Harita Nickel Tambah 2 Entitas Baru, untuk Apa?

Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada Tbk/NCKL (Harita Nickel), Roy Arman Arfandy menyampaikan alasan pembentukan dua entitas baru ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Mei 2024, 22:50 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2024, 18:46 WIB
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel. (Foto: PT Trimegah Bangun Persada Tbk)
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel. (Foto: PT Trimegah Bangun Persada Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan mengumumkan pendirian dua entitas baru, PT Bhakti Bumi Sentosa (BBS) dan PT Cipta Kemakmuran Mitra (CKM), sebagai bagian dari inisiatif strategis perusahaan untuk memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan dan meningkatkan efisiensi operasional.

Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita Nickel), Roy Arman Arfandy menuturkan, pembentukan kedua unit usaha ini merupakan langkah signifikan dalam strategi perseroan untuk meningkatkan keberlanjutan dan efisiensi operasional.

"Dengan mengolah sisa hasil produksi menjadi produk yang lebih bernilai, kami tidak hanya mengoptimalkan operasi kami, tetapi juga memperkuat komitmen kami terhadap pengelolaan lingkungan,” ujar Roy, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (27/5/2024).

PT Bhakti Bumi Sentosa (BBS) didirikan dengan fokus pada peningkatan praktik pengelolaan sisa hasil produksi. Entitas ini akan mengolah sisa hasil produksi dari proses HPAL, berupa tailing, menjadi barang-barang bernilai ekonomi, selaras dengan prinsip ekonomi sirkular.

Dengan mengubah sisa hasil produksi menjadi produk bernilai tambah, PT BBS akan berkontribusi pada tujuan keberlanjutan perusahaan dan efisiensi operasional.

PT Halmahera Persada Lygend (anak perusahaan yang dimiliki langsung sebesar 45% oleh PT Trimegah Bangun Persada Tbk) memegang 21.026 saham (kepemilikan 94,24%), sementara Hong Kong Blue Whale International Limited memegang 1.285 saham (kepemilikan 5,76%).

PT Cipta Kemakmuran Mitra (CKM) didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dengan memproduksi kapur tohor atau quicklime, salah satu bahan utama yang diperlukan untuk proses pemurnian bijih nickel kadar rendah menggunakan teknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL).

Unit usaha baru ini bertujuan untuk memastikan stabilitas dan efisiensi pasokan bahan utama ini, sehingga mendukung proses produksi dan efektivitas operasional secara keseluruhan. PT Trimegah Bangun Persada Tbk memegang 4.040 saham (kepemilikan 40%), sementara Hong Kong Blue Whale International Limited memegang 6.060 saham (kepemilikan 60%).

Trimegah Bangun Persada Bakal Buyback Saham, Nilainya Segini

Pabrik Harita Nickel (Foto: PT Trimegah Bangun Persada Tbk/NCKL)
Pabrik Harita Nickel (Foto: PT Trimegah Bangun Persada Tbk/NCKL)

Sebelumnya, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) akan melakukan pembelian kembali atau buyback saham maksimal Rp 400 miliar.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (22/5/2024), PT Trimegah Bangun Persada Tbk akan buyback saham seiring harga saham Perseroan saat ini belum mencerminkan nilai Perseroan yang sesungguhnya, meski Perseroan telah menunjukkan kinerja cukup baik.

“Berdasarkan alasan tersebut, Perseroan dapat memiliki fleksibilitas dan mekanisme untuk menjaga stabilitas harga pasar saham Perseroan,” demikian dikutip dari keterbukaan BEI.

Adapun harga buyback saham akan mengacu pada pasal 11 dan pasal 12 POJK Nomor 29/2023. Buyback saham akan dilakukan baik melalui bursa maupun di luar bursa. Perseroan telah menunjuk PT Harita Kencana Sekuritas sebagai anggota BEI untuk buyback saham.

Perseroan akan memakai dana internal untuk buyback saham Perseroan dan tidak akan mempengaruhi kemampuan keuangan Perseroan secara signifikan untuk memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo.

PT Trimegah Bangun Persada Tbk akan buyback saham paling lama 12 bulan setelah diperolehnya persetujuan atas pembelian kembali saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Juni 2024.

Perseroan menyatakan pelaksanaan buyback saham tidak akan mempengaruhi kegiatan usaha dan operasional Perseroan dikarenakan Perseroan telah memiliki modal kerja yang cukup baik untuk menjalankan kegiatan usaha Perseroan.

 

Kinerja 2023

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) melaporkan kinerja keuangan semester I 2023. (Foto: Trimegah Bangun Persada)
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) melaporkan kinerja keuangan semester I 2023. (Foto: Trimegah Bangun Persada)

Sebelumnya, PT  Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau disebut Harita Nickel mencatat kinerja keuangan positif pada 2023. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba pada 2023 yang didukung kenaikan produksi dan efisiensi operasional.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/4/2024), PT Trimegah Bangun Persada Tbk meraup pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 23,85 triliun pada 2023. Pendapatan tumbuh 149,3 persen dibandingkan 2022 sebesar Rp 9,56 triliun.

Pertumbuhan pendapatan mendorong laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 5,61 triliun pada 2023. Laba tersebut tumbuh 20,4 persen dari 2022 sebesar Rp 4,66 triliun. Perseroan membukukan total laba Rp 7,06 triliun sepanjang 2023, naik 54,02 persen dibandingkan 2022 sebesar Rp 4,58 triliun.

Perseroan mencatat beban pokok penjualan senilai Rp 8,27 triliun pada 2023. Beban pokok penjualan bertambah 218,4 persen dari 2022 sebesar Rp 4,89 triliun. Meski demikian, Perseroan membukukan laba bruto sebesar Rp 8,27 triliun, naik 77 persen dari 2022 sebesar Rp 4,67 triliun.

 

 

Aset Perseroan

Kawasan tambang nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau yang familiar disebut Harita Nickel di Pulau Obi, Halmahera Selatan.
Kawasan tambang nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau yang familiar disebut Harita Nickel di Pulau Obi, Halmahera Selatan. (dok: Ilyas)

Selain itu, beban penjualan, umum dan administrasi naik menjadi Rp 1,44 triliun pada 2023 dibandingkan 2022 sebesar Rp 889,91 miliar. Laba usaha tercatat 76,3 persen menjadi Rp 7,023 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 3,98 triliun.Seiring kinerja tersebut, Harita Nickel membukukan laba per saham dasar sebesar Rp 92,39 pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 84,70.

Total ekuitas tercatat Rp 28,39 triliun pada 2023. Ekuitas naik 99,5 persen dari 2022 sebesar Rp 14,22 triliun. Liabilitas Perseroan turun 17 persen menjadi Rp 16,89 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 20,37 triliun.

Aset Perseroan naik 30,87 persen dari Rp 34,60 triliun pada 2022 menjadi Rp 45,28 triliun pada 2023. Perseroan kantongi kas dan bank sebesar Rp 3,93 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 1,27 triliun.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya