Komoditas Turun, Antam Hanya Pakai Belanja Modal Rp 2 Triliun

Harga komoditas melemah membuat PT Aneka Tambang Tbk tidak terlalu gencar untuk menyelesaikan ekspansi usaha pada 2013.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 13 Nov 2013, 17:30 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2013, 17:30 WIB
antam-emas-2-131009b.jpg
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengaku tidak dapat menyerap semua total dana belanja modal/capital expenditure (capex) yang dianggarkan sebesar Rp 5,9 triliun pada 2013. Hal itu disebabkan harga komoditas melemah karena kondisi global.

"Tahun ini karena lesu, makanya proyek feronikel Halmahera Timur akselerasinya kita turunkan, tapi tidak kita tunda, masih akan tetap jalan. Karena itu lah dana capex kita tidak bisa menyerap banyak," ujar  Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk, Tato Miraza usai acara pembukaan kantor cabang butik emas LM di Bandung, Rabu (13/11/2013).

Tato menjelaskan, dana belanja modal yang sudah diserap mencapai Rp 1,8 triliun hingga kuartal III 2013. Perseroan memperkirakan belanja modal yang akan diserap sekitar Rp 2 triliun pada 2013.

"Tahun ini tinggal dua bulan kurang lagi, sampai kuartal tiga kemarin sudah mencapai Rp 1,8 triliun, jadi dana capex sampai akhir tahun hanya Rp 2 triliun, tidak akan sampai sekitar Rp 5 triliun yang sudah kami targetkan," tutur Tato.

Dengan melihat keadaan global yang tidak memungkinkan, sehingga perseroan lebih berhati-hati dalam menjalankan ekspansi bisnis.
Ketika ditanya target belanja modal untuk tahun 2014, ia belum dapat menjelaskan besaran dana belanja modal. Hal itu karena masih menunggu laporan kinerja yang dijalankan perseroan pada 2013.

"Kami belum bisa menjelaskan besaran dana capex pada tahun mendatang, kami menunggu laporan kinerja tahun ini dulu, baru kami bisa menargetkan kinerja bisnis di tahun mendatang," kata Tato.

Hingga kuartal III 2013, perusahaan tambang yang masuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mencatatkan penjualan naik menjadi Rp 8,8 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,13 triliun.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan (ditanggungkan) kepada pemilik entitas induk turun menjadi Rp 347,99 miliar hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 627,77 miliar. (Dis/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya