 2024. Saham perusahaan teknologi yang dipimpin Apple mengangkat indeks acuan ke wilayah positif.

Dikutip dari CNBC, Jumat (19/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 201,94 poin atau 0,54 persen ke posisi 37.468,61. Indeks Nasdaq bertambah 1,35 persen ke posisi 15.055,65. Indeks S&P 500 naik 0,88 persen ke posisi 4.780,94.

Baik indeks Nasdaq dan S&P 500 sekarang berada wilayah positif pada 2024 masing-masing naik 0,30 persen dan 0,23 persen. Namun, indeks Dow Jones merosot 0,59 persen.

Saham Apple bertambah 3,3 persen setelah Bank of America menaikkan sahamnya menjadi beli. Saham Apple diprediksi naik lebih dari 20 persen dalam 12 bulan ke depan. Raksasa teknologi tersebut mencatat kinerja terbaik sejak 5 Mei 2023. Sementara itu, the technology select sector SPDR Fund menguat 2 persen, mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

Saham Taiwan Semiconductor Manufacturing Co, produsen chip terbesar di dunia bertambah 9,8 persen setelah membukukan laba dan pendapatan yang lebih baik pada kuartal IV. Ini membantu mendorong VanEck Semiconductor ETF naik lebih dari 3 persen untuk mencapai level tertinggi sepanjang masa.

Analis Baird, Ross Mayfield menuturkan, saham teknologi mendapatkan dorongan pada perdagangan Kamis, 19 Januari 2024 dari pembaruan kinerja TSMC yang memberikan banyak hal positif mengenai panduan ke depan untuk semikonduktor dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

“Seiring dengan berkembangnya lingkungan makro pada tahun ini, jika masih ada dorongan untuk AI, hal ini akan muncul pada saham-saham yang paling banyak dimanfaatkan terhadap AI,” Mayfield menambahkan.


Imbal Hasil Obligasi AS Menguat

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Di sisi lain, imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik menjadi 4,14 persen pada perdagangan Kamis pekan ini seiring data pekerjaan baru menunjukkan berlanjutnya pengetatan di pasar tenaga kerja.

Pengajuan asuransi pengangguran pertama kali mencapai 187.000 untuk pekan yang berakhir 13 Januari, turun 16.000 dari periode sebelumnya, demikian laporan Departemen Tenaga Kerja. Angka itu lebih kuat dari perkiraan konsensus ekonom sebesar 208.000, berdasarkan data yang dikumpulkan Dow Jones.

Investor khawatir pasar tenaga kerja yang kuat ditambah dengan belanja konsumen yang kuat tercermin dalam laporan penjualan ritel pada Desember yang dirilis Rabu pekan ini berdampak terhadap potensi penurunan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed). Penurunan suku bunga the Fed lebih sedikit dari yang diperkirakan banyak orang.

Saat ini, pasar prediksi peluang sekitar 56 persen penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Maret 2024, menurut CME FedWatch Tool.

 


Saham Teknologi

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

“Pasar benar-benar maju pada tahun lalu dalam hal penurunan suku bunga, (ketika) mencapai 3,8 persen dalam 10 tahun. Teknologi dipandang sebagai tempat yang aman ketika tingkat bunga meningkat. Jadi Anda melihat dinamika itu sekarang,” ujar CEO Infrastructure Capital Management, Jay Hatfield.

President the Fed Atlanta Raphael Bostic memperkirakan, bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga pada kuartal III. Meskipun hal ini lebih cepat dari perkiraan Bostic sebelumnya, hal ini juga membuat the Fed mengambil langkah lebih lambat dibandingkan yang diantisipasi pasar.

Selain itu, sejumlah saham teknologi menguat sehingga mengangkat indeks Nasdaq dan Nasdaq 100 lebih dari 1 persen. Saham Fastenal memimpin penguatan dengan melonjak lebih dari 6 persen. Saham semikonduktor KLA Corporation, ASML, Marvell Techology, Qualcomm dan Applief Materials melompat lebih dari 4 persen.

Saham Apple naik lebih dari 3 persen setelah Bank of America menaikkan rekomendasi. Saham Alphabet, Nvidia dan Meta Platform naik lebih dari 1 persen.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya