IHSG Masih Sideways, Saham-Saham Ini Bisa Dipelototi Pekan Depan

Untuk pekan depan,dalam skenario bullish dengan asumsi IHSG menutup gap di 7.192, tertahan di FR 61,8% di 7.174.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Mei 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2024, 10:00 WIB
IHSG Masih Sideways, Saham-Saham Ini Bisa Dipelototi Pekan Depan
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini mengalami perubahan sebesar 1,30% menjadi berada pada level 7.222,382 dari 7.317,238 pada penutupan pekan yang lalu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini merosot 1,30% menjadi berada pada level 7.222,382 dari 7.317,238 pada penutupan pekan yang lalu.

Rata-rata nilai transaksi saham turun 9,82% menjadi Rp 12,16 triliun dari Rp 13,48 triliun pada penutupan pekan yang lalu.

Sedangkan rata-rata volume transaksi harian selama sepekan mengalami perubahan sebesar 17,72% menjadi 15,42 miliar lembar saham dari 18,74 miliar lembar saham dari penutupan pekan lalu. Peningkatan selama sepekan terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan dengan peningkatan sebesar 2,92% menjadi 1,14 juta kali transaksi dari 1,11 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Untuk pekan depan, Investment Consultant sekaligus Founder of Indonesia Investment Education, Rita Effendy menjelaskan dalam skenario bullish dengan asumsi IHSG menutup gap di 7.192, tertahan di FR 61,8% di 7.174 dan membentuk inside bar. Maka IHSG berpotensi rebound dan akan menguji resistance di 7.374. Jika break level itu mengarah pada rally menuju 7.752.

Sementara dalam skenario bearish, saat IHSG gagal break resistance FR 78,6% di 7.363 dan resistance supertrend di 7.343, berpotensi koreksi lanjutan ke last low di posisi 7.021.

"Secara overall, IHSG masih berada dalam sideways trend," ujar Rita dalam webinar Indonesia Investment Education, Minggu (26/5/2024).

Pada kondisi tersebut, berikut saham-saham pilihan jagoan Rita:

SIDO

SIDO mengalami koreksi dan rebound sdi support up channel yang sudah terbentuk sejak Februari 2024 di 690. Rebound lanjutan akan menuju last high di 750 dan resistance up channel di 865.

Buy

Buy area: 735-700

Target: 750, 865

Stoploss: 865

 

Saham Pilihan Lainnya

Akhir Pekan IHSG Ditutup Menguat
Beralih ke bursa asing, bursa saham Asia dominan lesu. Sedangkan bursa saham Eropa semuanya melemah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

BUKA

BUKA telah menguat dan akan menguji poin B di posisi 132. Jika break di level tersebut, BUKA akan kembali rally menuju PRZ bat pattern di 153.

Buy jika break 132

Buy area: 134-125

Target: 145, 153

Stoploss: 123

CPIN

CPIN mengalami koreksi dan tertahan di FR 50% di 5.125. Jika break resistance di 5.400, akan membuka potensi rally ke 6.050. Dalam jangka panjang, CPIN berpotensi breakout dari symmetrical triangle.

Buy

Buy area: 5.400-5.100

Target: 5.800, 6.050

Stoploss: 5.050

SMGA

SMGA rebound dan break resistance di 92. Potensi rally lanjutan akan menuju target dan last high di 111. SMGA berpotensi merubah trend dari sideways menjadi uptrend.

Buy

Buy area: 98-90

Target: 101,111

Stoploss: 87

DOID

DOID rally dan akan menguji last high di 570. Jika break pada level tersebut, DOID berpotensi kembali rally menuju target rounding bottom di 1.000.

Buy jika break 570

Buy area: 585-530

Target: 615, 645

Stoploss: 520

MAHA

MAHA sedang rally dan akan menguji resistance kuat jangka menengah di 234. Jika break pada level tersebut, MAHA berpotensi kembali rally menuju target rounding bottom di 336.

Buy jika break 234

Buy area: 236-218

Target: 254, 247

Stoploss: 214

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Kinerja IHSG pada 20-22 Mei 2024

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya,  laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan 20-22 Mei 2024. Pergerakan IHSG itu dipengaruhi sejumlah faktor, salah satunya nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (23/5/2024),  IHSG merosot 1,3 persen ke posisi 7.222,38 dari pekan lalu di posisi 7.317,23.

Kapitalisasi pasar saham juga merosot 0,45 persen menjadi Rp 12.363 triliun dari Rp 12.420 triliun pada pekan lalu. Rata-rata transaksi harian saham susut 9,82 persen menjadi Rp 12,16 triliun dari Rp 13,48 triliun pada penutupan pekan lalu.

Selain itu, rata-rata volume transaksi harian anjlok 17,72 persen menjadi 15,42 miliar saham dari 18,74 miliar saham pada pekan lalu.

Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan naik 2,92 persen menjadi 1,14 juta kali transaksi dari 1,11 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Investor asing menjual saham Rp 560,54 miliar pada Rabu, 22 Mei 2024. Selain itu, selama sepekan, investor asing melepas saham Rp 1,39 triliun. Sepanjang 2024, investor asing jual saham Rp 1,43 triliun.

 

Kata Analis

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, dalam sepekan ini pergerakan IHSG dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, pergerakan harga komoditas global, di mana pergerakan harga minyak dunia dan emas cenderung naik.

Kedua, investor masih mencermati akan kebijakan The Fed ke depannya setelah melandainya inflasi di Amerika Serikat.

"Ketiga, pergerakan nilai tukar Rupiah yang cenderung melemah thd USD serta BI rate yang masih berada di level 6,25%,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

Untuk pekan depan, Herditya perkirakan, IHSG masih rawan terkoreksi meskipun terbatas dan berpeluang berbalik menguat dengan level support di 7.136 dan level resistance di 7.269.

"Pekan depan diperkirakan ada rilis data GDP AS, rilis data industri dan manufaktur China dan inflasi Indonesia,” tutur dia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya