Bursa Saham Asia Bervariasi, Investor Menanti Data Inflasi

Mengawali pekan ini pada 25 Maret 2024, bursa saham Asia Pasifik beragam dan investor menunggu data inflasi.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Mar 2024, 08:34 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2024, 08:34 WIB
Bursa Saham Asia Bervariasi, Investor Menanti Data Inflasi
Bursa saham Asia Pasifik dibuka bervariasi pada perdagangan Senin (25/3/2024) di tengah investor menanti data inflasi dari sejumlah negara.(Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik dibuka bervariasi pada perdagangan Senin (25/3/2024) di tengah investor menanti data inflasi dari sejumlah negara.

Dikutip dari CNBC, Singapura dan Malaysia akan rilis data inflasi Februari 2024. Sementara itu, inflasi Australia akan rilis pada Rabu pekan ini.

Inflasi Tokyo juga rilis pada Jumat pekan ini. Inflasi di Tokyo secara luas dipandang sebagai indikator utama tren nasional di Jepang.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,64 persen, dari pekan lalu melemah. Indeks Nikkei 225 tergelincir 0,27 persen. Indeks Topix merosot 0,47 persen.

Indeks Kospi di Korea Selatan menguat 0,37 persen. Indeks Kosdaq bertambah 0,95 persen. Indeks Hang Seng berjangka di posisi 16.515, sehingga pembukaan lebih kuat dari penutupan perdagangan terakhir di posisi 16.499,47.

Pada Jumat pekan lalu di wall street, indeks Dow Jones melemah 300 poin atau 0,77 persen. Indeks S&P 500 susut 0,14 persen. Indeks Nasdaq menguat 0,16 persen ke posisi 16.428,82.

“Ini adalah periode mencerna data ekonomi setelah minggu yang kuat. Pandangan kami adalah tren keseluruhan masih positif bagi pasar, terutama ketika Anda melihat indeks tembus level tertinggi baru, yang berada di jalur kenaikan dalam lima bulan berturut-turut,” ujar Chief Investment Officer Truist Keith Lerner.

Penutupan Bursa Saham Asia 22 Maret 2024

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya diberitakan, indeks Nikkei 225 menyentuh posisi tertinggi baru di 41.000 pada perdagangan Jumat, 22 Maret 2024. Penguatan indeks Nikkei terjadi tengah inflasi Februari 2024 yang meningkat.

Dikutip dari CNBC, inflasi utama Jepang naik menjadi 2,8 persen pada Februari 2024 dari 2,2 persen. Inflasi inti kecuali makanan segar berada di posisi 2,8 persen dari posisi sebelumnya 2 persen.

Pada pernyataan Selasa pekan ini, Bank of Japan (BoJ) mengatakan, target inflasi 2 persen akan tercapai secara berkelanjuta.

Namun, indeks Nikkei 225 ditutup di bawah 41.000. Indeks Nikkei naik 0,18 persen ke posisi 40.888,43. Indeks Topix juga sentuh rekor tertinggi dengan menguat 0,61 persen ke posisi 2.813,22.

Penguatan IHSG terjadi di tengah bursa saham Asia Pasifik yang beragam. Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 3 persen yang didorong saham kendaraan listrik. Indeks Hang Seng turun 1,88 persen. Indeks CSI 300 merosot 1,01 persen ke posisi 3.545.

Indeks Hang Seng teknologi merosot 3,18 persen. Saham Li Auto anjlok 10,44 persen setelah produsen kendaraan listrik memangkas prediksi pengiriman pada kuartal pertama. Indeks Kospi turun 0,23 persen ke posisi 2.748. Indeks Kosdaq terpangkas 0,03 persen ke posisi 903,98.

Di Australia, indeks ASX 200 tergelincir 0,15 persen ke posisi 7.770,6. Indeks Taiwan mendatar usai bank sentral menaikkan suku bunga acuan pada Kamis pekan ini.

 

Penutupan Wall Street pada 22 Maret 2024

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sebelumnya diberitakan, saham-saham perusahaan di Amerika Serikat sebagian besar berakhir turun pada perdagangan hari Jumat 22 Maret 2024. Mengutip MarketScreener, Sabtu (23/3/2024), indkes Dow Jones merosot tiga perempat persen, indeks S&P merosot lebih dari sepersepuluh persen dan Nasdaq naik lebih dari sepersepuluh.

Indeks semikonduktor naik tajam selama sepekan di tengah berlanjutnya optimisme terhadap perkembangan Artificial Intelligence (AI).

"Hal ini memberikan peluang bagi sebagian perhatian dan sejujurnya, sebagian kinerja, untuk disebarkan ke industri dan sektor lain di luar AI generatif," kata Keith Buchanan, Manajer Portofolio Senior di GLOBALT Investments.

"Sekarang teknologi dan gerakan itu, jika Anda mau, bukanlah sesuatu yang kami rasa belum mendapat imbalan yang pantas dari pasar. Namun kinerja di luar teknologi, serta industri, keuangan, sudah mulai membaik dan kami rasa menunjukkan optimisme untuk sisa tahun ini," ujarnya.

Berlanjut perusahaan lainnya, saham Nike turun sekitar 7%, sehari setelah pembuat pakaian olahraga terbesar di dunia itu memperingatkan bahwa pendapatan pada paruh pertama tahun fiskal 2025 akan menyusut sebesar persentase satu digit.

Adapun saham Lululemon Athletica yang juga turun hampir 16% setelah perusahaan memperkirakan pendapatan dan laba tahunan di bawah ekspektasi.

Di sisi lain, saham FedEx melonjak sekitar 7,5% sehari setelah perusahaan tersebut mengalahkan ekspektasi Wall Street untuk laba kuartalan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya