Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan kinerja bulanan positif pada Agustus 2024. Hal ini didukung aksi beli saham oleh investor asing.
Mengutip riset Schroder Investment Management Indonesia, ditulis Kamis (12/9/2024), IHSG naik 5,72 persen MoM pada Agustus 2024 dengan arus masuk asing Rp 28,8 triliun. IHSG menguat dan mencetak rekor tertinggi baru yang didorong oleh arus masuk investor asing yang besar serta dukungan lokal.
Baca Juga
“Rupiah yang kuat memberikan sentimen positif kepada pasar saham Indonesia, sementara para investor selama ini seakan menutup mata dan telingan terhadap kegaduhan politik yang ada,” demikian seperti dikutip dari Schroder.
Advertisement
Selain itu, antisipasi pemangkasan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) juga memberikan harapan kepada investor meskipun sekarang ada yang mengharapkan pemangkasan suku bunga yang lebih kecil karena pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (As) yang lebih tangguh.
Schroder melihat IHSG berhasil pulih dan mencapai level tertinggi sepanjang masa pada Agustus didorong aliran masuk asing dan belanja investor lokal.
“Namun, kinerja perusahaan sejauh ini belum begitu memuaskan, sementara banyak investor yang memperhatikan perkembangan dari sisi politik. Pemilihan saham menjadi kunci pada saat ini menurut pandangan kami,"
Sementara itu, pasar AS ditutup menguat pada Agustus. Pertumbuhan PDB AS pada kuartal II 2024 direvisi naik menjadi 3 persen karena belanja konsumen meningkat dengan tingkat yang direvisi naik 2,9 persen, dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan yang sebelumnya dilaporkan 2,3 persen.
Data Ekonomi AS
Indeks PCE AS tetap pada 2,5 persen dalam periode hingga Juli, dibandingkan angka 2,5 persen pada Juni. “Tingkat pengangguran AS meningkat menjadi 4,3% pada bulan Juli dan tingkat perekrutan tenaga kerja melambat. Penjualan retail AS naik 1% MoM, melebihi ekspektasi pada Juli,”
Pasar Asia mencatat hasil yang beragam pada Agustus. Di China, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur turun menjadi 49,1 di bulan Agustus. Namun, PMI non-manufaktur naik menjadi 50,3, didorong oleh peningkatan konsumsi selama liburan musim panas.
Indeks Harga Konsumen (CPI) di China meningkat sebesar 0,5% YoY pada Juli, naik 0,3% dibandingkan dengan tingkat pada Juni. Di Jepang, PMI manufaktur naik menjadi 49,8 pada Agustus, dibandingkan dengan 49,1 pada Juli.
Selain itu, inflasi inti Jepang meningkat menjadi 2,7% YoY pada Juli, naik dari 2,6% pada bulan sebelumnya. Di India, pertumbuhan PDB untuk kuartal kedua tahun 2024 mencapai 6,7%, sedikit di bawah ekspektasi dan 1,5 persen lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Advertisement
Zona Euro
Demikian juga Zona Euro membukukan kenaikan pada Agustus. Ekspektasi akan pemangkasan suku bunga lebih lanjut membantu mendorong sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti real estate. Inflasi tahunan di Zona Euro diperkirakan sebesar 2,2% pada bulan Juli, turun dari 2,6% pada Agustus.
Penurunan inflasi mendekati target 2% dari European Central Bank (ECB) dipandang membuat kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh ECB menjadi lebih besar pada pertemuan September. Indeks PMI Zona Euro (PMI) mencapai 51,2 pada Agustus, naik dari 50,2 pada Juli. Tingkat pengangguran yang disesuaikan musiman di Zona Euro dilaporkan sebesar 6,4% pada Juli, turun dari 6,5% pada Juni.