Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan Senin (17/3/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah sektor saham teknologi pimpin koreksi.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,67 persen ke posisi 6.471,94. Indeks LQ45 bertambah 0,33 persen ke posisi 729,34. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Advertisement
Baca Juga
Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.557,41 dan level terendah 6.445,97. Sebanyak 308 saham menguat dan angkat IHSG. 279 saham melemah dan 219 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 1.084.278 kali dengan volume perdagangan 19,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.395.
Harga saham ANTM naik 4,09 persen ke posisi Rp 1.655 per saham. Harga saham ANTM dibuka naik ke posisi Rp 1.620 per saham dari penutupan sebelumnya Rp 1.590 per saham. Saham ANTM berada di level tertinggi Rp 1.690 dan level terendah Rp 1.615 per saham. Total frekuensi perdagangan 17.328 kali dengan volume perdagangan 1.050.974 saham. Nilai transaksi Rp 173,7 miliar.
Saham INCO bertambah 3,25 persen ke posisi Rp 2.540 per saham. Harga saham INCO dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 2.480 per saham. Saham INCO berada di level tertinggi Rp 2.580 dan level terendah Rp 2.460 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.611 kali dengan volume perdagangan 289.162 saham. Nilai transaksi Rp 73,4 miliar.
Harga saham BUMI naik 2,17 persen ke posisi Rp 94 per saham. Harga saham BUMI dibuka naik satu poin ke posisi Rp 93 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 95 dan terendah Rp 92 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.034 kali dengan volume perdagangan 4.300.090 saham. Nilai transaksi Rp 40,4 miliar.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, dari dalam negeri IHSG alami koreksi, seiring sentimen negatif dari aksi capital outflow.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pada 10- 13 Maret 2025, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp10,15 triliun, terdiri dari jual neto Rp1,92 triliun di pasar saham, Rp5,25 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), serta Rp2,97 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
“Dengan masih terjadinya capital outflow, tentunya mendorong premi risiko investasi di Indonesia juga meningkat, sehingga dikhawatirka akan berdampak terhadap ketahanan eksternal Indonesia di tengah kondisi global yang masih menghadapi tekanan,” demikian seperti dikutip.
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan posisi neraca perdagangan Indonesia Februari 2025 tercatat surplus sebesar 3,12 miliar dolar AS, yang dapat menopang ketahanan ekonomi dalam negeri dan menopang pertumbuhan perekonomian nasional yang berkelanjutan.
Bursa regional Asia bergerak menguat yang ditopang sikap pasar merespon langkah kebijakan stimulus China dan untuk sementara waktu tidak adanya kebijakan tarif baru dari Trump. Pelaku pasar beraksi positif setelah China menjanjikan langkah-langkah baru untuk meningkatkan konsumsi,
China meluncurkan rencana aksi khusus selama akhir pekan yang ditujukan untuk menghidupkan kembali konsumsi dan menstabilkan pasar saham dan real estat. Rencana itu mencakup langkah-langkah untuk meningkatkan pendapatan penduduk dan pengeluaran rumah tangga, serta meningkatkan angka kelahiran.
Pelaku pasar juga juga mendapatkan dorongan setelah rilis data ekonomi China yang kuat, dengan penjualan ritel China meningkat dan produksi industri melampaui perkiraan.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
Saham FITT melonjak 34,62 persen
Saham SOCI melonjak 27,14 persen
Saham IOTF melonjak 27,08 persen
Saham PSAB melonjak 25 persen
Saham VAST melonjak 20,20 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
Saham SMIL merosot 25 persen
Saham KICI merosot 21,05 persen
Saham DCII merosot 19,99 persen
Saham SMDM merosot 14,93 persen
Saham SSTM merosot 14,85 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
Saham BBCA senilai Rp 1,3 triliun
Saham BMRI senilai Rp 637,5 miliar
Saham BBRI senilai Rp 614,5 miliar
Saham PTRO senilai Rp 316 miliar
Saham BBNI senilai Rp 263,8 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
Saham PSAB tercatat 56.413 kali
Saham BBCA tercatat 54.031 kali
Saham MINE tercatat 38.828 kali
Saham PTRO tercatat 35.460 kali
Saham BBRI tercatat 29.665 kali
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham regional Asia pada Senin sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 343,42 poin atau 0,93 persen ke 37.396,52, indeks Shanghai menguat 6,57 poin atau 0,19 persen ke 3.426,13.
Selain itu, indeks Kuala Lumpur menguat 15,66 persen atau 1,04 poin ke posisi 1,527,81, dan indeks Straits Times menguat 23,63 poin atau 0,62 persen ke 3.859,65.
Advertisement
