IHSG Kembali Menghijau 17 April 2024, Ini Pilihan Saham yang Bisa Kamu Beli

IHSG berada di level tertinggi 7.230,18 dan terendah 7.197,13. Sebanyak 212 saham menguat sehingga mengangkat IHSG.Sedangkan 166 saham melemah. Di luar itu, 165 saham diam di tempat.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Apr 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2024, 09:30 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Dikutip dari data RTI, IHSG dibuka menguat 7.227,28 pada pukul 09.10 WIB. Indeks LQ45 juga menguat 1 persen ke posisi 945,58. Sebagian besar indeks saham acuan berada di zona hijau. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju kencang di zona menghijau pada perdagangan saham Rabu (17/4/2024). Pada perdagangan kemarin yang merupakan perdagangan perdana usai libur panjang Idul Fitri, IHSG anjlok parah

Dikutip dari data RTI, IHSG dibuka menguat 7.227,28 pada pukul 09.10 WIB. Indeks LQ45 juga menguat 1 persen ke posisi 945,58. Sebagian besar indeks saham acuan berada di zona hijau.

IHSG berada di level tertinggi 7.230,18 dan terendah 7.197,13. Sebanyak 212 saham menguat sehingga mengangkat IHSG.Sedangkan 166 saham melemah. Di luar itu, 165 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 115.670 kali dengan volume perdagangan 1,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.239.

Mayoritas sektor saham (IDX-IC) menguat. Sektor saham keuangan melonjak 0,85%. Disusul sektor sektor saham infrastruktur yang naik 0,61 persen. Sementara itu, sektor saham industri turun 0,57 persen dan sektor saham basic melemah 0,37 persen.

PrediksiĀ Analis

Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan koreksi dan breakdownĀ supportĀ garis moving average (MA) 100 harian denganĀ runaway gapĀ disertai volume tetapi denganĀ bullishĀ volume.

ā€œSelama bertahan di atas garis MA200, berpeluang untuk kembaliĀ reboundĀ dan menguji resistance garis MA (50,100),ā€ tutur dia.

Akan tetapi, jika tidak mampu breakout resistance garis MA 100, Wafi menuturkan, IHSG berpeluang kembali melakukan koreksi dan menguji support garis MA 200.

ā€œRange pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.050-7.250,ā€ kata dia.

Rekomendasi Saham

Untuk pilihanĀ saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).

Sedangkan PT MNC Sekuritas memilih saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).Ā 

Perdagangan Kemarin

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Selasa (16/4/2024) didorong sentimen global. IHSG meski melemah usai liburĀ Lebaran, transaksi harian saham tembus Rp 23 triliun.

Mengutip data RTI, IHSG merosot 1,68 persen ke posisi 7.164,80. Indeks LQ45 tergelincir 2,95 persen ke posisi 935,34.Ā  Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Usai libur Lebaran 2024,Ā IHSGĀ berada di level tertinggi 7.285,78 dan terendah 7.066. Sebanyak 457 saham melemah sehingga menekan IHSG. 165 saham menguat dan 175 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.819.276 kali dengan volume perdagangan 24,7 miliar saham. Nilai transaksi Rp 23 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.170.Ā Investor asingĀ melakukan aksi jual saham Rp 2,4 triliun.

Mayoritas sektor saham (IDX-IC) melemah kecuali sektor saham energi naik 2,32 persen dan sektor saham basic menguat 2,39 persen.

Kata Analis

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan,Ā transaksi harian sahamĀ mencapai Rp 23 triliun seiring perdagangan hari pertama setelah libur panjang Lebaran 2024.

"Ditambah dapat kita cermatiĀ outflowĀ pada emiten-emiten bigcap terutama perbankan dan inflow ke emiten energi dan basis materials,ā€ ujar Herditya saat dihubungiĀ Liputan6.com.

Herditya menambahkan, aliran dana masuk keĀ sahamĀ emiten energi dan basic materials atau bahan baku seiring harga komoditas dunia. "Seperti yang kita ketahui dengan memanasnya konflik geopolitik di Timur Tengah berimbas kepada kenaikan harga komoditas,ā€ kata dia.

Seiring pergerakan saham emiten energi dan basic material, Herditya menuturkan, sejumlah saham yang dapat dicermati antara lain saham MAHA, saham DOID, ELSA, MBMA, dan saham HRTA.Ā 

Sentimen yang Bayangi IHSG

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, menurut tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas, Bursa Asia melemah akibat meningkatnya ancaman geopolitik di Timur Tengah yang mengangkat harga minyak dan emas global.

Dikutip dari Antara, di sisi lain, penjualan ritel Amerika Serikat (AS) periode Maret 2024 tumbuh 0,7 persenĀ month to month (mtm), atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 0,9 persenĀ (mtm),Ā tetapi lebih besar dibandingkan perkiraan pasar yang hanya sebesar 0,3 persenĀ (mtm).

"Dengan demikian, meningkatnya ancaman geopolitik dan membaiknya penjualan retail AS yang di atas prediksi menyebabkan inflasi global sangat mungkin terjadi dan perkiraan pemangkasan tingkat suku bunga AS yang awalnya akan terjadi pada Juni 2024 mundur menjadi pada September 2024, dengan mempertimbangkan berbagai risiko tersebut,ā€ demikian mengutip riset tersebut.

Di sisi lain, China mulai pulih dengan GDP kuartal I-2024 tumbuh 5,3 persenĀ year on year (yoy)Ā atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 5,2 persen (yoy), atau melampaui ekspektasi pasar yang hanya sebesar 5 persen (yoy), sehingga meningkatkan kepercayaan pasar terhadap perekonomian China yang sebelumnya dilanda krisis properti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya