3 Saham Listing di Bursa Hari Ini Senin 13 Januari 2025

Tiga perusahaan akan melantai perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini. Masing-masing secara berurutan sebagai perusahaan tercatat ke-6,7,8 tahun 2025 di BEI.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Jan 2025, 08:15 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2025, 08:15 WIB
IHSG Ditutup Melemah ke 6.023,64
Pengendara mobil dan sepeda motor melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Sebanyak 205 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Awal tahun ini, aktivitas pencatatan saham baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) cukup ramai. Pada hari ini, Senin 12 Januari 2024, terdapat tiga emiten baru yang listing, yaitu ⁠PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), ⁠PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT), dan PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG).

Masing-masing secara berurutan sebagai perusahaan tercatat ke-6,7,8 tahun 2025 di BEI.

Saham CBDK akan tercatat di papan utama. Dalam rangka IPO, anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang dikendalikan taipan Aguan dan Grup Salim ini menawarkan 556,89 juta saham dengan harga Rp 4.060 per saham. Dengan demikian, perseroan mengantongi Rp 2,3 triliun dari IPO, menjadi yang terbesar tahun ini.

Rencananya, dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk mengembangkan lahan seluas sekitar 40 hektar menjadi fasilitas MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) melalui anak usahanya, Industri Pameran Nusantara (IPN). Proyek ini dirancang untuk menjadi salah satu pusat MICE terbesar di Indonesia, hampir dua kali lebih luas dibanding ICE-BSD yang saat ini menjadi fasilitas MICE terbesar di Tanah Air.

OBAT

Saham OBAT akan tercatat di papan pengembangan. Dalam rangka IPO, perseroan menawarkan 170 juta saham dengan harga Rp 350 per saham. Dengan demikian, perseroan mengantongi Rp 59,5 miliar dari IPO.

Bersamaan dengan itu, perseroan menerbitkan 85 juta waran seri I dengan harga pelaksanaan Rp 350. Dana yang akan diperoleh dari penerbitan waran sebesar Rp 29,75 miliar. Selanjutnya, perseroan akan memakai dana IPO dan waran untuk modal kerja antara lain untuk pembelian bahan baku, penambahan produksi dan pengembangan pemasaran.

 

DGWG

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun saham DGWG akan tercatat di papan utama. Dalam rangka IPO, perseroan menawarkan 1,66 miliar saham dengan harga Rp 230 per saham. Dengan demikian, perseroan menghimpun Rp 202,94 miliar dari IPO.

Rencananya, sekitar 54,7% dana hasil IPO akan disetorkan perseroan kepada PT Fertilizer Inti Technology dalam bentuk penyertaan modal serta untuk pembayaran sebagian pokok utang kepada kreditur PT Fertilizer Inti Technology.

Lalu sekitar 8,9% akan disetorkan Perseroan kepada PT Dharma Guna Wibawa dalam bentuk penyertaan modal. Sekitar 33,1% akan digunakan perseroan untuk modal kerja, belanja modal, dan pembayaran sebagian pokok utang. Sisanya akan disetorkan Perseroan kepada PT Semesta Alam Sejati dalam bentuk penyertaan modal.

IHSG Diramal Tembus 8.200 pada 2025

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, anak perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, BNI Sekuritas memproyeksi indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang menyentuh level 8.200 pada tahun 2025. Perkiraan ini didukung oleh valuasi pasar saham yang sangat menarik.

"Valuasi pasar Indonesia, baik berdasarkan rasio P/E maupun PBV, sangat menarik jika dibandingkan dengan negara-negara sejenis di kawasan Asia dan hasil imbal hasil obligasi. Sebagian besar sektor, termasuk telekomunikasi, barang konsumen, dan keuangan, berada di bawah rata-rata historis. Pertumbuhan diperkirakan akan didorong oleh sektor barang konsumen, kesehatan, dan keuangan, sementara sektor komoditas mungkin tetap kurang menggairahkan," kata SEVP Research BNI Sekuritas, Erwan Teguh dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (11/1/2025).

"Target indeks JCI secara bottom-up diperkirakan berada di sekitar 8.200, dengan rentang kasus bearish dan bullish di 7.200 hingga 8.950. Potensi kenaikan mencapai 24%," ungkapnya.

Dengan proyeksi pertumbuhan yang stabil dan peluang investasi yang menarik di sektor-sektor tersebut, Erwan menyebut, Indonesia menunjukkan potensi yang solid dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang ada.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya