2 Anak Usaha Bukit Asam Teken Perjanjian Penting, Soal Apa?

Dua anak perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang bergerak di bidang pembangkitan listrik tenaga uap, menyepakati Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) terkait Komitmen Prioritas dalam Perdagangan Karbon.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Sep 2024, 18:06 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2024, 18:06 WIB
Ilustrasi PT Bukit Asam Tbk (PTBA) (Foto: Grup MIND ID)
Ilustrasi PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Dua anak perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang bergerak di bidang pembangkitan listrik tenaga uap, menyepakati Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) terkait Komitmen Prioritas dalam Perdagangan Karbon. (Foto: Grup MIND ID)

Liputan6.com, Jakarta Dua anak perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang bergerak di bidang pembangkitan listrik tenaga uap, menyepakati Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) terkait Komitmen Prioritas dalam Perdagangan Karbon. Dua emiten itu adalah PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) dan PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI).

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arsal Ismail mengatakan, kesepakatan ini merupakan langkah strategis yang mencerminkan komitmen PTBA dalam mendukung tujuan MIND ID dan Kementerian BUMN. Serta, memajukan sinergi di lingkungan anak dan afiliasi perusahaan PTBA.

"Penandatanganan MoU ini adalah wujud nyata dari komitmen PTBA untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Kami yakin melalui sinergi dan kepatuhan terhadap regulasi perdagangan karbon, PTBA dan entitas-entitas di bawahnya akan semakin berperan aktif dalam mendukung pengelolaan lingkungan yang lebih baik," kata Arsal dalam keterangan resmi, Selasa (17/9/2024).

Arsal berharap, sinergi antara HBAP dan BPI dapat memperkuat pengelolaan karbon di seluruh lini bisnis anak dan afiliasi perusahaan PTBA.

MoU ini juga memperkuat komitmen PTBA dan entitas-entitas di bawahnya untuk mematuhi peraturan terkait perdagangan karbon yang telah berlaku di Indonesia. Hal ini merupakan langkah nyata dalam mendukung inisiatif pemerintah mengurangi emisi karbon, dan memperkuat manajemen karbon di dalam proses bisnis.

"Dengan langkah ini, PTBA menegaskan komitmennya dalam mendukung agenda keberlanjutan nasional sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan prinsip-prinsip ESG (environmental, social, and governance)," imbuh Arsal.

Mengintip Kinerja BUMN Anggota MIND ID, Siapa Paling Moncer?

PT Bukit Asam Tbk bagian dari Holding industri pertambangan Indonesia (MIND ID). (Foto: MIND ID)
PT Bukit Asam Tbk bagian dari Holding industri pertambangan Indonesia (MIND ID). (Foto: MIND ID)

Sebelumnya, BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) mencatatkan kinerja positif pada semester I/2024 didukung oleh produksi komoditas pertambangan yang dikelola anggota grup dan peningkatan harga komoditas di pasar global

Kinerja positif tersebut juga diperkuat dengan strategi MIND ID menjalankan smart operation melalui automasi, digitalisasi dan inovasi demi menciptakan efisiensi dari sisi operasional.

Adapun strategi pemasaran Centralized Commercial Function (CCF) untuk mengintegrasikan penjualan di pasar ekspor seluruh Anggota Grup MIND ID juga semakin memberi peningkatan kinerja yang positif pada paruh pertama tahun ini.

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa kinerja holding cukup positif pada paruh pertama 2024 tercermin dari laba bersih yang mencapai 38 persen year on year (YoY) serta EBITDA tumbuh sekitar 31 persen dibandingkan dengan semester I/2023.

“Pencapaian ini didorong oleh kinerja seluruh komoditas kelolaan khususnya emas, tembaga, timah, batu bara, dan aluminium yang sangat positif di tahun 2024,” katanya dalam keterangan resmi.

Pertumbuhan produksi sejumlah komoditas kritis dan strategis ini didukung oleh peningkatan harga komoditas di pasar global. MIND ID melalui Anggota Holding meningkatkan kinerja operasional termasuk dari sisi peningkatan produksi komoditas pertambangan dan turunannya.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) misalnya, memproduksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 439 kg, feronikel (TNi) 10.169 ton, serta 4,19 juta wet metric ton (wmt) bijih nikel pada semester I/2024.

Begitu juga PT Timah Tbk (TINS) yang turut mencatat kinerja moncer dengan produksi bijih timah sebesar 10.250 ton atau naik 32 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 7.755 ton. Adapun, produksi logam PT Timah naik 19 persen menjadi 9.675 ton pada semester I/2024, dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 8.100 ton.

 

Bukit Asam

Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan
Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (dok: PTBA)

Kinerja positif juga diraih oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang membukukan produksi batu bara pada paruh pertama sebesar 18,8 juta ton. Perusahaan turut mencatat penjualan hingga 20,1 juta ton, naik 15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 17,4 juta ton.

Kondisi serupa juga diperoleh PT Freeport Indonesia. PTFI mencatatkan peningkatan produksi tembaga hingga 932 juta pound. Volume ini bertumbuh 26,8 persen dari periode sama pada 2023 di level 735 juta pound.

Tidak hanya itu, PTFI turut meningkatkan produksi emas pada paruh pertama tahun ini yakni 982.000 ounces, naik 11,46 persen dibandingkan dengan capaian pada semester I/2023.

 

Pertumbuhan Kinerja

Pada kuartal I 2024, penjualan batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencapai 9,7 juta ton atau meningkat 10 persen dibanding periode sama tahun lalu. (Foto: Bukit Asam)
Pada kuartal I 2024, penjualan batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencapai 9,7 juta ton atau meningkat 10 persen dibanding periode sama tahun lalu. (Foto: Bukit Asam)

Senada, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga membukukan pertumbuhan kinerja operasional dengan memproduksi 34.775 ton nikel dalam matte. Realisasi ini tumbuh 3 persen dibandingkan dengan periode sama 2023 yakni 33.691 ton. Realisasi ini didukung oleh peningkatan produktivitas tanur dan durasi pemeliharaan yang singkat.

Hendi menuturkan bahwa MIND ID terus berupaya untuk terus meningkatkan kinerja termasuk dengan mengendalikan biaya operasi hingga struktur biaya produksi. Langkah ini diambil untuk menjaga kinerja positif yang diraih sejak beberapa tahun terakhir.

“Kami terus berupaya menjaga kinerja perseroan dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi sehingga menciptakan efisiensi operasional perusahaan,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya