Liputan6.com, Jakarta Emiten pengolahan udang, PT Panca Mitra Multi perdana Tbk (PMMP) dicecar Bursa lantaran terpantau mengalami pergerakan yang volatil. Saham terafiliasi Kaesang Pangarep sempat naik jelang pemilihan umum (pemilu).
Kenaikan berlanjut hingga mencapai level tertinggi pada Kamis, 15 Februari kemarin di posisi 530. Hal itu terjadi usai data perhitungan cepat (quick count) menunjukkan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo-Gibran unggul telak.
Baca Juga
Meski begitu, harga penutupan saham PMMP acap merah. Pada 13 Februari sebelum pemilu dilaksanakan, saham PMMP turun 6,19 persen ke posisi 424. Meski sempat mencapai harga tertingginya Kamis, 15 Februari kemarin, saham PMMP ditutup turun 6,60 persen ke posisi 396.
Advertisement
Mengakhiri pekan ini, saham PMMP turun 12,12 persen ke posisi 348 jelang penutupan. Frekuensi perdagangan saham PMMP pada Jumat, 16 Februari 2024 tercatat sebanyak 15.968. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 151,34 juta lembar senilai Rp 55,34 miliar. Dalam sepekan, harga saham PMMP turun 9,38 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham PMMP turun 2,25 persen.
Sehubungan dengan pergerakan itu, Bursa meminta penjelasan kepada manajemen PT Panca Mitra Multiperdana Tbk terkait rencana aksi korporasi atau hal lain yang membuat harga saham PMMP bergerak volatil.
Jawaban PMMP
Menjawab Bursa, Direktur Utama PT Panca Mitra Multiperdana Tbk, Martinus Soesilo menjelaskan bahwa perseroan tidak mengetahui adanya informasi, fakta atau kejadian penting lainnya yang dapat mempengaruhi harga efek perseroan, serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan kepada publik. Lebih lanjut, perseroan akan melaporkan jika ada fakta dan atau informasi material sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku.
"Sampai dengan tanggal dari surat perseroan ini, Perseroan tidak memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham Perseroan di Bursa dalam waktu dekat, paling tidak dalam 3 bulan mendatang," jelas Martinus dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (16/2/2024).
Â
Penambahan Modal
Sebelumnya, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk mengumumkan aksi korporasi berupa penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Rencana ini telah mendapat restu pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan pada 11 Oktober 2023.
Pada aksi tersebut, perseroan bermaksud untuk menerbitkan saham baru dengan jumlah sebanyak 235,3 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Setelah pelaksanaan PMTHMETD ini, jumlah modal saham ditempatkan dan modal disetor Perseroan telah meningkat dari 2.353.000.000 saham menjadi sebanyak 2.588.300.000 saham.
PMTHMETD akan dilaksanakan pada harga pelaksanaan sebesar Rp 336 per lembar saham. Dengan begitu, perseroan berpotensi mengantongi 79,06 miliar dari aksi ini.
Sejumlah pihak menyatakan bakal melakukan penyetoran. Antara lain PT Udang Investama Kapital dan PT Leader Berkat Anugrah dengan jumlah pelaksanaan PMTHMETD masing-masing sebanyak 100.000.000 saham atau sebesar Rp 33,6 miliar. Lalu PT Kalbut Indah Makmur dengan jumlah pelaksanaan PMTHMETD sebanyak 35.300.000 saham atau sebesar Rp 11,86 miliar.
Â
Advertisement
Dana yang Diperoleh
Seluruh dana yang diperoleh perseroan dari hasil pelaksanaan PMTHMETD, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan. Termasuk pembelian bahan baku udang serta bahan baku pelengkap untuk kegiatan produksi perseroan.
PMTHMETD akan memberikan dampak dilusi kepada pemegang saham saat ini. Sebelum PMTHMETD, perusahaan Kaesang pangarep, PT Tiga Makin Jaya memiliki saham sebesar 43,00 persen, Soesilo Soebardjo memiliki saham sebesar 24,65 persen, Martinus Soesilo memiliki saham sebesar 8,50 persen, PT Harapan Bangsa Kita memiliki saham sebesar 8,00 persen, Hirawan Tedjokoesoemo memiliki saham sebesar 0,85 persen, dan pemegang saham publik sebesar 15,00 persen.
Setelah pelaksanaan PMTHMETD, PT Tiga Makin Jaya akan memiliki saham sebesar 39,09 persen, Soesilo Soebardjo memiliki saham sebesar 22,41 persen, Martinus Soesilo memiliki saham sebesar 7,73 persen, PT Harapan Bangsa Kita memiliki saham sebesar 7,27 persen, Hirawan Tedjokoesoemo memiliki saham sebesar 0,77 persen, dan pemegang saham publik sebesar 13,64 persen.