Transaksi Perdagangan Saham Menyusut pada Januari 2014

Pelaku pasar modal masih beradaptasi dengan perubahan satuan perdagangan saham dan fraksi harga membuat transaksi perdagangan turun.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Feb 2014, 16:16 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2014, 16:16 WIB
bursa-saham-ihsg130220c.jpg
Satu bulan sudah penerapan perubahan satuan perdagangan atau lot saham dan fraksi harga diberlakukan pada 2014. Pelaku pasar sepertinya masih beradaptasi dengan perubahan ketentuan itu membuat transaksi perdagangan saham awal tahun 2014 relatif turun dibandingkan awal 2013.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), rata-rata volume perdagangan saham sekitar 3,9 miliar dengan nilai transaksi harian sekitar Rp 4,84 triliun selama Januari 2014. Sementara itu, rata-rata volume perdagangan saham Januari tahun lalu mencapai 4,66 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,9 triliun.

Adapun frekuensi perdagangan saham memang lebih aktif pada awal 2014 yang mencapai 185.103 kali dibandingkan tahun lalu sekitar 145.000 kali. Otoritas bursa telah mengubah satuan lot saham dari berisi 500 lembar menjadi 100 lembar. Selain itu, saat ini ada tiga pengelompokan harga dari sebelumnya lima pengelompokan harga.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan,  ada sejumlah sentimen yang membuat transaksi perdagangan agak turun. Pertama, pelaku pasar masih ragu-ragu dengan kondisi bursa saham pada awal tahun ini.

Apalagi bursa saham regional merah karena krisis sejumlah negara berkembang dan pelaksanaan penarikan dana stimulus moneter atau tapering. Kedua, perubahan satuan perdagangan saham dan fraksi harga juga turut mempengaruhi transaksi perdagangan saham.

"Pemodal memang masih membiasakan diri dengan ketentuan lot size yang baru dan fraksi harga. Mereka lebih ekstra hati-hati untuk melakukan transaksi," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (4/2/2014).

Hal senada dikatakan, Analis PT Buana Capital, Alfred Nainggolan. Saat ini, pelaku pasar masih beradaptasi dengan perubahan fraksi harga dan lot saham. Ia mengakui, memang perubahan lot saham bagus untuk pasar modal. Hal itu karena membuat investor ritel akan lebih mudah mendapatkan saham-saham unggulan.

Akan tetapi perubahan fraksi harga membuat pemodal lebih sulit untuk mendapatkan untung. "Untuk spekulan saat ini sulit mendapatkan untung karena mereka mendapatkan untung satu poin harus menunggu lama dulu," kata Alfred.

Proyeksi Transaksi

Satrio memperkirakan, transaksi perdagangan saham masih cenderung lesu pada Februari 2014. Apalagi kalau bursa saham regional masih mendapatkan sentimen negatif dari krisis di emerging market dan bursa saham global.

"Tergantung tren Januari, dengan regional yang masih diliputi ketidakpastian maka volume transaksi akan tetap, dan berkurang. Saat ini juga belum terlihat pasar cenderung menguat," tutur Satrio. (Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya