Meneropong Prospek Saham Indosat Usai Stock Split, Masih Menarik?

Stock split diharapkan bisa meningkatkan likuiditas perdagangan saham PT Indosat Tbk (ISAT). berharap pemecahan saham dapat meningkatkan likuiditas saham dan dapat menarik minat investor ritel, khususnya investor muda.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 24 Agu 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2024, 06:00 WIB
Indosat Ooredoo
Indosat memiliki 8.062.702.739 lembar saham B yang diterbitkan dan disetor dalam perseroan, dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Setelah stock split dengan rasio 1:4, maka saham-saham yang diterbitkan dan disetor dalam perseroan akan berubah menjadi 32.250.810.956 lembar dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Ilustrasi Indosat Ooredoo (Foto: Indosat Ooredoo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split. Perseroan akan menggelar stock split dengan rasio 1:4. Artinya, setiap pemegang satu lembar saham yang ada saat ini akan dipecah menjadi 4 saham baru saat stock split.

Saat ini, Indosat memiliki 8.062.702.739 lembar saham B yang diterbitkan dan disetor dalam perseroan, dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Setelah stock split dengan rasio 1:4, maka saham-saham yang diterbitkan dan disetor dalam perseroan akan berubah menjadi 32.250.810.956 lembar dengan nilai nominal Rp 25 per saham.

Stock split diharapkan bisa meningkatkan likuiditas perdagangan saham Perseroan. berharap pemecahan saham dapat meningkatkan likuiditas saham dan dapat menarik minat investor ritel, khususnya investor muda.

Analis menilai saham ISAT memiliki prospek menarik usai stock split. Praktisi Pasar Modal William Hartanto mencermati saham ISAT saat ini masih bergerak dalam tren menguat. Sehingga pergerakan sahamnya diperkirakan melanjutkan penguatan usai stock split.

"ISAT untuk saat ini masih bergerak dalam tren menguat, jadi diperkirakan penguatan masih bisa terjadi setelah split. Support dan resistance saat ini pada 10.150 dan 11.975. Rekomendasi buy on weakness, pada saat mendekati area support," kata William kepada Liputan6.com, Sabtu (24/8/2024).

Senada, Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy menilai saham ISAT berpotensi lebih kompetitif dibandingkan dengan harga sekarang. ISAT berpotensi memperoleh keuntungan lebih tinggi dari segi likuditias. Hal ini tercermin dari proyeksi harga pasca stock split saham ISAT di kisaran 2.800-3.000 per saham,"

"Saham ISAT berpotensi lebih kompetitif dibandingkan dengan harga sekarang, manajemen melakukan stock split ini karena melihat minat investor pada industri telekomunikasi mulai meningkat," kata dia.

Pada perdagangan Jumat kemarin, saham ISAT parkir di posisi 10.600, atau mengalami perubahan 0,00 persen dari penutupan sebelumnya. Merujuk data RTI, saham ISAT turun 5,36 persen sepekan. Namun masih naik 13,07 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).

Sehubungan dengan stock split, perseroan telah menerima persetujuan prinsip dari BEI berdasarkan surat No. S-08050/BEI.PP2/08-2024 tanggal 2 Agustus 2024. Selanjutnya, perseroan akan meminta restu pemegang saham mengenai stock split lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 24 September 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Indosat Serap Capex Rp 4,52 Triliun di Semester I 2024, Untuk Apa Saja?

Indosat Ooredoo
Ilustrasi: BTS Indosat Ooredoo (Foto: Indosat Ooredoo)

Sebelumnya, PT Indosat Tbk (ISAT) mencatatkan realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 4,52 triliun pada semester I 2024. Belanja modal itu tidak termasuk awet hak guna sebesar Rp 3,34 triliun.

“Sekitar 89,8% dari pengeluaran modal ini dialokasikan untuk bisnis selular untuk mendukung permintaan layanan data dan sisanya dialokasikan pada pengeluaran modal untuk MIDI dan TI,” ungkap Presiden Director dan CEO Indosat Ooreedoo Hutchison, Vikram Sinha dalam keterbukaan informasi Bursa, dikutip Sabtu (3/8/2024).

Selain fokus meningkatkan jaringan Indosat, Indosat juga kini tengah berkembang menjadi AI Native TechCo. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan teknologi terkini untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan masa depan.

Upaya Indosat untuk memastikan keandalan jaringan ini berbuah pada peningkatan jumlah pelanggan mereka sebesar 900.000 pelanggan baru. Total, jumlah pelanggan Indosat saat ini mencapai 100,9 juta pelanggan di akhir paruh pertama 2024.

Meningkatnya jumlah pelanggan perseroan membuat terjadinya peningkatan trafik internet sebesar 13,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Kini, lalu lintas data di jaringan Indosat mencapai 7.965 Petabyte.

 


Pertumbuhan Laba

Hingga 30 Juni 2024, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba. Perseroan membukukan pendapatan Rp 27,98 triliun pada semester I 2024. Pendapatan itu naik 13,38% dibandingkan pendapatan pada semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 24,67 triliun.

Sementara EBITDA tumbuh lebih cepat daripada pendapatan dengan peningkatan sebesar 17,8% YoY menjadi Rp13.412,2 miliar. Margin EBITDA berada pada 47,9% di semester I 2024, menyoroti kemampuan Perusahaan untuk mengonversi pendapatan menjadi penghasilan secara efisien.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya