Aura positif yang memayungi awal pekan kedua Desember 2013 membawa angin segar bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks kembali menghijau seiring penguatan yang terjadi di kawasan bursa saham Asia.
Pelaku pasar juga semakin percaya diri setelah nilai tukar rupiah relatif bergerak stabil di bawah level 12 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).
Pada penutupan perdagangan saham Senin (9/12/2013), IHSG memulai awal pekan dengan melaju di level 4.214,34 atau naik 33,55 poin (0,8%). Penguatan IHSG ikut terdongkrak oleh naiknya indeks saham bluechips sebesar 1,27%.
Meski melaju positif, gerak emiten sempat didominasi oleh koreksi sejumlah saham. Beruntung hingga penutupan perdagangan, sebanyak 122 emiten mengalami kenaikan harga dan 106 lainnya bergerak melemah. Sedangkan 105 emiten bergerak stagnan.
Perdagangan saham kali ini terbilang kecil karena hanya mencapai 106.269 kali dengan efek berpindahtangan sebanyak 3,24 miliar saham. Transaksi perdagangan saham juga dipenuhi aksi trading dengan nilai Rp 3,8 triliun.
Mengawali pekan kedua Desember, pelaku pasar tampaknya mulai kembali berburu saham di pasar modal Indonesia. IHSG langsung dibuka menguat ke level 4.210 pada sesi pre-opening.
Indeks selanjutnya terus bergerak nyaman di zona hijau meski sempat beberapa kali tertekan dan melaju dalam tren melemah. Namun hingga penutupan sesi I, IHSG mampu bertahan di zona hijau.
Di pembukaan sesi kedua, IHSG kembali memperoleh sentimen positif setelah kurs tengah rupiah Bank Indonesia (BI) menunjukan gerak penguatan. Pelaku pasar pun kembali nyaman untuk memborong saham dan mengangkat IHSG kembali melaju dalam tren menguat.
Kondisi semakin kondusif, setelah asing juga melakukan aksi beli saham usai beberapa hari lalu terus asyik berjualan di pasar modal Indonesia.
Di tengah penguatan IHSG, sedikitnya dua sektor saham masih belum bisa beranjak dari zona merah. Emiten konstruksi dan perdagangan masing-masing melemah 0,4% dan 0,11%.
Penguatan sektor saham tertinggi dialami emiten sektor industri aneka 1,97%, manufaktur 1,43%, barang konsumsi 1,39%, keuangan 1,2%, dan industri dasar 0,96%.
Awal pekan ini menjadi hari yang menggembirakan bagi saham-saham bluechips. Terbukti daftar teratas pencetak untung terbesar (top gainer) kali ini dihuni oleh emiten bluechip dipimpin UNVR yang naik Rp 750 per saham.
Top gainer lainnya adalah INTP yang menguat Rp 550, BMRI Rp 350, INDF Rp 200, dan EXCL Rp 200 per saham.
Nasib kurang beruntung diderita oleh emiten bluechips ITMG yang justru masuk daftar top losser karena terkoreksi Rp 250 per saham. Top losser lainnya adalah HMSP yang turun Rp 950, MYOR Rp 500, SMSM Rp 175, dan LPPF Rp 150 per saham. (Shd)
Pelaku pasar juga semakin percaya diri setelah nilai tukar rupiah relatif bergerak stabil di bawah level 12 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).
Pada penutupan perdagangan saham Senin (9/12/2013), IHSG memulai awal pekan dengan melaju di level 4.214,34 atau naik 33,55 poin (0,8%). Penguatan IHSG ikut terdongkrak oleh naiknya indeks saham bluechips sebesar 1,27%.
Meski melaju positif, gerak emiten sempat didominasi oleh koreksi sejumlah saham. Beruntung hingga penutupan perdagangan, sebanyak 122 emiten mengalami kenaikan harga dan 106 lainnya bergerak melemah. Sedangkan 105 emiten bergerak stagnan.
Perdagangan saham kali ini terbilang kecil karena hanya mencapai 106.269 kali dengan efek berpindahtangan sebanyak 3,24 miliar saham. Transaksi perdagangan saham juga dipenuhi aksi trading dengan nilai Rp 3,8 triliun.
Mengawali pekan kedua Desember, pelaku pasar tampaknya mulai kembali berburu saham di pasar modal Indonesia. IHSG langsung dibuka menguat ke level 4.210 pada sesi pre-opening.
Indeks selanjutnya terus bergerak nyaman di zona hijau meski sempat beberapa kali tertekan dan melaju dalam tren melemah. Namun hingga penutupan sesi I, IHSG mampu bertahan di zona hijau.
Di pembukaan sesi kedua, IHSG kembali memperoleh sentimen positif setelah kurs tengah rupiah Bank Indonesia (BI) menunjukan gerak penguatan. Pelaku pasar pun kembali nyaman untuk memborong saham dan mengangkat IHSG kembali melaju dalam tren menguat.
Kondisi semakin kondusif, setelah asing juga melakukan aksi beli saham usai beberapa hari lalu terus asyik berjualan di pasar modal Indonesia.
Di tengah penguatan IHSG, sedikitnya dua sektor saham masih belum bisa beranjak dari zona merah. Emiten konstruksi dan perdagangan masing-masing melemah 0,4% dan 0,11%.
Penguatan sektor saham tertinggi dialami emiten sektor industri aneka 1,97%, manufaktur 1,43%, barang konsumsi 1,39%, keuangan 1,2%, dan industri dasar 0,96%.
Awal pekan ini menjadi hari yang menggembirakan bagi saham-saham bluechips. Terbukti daftar teratas pencetak untung terbesar (top gainer) kali ini dihuni oleh emiten bluechip dipimpin UNVR yang naik Rp 750 per saham.
Top gainer lainnya adalah INTP yang menguat Rp 550, BMRI Rp 350, INDF Rp 200, dan EXCL Rp 200 per saham.
Nasib kurang beruntung diderita oleh emiten bluechips ITMG yang justru masuk daftar top losser karena terkoreksi Rp 250 per saham. Top losser lainnya adalah HMSP yang turun Rp 950, MYOR Rp 500, SMSM Rp 175, dan LPPF Rp 150 per saham. (Shd)