Liputan6.com, Jakarta - PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan Smartfren bersiap merger atau penggabungan usaha. Hal ini setelah entitas pemilik yakni Axiata Group Berhad (Axiata) dan PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data dan PT Bali Media Telekomunikasi (Sinar Mas) menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tidak mengikat.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (16/5/2024), penjajakan rencana merger antara XL Axiata dan Smartfren ini akan menciptakan entitas baru yakni MergeCo. Namun, rencana transaksi ini masih dalam tahap evaluasi awal, di mana Axiata dan Sinar Mas memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo.
Baca Juga
“Pada saat ini, diskusi yang sedang berlangsung antara para pihak belum menghasilkan kesepakatan atau penyelesaian rencana transaksi yang mengikat,” demikian dikutip dari keterangan resmi Axiata di keterbukaan informasi BEI.
Advertisement
Axiata menyatakan, validasi terhadap penggabungan dan penciptaan nilai bagi pemegang saham, uji tuntas, persiapan rencana bisnis bersama dan kesepakatan atas persyaratan penting akan menjadi kegiatan utama yang dilakukan selama tahap penjajakan yang diatur dalam Memorandum of Understanding (MoU).
Dengan tujuan untuk menjadi penyedia layanan telekomunikasi yang lebih kuat di Indonesia, usulan penggabungan usaha antara XL Axiata dan Smartfren diharapkan dapat menyatukan skala, kompetensi, keuangan dan keahlian telekomunikasi yang mendalam dari Axiata dan skala lokal serta pengetahuan pasar dari Sinar Mas untuk menghasilkan nilai sinergis yang signifikan.
Kedua pihak diharapkan dapat memberikan pengaruh yang seimbang terhadap arah strategis dan keputusan operasional MergeCo, dengan memanfaatkan kekuatan masingmasing. Axiata meyakini MergeCo akan memiliki kelincahan yang strategis, kompetensi dan kemampuan yang mumpuni untuk memenuhi harapan dan permintaan yang semakin meningkat dari konsumen, bisnis dan sektor publik di Indonesia.
MergeCo diharapkan dapat memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen di sektor telekomunikasi dan menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham, melalui sinergi dari penggabungan operasi XL Axiata dan Smartfren.
Harga Saham EXCL dan FREN
Seiring hal tersebut bagaimana pergerakan saham XL Axiata dan Smartfren?
Mengutip data RTI, harga saham EXCL melemah 7,75 persen ke posisi Rp 2.380 per saham pada penutupan perdagangan Kamis, 16 Mei 2024. Nilai transaksi saham EXCL Rp 137,4 miliar. Total volume perdagangan saham 56,88 juta saham dan total frekuensi perdagangan 8.297 kali.
Harga saham EXCL merosot sejak perdagangan Selasa, 14 Mei 2024. Harga saham EXCL susut 0,38 persen ke posisi Rp 2.600 per saham. Kemudian berlanjut pada Rabu, 15 Mei 2024. Harga saham EXCL melemah 0,77 persen ke posisi Rp 2.580 per saham.
Sementara itu, harga saham FREN stagnan di posisi Rp 50 per saham. Total frekuensi perdagangan saham FREN tercatat 1.694 kali dengan nilai transaksi Rp 12,45 miliar. Total volume perdagangan 247,79 juta saham.
Pengamat pasar modal Desmond Wira menuturkan, koreksi saham EXCL seiring sell on the news. “Rumornya sudah lama. Setelah muncul berita, investor profit taking,” ujar Desmond saat dihubungi lewat pesan singkat.
Advertisement
XL Axiata Bertemu Menkominfo, Bahas ISP Ilegal hingga Isu Merger
Sebelumnya, manajemen XL Axiata bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi di kantor Kominfo, Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Kabar pertemuan manajemen XL Axiata dengan Menkominfo Budi Arie Setiadi ini dibenarkan oleh Presdir sekaligus CEO XL Axiata Dian Siswarini dalam konferensi pers usai RUPS di XL Axiata Tower, Jakarta.
Dian mengatakan, dirinya dan Chief Corporate Affairs XL Axiata Marwan O Baasir mendampingi Komisaris XL Axiata dari Axiata Group Berhad, Vivek Sood, bertemu dengan Budi Arie.
"Menemani Pak Vivek Sood bersilaturahmi, karena sejak Pak Budi diangkat sebagai Menkominfo, belum sempat berkenalan, Axiata Group Berhad belum berkenalan," kata Dian.
Ia menyebut ada sejumlah topik yang dibicarakan, termasuk topik hangat di industri telekomunikasi Indonesia, tentang spektrum frekuensi.
"Pak Vivek bertanya mengenai kapan lelang frekuensi akan dilaksanakan, frekuensi 700 MHz, dan lain-lain. Lalu juga tentang insentif yang tengah ditunggu-tunggu. Pak Budi berkata akan ada kabar baik," kata Dian, bercerita.
Selain itu, perbincangan antara XL Axiata dan Menkominfo juga seputar operator telekomunikasi dalam menghadapi layanan over the top (OTT). Pasalnya OTT dinilai tak menyumbang pada pertumbuhan infrastruktur tetapi mendapatkan banyak keuntungan dari digital.
"Tidak bisa dimungkiri OTT tidak menyumbang pada pertumbuhan infrastruktur tetapi mendapatkan keuntungan dari pendapatan. Pak menteri menyambut baik tentang bagaimana merespon lebih baik," kata Dian.
Bahas ISP Legal hingga Soal Merger
Dian bersama XL Axiata juga membahas tentang RTRW Net dan penyedia layanan ISP ilegal serta bagaimana menyikapi masalah tersebut bersama Menkominfo Budi Arie Setiadi.
"Sudah ada gebrakan Kominfo untuk menghadapi ISP ilegal dan Pak Vivek menyampaikan Axiata sebagai investor XL Axiata menyatakan komitmen untuk berinvestasi di Indonesia," kata Dian Siswarini.
Ketika disinggung apakah XL Axiata dengan Menkominfo bertemu untuk membahas isu konsolidasi dengan Smartfren.
"Pak Vivek menyampaikan bahwa konsolidasi itu baik untuk industri. Tetapi ini masih taraf wacana, belum ada kepastian, tetapi memohon izin Pak Menteri, kalau ada kesepakatan mohon beliau mendukung," tutur Dian.
Advertisement