Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang naik terbatas tetapi ada peluang koreksi pada perdagangan Kamis (10/4/2025). IHSG akan menguji rentang 6.122-6.196.
IHSG merosot 0,47 persen ke posisi 5.967 dan masih didominasi oleh tekanan jual pada perdagangan Rabu, 8 April 2025.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pihaknya prediksi posisi IHSG saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave (iii) dari wave (v).
Advertisement
"IHSG Meskipun menguat, nampaknya akan terbatas untuk menguji rentang 6.122-6.196, tetapi waspadai koreksi lanjutan di mana IHSG akan mengarah ke 5.633-5.770,” ujar dia dalam catatannya.
Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 5.825,5.742 dan level resistance 6.142,6.265 pada Kamis pekan ini.
Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas prediksi IHSG berpotensi menguat dengan level support dan resistance 5.880-6.160.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Sedangkan dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), dan PT Timah Tbk (TINS).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) - Buy on Weakness
Saham AADI bergerak flat ke 5.750 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, penguatan AADI merupakan bagian dari wave 5 dari wave (C), sehingga AADI rawan untuk kembali terkoreksi," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 5.200-5.650
Target Price: 6.100, 6.650
Stoploss: below 5.050
2.PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) - Buy on Weakness
Saham BRIS menguat 4,33% ke 2.170 dan masih didominasi oleh volume pembelian. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi BRIS saat ini masih berada pada bagian dari wave (v) dari wave [a], sehingga BRIS rawan untuk berbalik terkoreksi.
Buy on Weakness: 1.940-2.130
Target Price: 2.220, 2.400
Stoploss: below 1.915
3.PT Darma Henwa Tbk (DEWA) - Buy on Weakness
Saham DEWA terkoreksi 5,49% ke 86 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Saat ini, kami perkirakan posisi DEWA berada pada bagian dari wave [iii] dari wave C, sehingga DEWA masih rawan melanjutkan koreksinya," kata dia.
Buy on Weakness: 77-84
Target Price: 91, 107
Stoploss: below 76
4.PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) - Buy on Weakness
Saham INDF terkoreksi 7,29% ke 6.675 disertai dengan munculnya tekanan jual. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi INDF saat ini berada pada bagian dari wave v dari wave (c) dari wave [ii], sehingga INDF diperkirakan rawan melanjutkan koreksinya.
Buy on Weakness: 6.375-6.575
Target Price: 7.100, 7.350
Stoploss: below 6.250
Advertisement
Penutupan IHSG pada 9 April 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan Rabu (9/4/2025). Akan tetapi, tekanan IHSG berkurang.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup melemah 0,47 persen ke posisi 5.967,98. Indeks LQ45 naik 0,24 persen ke posisi 669,37. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.092,41 dan level terendah 5.949,60. Sebanyak 307 saham melemah sehingga bebani IHSG. Namun, koreksi IHSG terbatas seiring 298 saham menguat dan 188 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.094.306 kali dengan volume perdagangan 18,6 miliar. Nilai transaksi harian saham Rp 12,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.860. Investor asing kembali melakukan aksi jual yang mencapai Rp 1,09 triliun. Dengan demikian, sepanjang 2025, investor asing jual saham Rp 34,89 triliun.
Sektor saham bervariasi. Sektor saham basic turun 3,07 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham consumer siklikal susut 2,24 persen dan sektor saham energi terpangkas 1,43 persen.
Selain itu, sektor saham consumer nonsiklikal melemah 0,25 persen, sektor saham properti terpangkas 0,34 persen dan sektor saham teknologi susut 1,32 persen.
Selain itu, sektor saham industri bertambah 0,75 persen. Lalu sektor saham kesehatan naik 0,78 persen, sektor saham keuangan mendaki 0,40 persen, sektor saham infrastruktur menguat 0,94 persen dan sektor saham transportasi melesat 0,44 persen.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi memperkirakan tekanan pasar masih tinggi seiring dengan saling menyerang antara China dan AS terkait tarif.
“Terbaru AS kembali menargetkan tarif tambahan baru kepada China sebesar 50 persen. Hal ini dikhawatirkan masih akan meningkatkan gejolak ekonomi,” kata dia.
Audi melihat pasar sudah mulai merefleksikan dampak tarif resiprokal AS di pasar dan setelah mendapatkan langkah berikutnya dari pemerintah, dengan menerima pengenaan tarif serta melakukan langkah diplomasi melalui negosiasi.
Donald Trump dalam media sosialnya X, mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50 persen terhadap China mulai 9 April 2025 apabila China tidak menarik tambahan tarif sebesar 34 persen paling lambat Selasa, 8 April 2025.
Trump mengatakan semua pembicaraan dengan China akan dihentikan, sementara negosiasi dengan negara lain akan segera dimulai.
Apabila hal itu benar-benar dilakukan oleh Trump, artinya barang-barang asal China akan dikenakan tarif impor sangat tinggi yaitu 104 persen.
Advertisement
