PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) berencana mengakuisisi perusahaan yang tercatat di Singapura yakni United Fiber System Ltd (UFS). Langkah akuisisi ini pun telah disetujui pemegang saham perseroan.
Direktur dan Corporate Secretary ESSA Hermawan Tarjono mengungkapkan, langkah akuisisi ini dengan cara menjalankan debt to equity swap (DES).
"Akuisisi itu melalui debt to equity swap atau tukar guling saham anak perseroan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). Langkah ini sudah  disetujui 97% pemegang saham perseroan, sehingga bisa terselesaikan dengan baik," ujar Hermawan ketika ditemui usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) perseroan di Jakarta, Selasa (31/12/2013).
Hermawan menjelaskan, langkah akuisisi UFS yang dijalankan oleh perseroan tidak akan bisa mulus, jika UFS belum menjalankan RUPSLB terlebih dahulu. Dengan skema DES, perseroan bisa mengambil 94% saham yang dimiliki UFS, dengan harga 0,75 dolar Singapura per saham.
"Untuk transaksi pembayaran dengan sebanyak 66,99% saham GEMS yang harganya Rp 3.735 per saham," tutur dia.
Nantinya, UFS akan menjalankan backdoor listing ketika saham perusahaan ini diambil ESSA. Aksi akuisisi ini diharapkan selesai pada akhir Januari 2014.
Selain langkah akuisisi, perusahaan pada tahun depan berencana menggunakan sebagian besar dana belanja modal (capital expenditure/capex) untuk membangun pembangkit listrik mulut tambang Sumsel-5 yang memiliki kapasitas mencapai 2x150 Megawatt.
Adapun pada tahun depan, perusahaan menganggarkan dana belanja modal sebesar US$ 270 juta. "Dana capex lebih besar untuk pembangunan IPP (Independen Power Plan), target coomisioning di kuartal akhir IV 2015," tegas.
Sementara sisa dana capex lainnya sebesar US$ 70 juta ditujukan untuk pengembangan bisnis yang lain. "Kami juga salurkan dana capex untuk anak usaha yang linis bisnisnya di sektor TV berbayar. Semua yang kami lakukan untuk pembangunan induk usaha dan anak usaha," tutup Hermawan.
Dia mengaku dana capex yang diperoleh perseroan didapatkan dari kas internal dan pinjaman perbankan. Adapun pinjaman perbankan berasal dari China Development Bank Corporation sebesar US$318 juta. (Dis/Nrm)
Direktur dan Corporate Secretary ESSA Hermawan Tarjono mengungkapkan, langkah akuisisi ini dengan cara menjalankan debt to equity swap (DES).
"Akuisisi itu melalui debt to equity swap atau tukar guling saham anak perseroan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). Langkah ini sudah  disetujui 97% pemegang saham perseroan, sehingga bisa terselesaikan dengan baik," ujar Hermawan ketika ditemui usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) perseroan di Jakarta, Selasa (31/12/2013).
Hermawan menjelaskan, langkah akuisisi UFS yang dijalankan oleh perseroan tidak akan bisa mulus, jika UFS belum menjalankan RUPSLB terlebih dahulu. Dengan skema DES, perseroan bisa mengambil 94% saham yang dimiliki UFS, dengan harga 0,75 dolar Singapura per saham.
"Untuk transaksi pembayaran dengan sebanyak 66,99% saham GEMS yang harganya Rp 3.735 per saham," tutur dia.
Nantinya, UFS akan menjalankan backdoor listing ketika saham perusahaan ini diambil ESSA. Aksi akuisisi ini diharapkan selesai pada akhir Januari 2014.
Selain langkah akuisisi, perusahaan pada tahun depan berencana menggunakan sebagian besar dana belanja modal (capital expenditure/capex) untuk membangun pembangkit listrik mulut tambang Sumsel-5 yang memiliki kapasitas mencapai 2x150 Megawatt.
Adapun pada tahun depan, perusahaan menganggarkan dana belanja modal sebesar US$ 270 juta. "Dana capex lebih besar untuk pembangunan IPP (Independen Power Plan), target coomisioning di kuartal akhir IV 2015," tegas.
Sementara sisa dana capex lainnya sebesar US$ 70 juta ditujukan untuk pengembangan bisnis yang lain. "Kami juga salurkan dana capex untuk anak usaha yang linis bisnisnya di sektor TV berbayar. Semua yang kami lakukan untuk pembangunan induk usaha dan anak usaha," tutup Hermawan.
Dia mengaku dana capex yang diperoleh perseroan didapatkan dari kas internal dan pinjaman perbankan. Adapun pinjaman perbankan berasal dari China Development Bank Corporation sebesar US$318 juta. (Dis/Nrm)