Kapitalisasi Pasar Amazon Bisa Tembus USD 3 Triliun, Kapan?

Amazon dinilai memiliki banyak peluang terkait kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Jul 2024, 16:40 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2024, 16:40 WIB
Kapitalisasi Pasar Amazon Bisa Tembus USD 3 Triliun, Kapan?
Amazon adalah anggota terbaru dari kelompok perusahaan dengan kapitalisasi mencapai USD 2 triliun. (AP/Ted S. Warren)

Liputan6.com, Jakarta - Amazon adalah anggota terbaru dari kelompok perusahaan dengan kapitalisasi pasar mencapai USD 2 triliun. Selain menjadi saham e-commerce yang sangat besar, perusahaan ini juga memberikan investor cara untuk investasi dalam kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan komputasi awan (cloud).

Setelah berhasil menembus kapitalisasi USD 2 triliun, pertanyaan berikutnya adalah seberapa cepat Amazon dapat mencapai kapitalisasi pasar sebesar USD 3 triliun. Sehingga bisa menempatkannya sejajar dengan perusahaan-perusahaan terbesar di dunia.

Untuk dapat mencapai kapitalisasi pasar sebesar USD 3 triliun, Amazon perlu melonjak sebesar 50%. Ini bukan prestasi kecil, terutama dengan pertumbuhan saham yang sudah naik lebih dari 30% di awal tahun. Namun, ada katalis potensial yang memungkinkan hal tersebut terjadi.

Melansir Yahoo Finance, Jumat (12/7/2024), perusahaan ini mempunyai banyak peluang sehubungan dengan AI. Jika perusahaan ini mampu menarik perhatian yang membuat nilai Nvidia naik lebih dari dua kali lipat, bukan tidak mungkin Amazon akan meroket pada paruh kedua tahun ini.

Raksasa teknologi ini telah menginvestasikan USD 4 miliar ke perusahaan AI Anthropic, yang menunjukkan besarnya minat terhadap chatbots. Mereka juga telah meluncurkan fitur AI ke asisten Alexa-nya, dengan peluang untuk memonetisasinya melalui versi premium.

Lalu ada juga segmen Amazon Web Services, yang dapat memperoleh manfaat dari peningkatan belanja terkait AI dari perusahaan-perusahaan yang memperluas kemampuan cloud mereka. Ini adalah bagian besar dari pertumbuhan Amazon di masa depan, di man perusahaan berencana untuk menghabiskan sebanyak USD 100 miliar untuk pusat data selama dekade berikutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Infrastruktur AI

The Spheres, Kantor Baru Amazon
Pengunjung melakukan tur selama pembukaan kantor baru Amazon yang bernuansa hutan hujan, The Spheres, di Seattle, Senin (29/1). Fasilitas tersebut dilengkapi pula dengan Wi-Fi dan ruang pertemuan dengan nama-nama hutan hujan. (JASON REDMOND / AFP)

Infrastruktur AI akan menghadirkan peluang besar di masa depan. Asumsinya, semakin cepat AI dapat memanfaatkannya, semakin cepat pula harga sahamnya akan melonjak.

Tidak diragukan lagi Amazon masih memiliki banyak potensi pertumbuhan. AI dapat meningkatkan semua bidang bisnisnya, termasuk e-commerce.

Namun, agar sahamnya bisa melonjak 2024 perusahaan memerlukan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat. Selama tiga bulan pertama 2024, penjualan Amazon meningkat 13% menjadi USD 143,3 miliar.

Itu adalah keuntungan yang lumayan, tapi belum bisa dikatakan pertumbuhan signifikan. Sehingga tidak cukup untuk meyakinkan investor permintaan terkait AI mendapat dorongan besar. Investor akan dapat melihat lebih baik kinerja bisnis setelah mengumumkan hasil kuartal kedua.

Jika tingkat pertumbuhan Amazon mulai menunjukkan percepatan yang signifikan dan menghasilkan panduan yang ditingkatkan untuk sisa tahun ini, hal ini dapat menjadi katalis yang dibutuhkan saham tersebut untuk menghasilkan keuntungan yang sangat besar dalam beberapa minggu dan bulan ke depan.

 

 


Kapitalisasi Pasar Amazon Sentuh USD 2 Triliun untuk Pertama Kali

The Spheres, Kantor Baru Amazon
Alex Crook mengambil gambar kantor Amazon bernuansa hutan hujan yang baru, The Spheres, di Seattle, Senin (29/1). Di dalamnya dibuat seperti taman besar dengan ruang-ruang terbuka, sehingga tidak ada ruang konferensi yang tertutup. (AP/Ted S. Warren)

Sebelumnya, harga saham Amazon menguat 3,9 persen ke posisi USD 193,61 pada perdagangan Rabu, 26 Juni 2024. Penguatan harga saham Amazon mendorong kapitalisasi perusahaan melewati USD 2,01 triliun atau sekitar Rp 33.048 triliun (asumsi kurs dolar AS untuk rupiah di kisaran 16.441) untuk pertama kalinya.

Mengutip CNBC, Kamis (27/6/2024), Amazon bergabung dengan Nvidia, Apple, Alphabet, dan Microsoft yang mencatatkan kapitalisasi pasar bernilai USD 2 triliun atau lebih. Adapun investor telah investasi pada saham teknologi baru-baru ini seiring euforia seputar kecerdasan buatan telah mencapai puncaknya.

Di sisi lain, Nvidia yang membuat prosesor grafis untuk server yang mendukung model AS besar telah menjadi salah satu penerima manfaat terbesar dengan kapitalisasi pasar melonjak dari USD 2 triliun menjadi USD 3 triliun hanya dalam waktu tiga bulan.

Saham Amazon telah melonjak 27,5 persen sepanjang 2024. Sedangkan indeks Nasdaq naik sekitar 18 persen dibandingkan periode yang sama.

Pada April 2024, perusahaan itu melaporkan laba kuartal I 2024 yang menunjukkan bisnis Amazon Web Services (AWS) terus pulih dari perlambatan baru-baru ini yang disebabkan oleh bisnis yang memangkas pengeluaran cloud.

 

 


Butuh Waktu 4 Tahun

The Spheres, Kantor Baru Amazon
Logo The Spheres pada pembukaan kantor baru Amazan tersebut di Seattle, Amerika Serikat, Senin (29/1). The Spheres didesain oleh kantor arsitek NBBJ dan akan menjadi bagian tur kampus Amazon. (JASON REDMOND / AFP)

Para eksekutif Amazon juga berbicara mengenai bagaimana AWS dapat memperoleh manfaat dari lonjakan permintaan layanan AI.

Investor juga menyambut baik inisiatif pemotongan biaya yang dilakukan perusahaan baru-baru ini yang mendorong pertumbuhan laba Amazon dalam beberapa kuartal terakhir. CEO Amazon Andy Jassy telah berupaya bertahun-tahun untuk mengendalikan pengeluaran perusahaan, termasuk Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang meluas berdampak pada lebih dari 27.000 karyawan Amazon.

Amazon membutuhkan waktu lebih dari empat tahun untuk mencatat kapitalisasi pasar melampaui USD 2 triliun. Kapitalisasi pasar Amazon mencapai USD 1 triliun pada 2020, kedua kalinya dalam sejarah setelah mencapai benchmark untuk pertama kalinya pada 2018.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya