Annie, Hubungan Mengharukan Politikus dan Anak Yatim Piatu

Meskipun memiliki banyak perbedaan mencolok dengan versi klasiknya, namun film Annie menyajikan unsur musikal yang luar biasa.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 27 Jan 2015, 21:45 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2015, 21:45 WIB
Annie, Hubungan Mengharukan Antara Politikus dan Anak Yatim Piatu
Meskipun memiliki banyak perbedaan mencolok dengan versi klasiknya, namun film Annie menyajikan unsur musikal yang luar biasa.

Liputan6.com, Los Angeles Genre drama musikal telah menjadi warna tersendiri di dunia perfilman. Salah satu judul yang mengusung genre tersebut adalah Annie. Pertama kali, film tersebut dirilis pada 1982. Kini remake atau daur ulang film Annie telah dibuat dan akan segera ditayangkan di Indonesia dalam waktu dekat.

Tentunya, daur ulang film Annie memiliki banyak perbedaan yang mencolok. Salah satunya ada di jajaran pemainnya. Jika di film lawasnya karakter Annie diperankan oleh aktris cilik berkulit putih Aileen Quinn, maka kali ini dipilihlah Quvenzhane Wallis, aktris cilik berkulit hitam sebagai sang anak.

Beberapa karakter pun diubah sedemikian rupa oleh bintang-bintang yang lebih muda. Lantas, bagaimana kisah di dalam film Annie?

Film ini diawali dengan kehidupan sehari-hari Annie, pelajar SD berusia 10 tahun. Ia dan kawan-kawannya sesama anak yatim piatu, menetap di kediaman seorang wanita bernama Colleen Hannigan (Cameron Diaz).

Annie sendiri masih berharap bisa bertemu orangtua kandungnya. Ia merasa tidak betah tinggal di apartemen Hannigan, karena mereka selalu dituntut untuk membersihkan apartemen setiap akhir pekan dan diperlakukan kurang ramah.

Di lain pihak, seorang politikus kaya bernama William Stacks (Jamie Foxx), sedang gencar berkampanye demi bisa terpilih untuk menjadi walikota New York. Sayangnya, Stacks tidak memiliki itikad yang baik terhadap rakyatnya, sehingga ia tidak terlalu populer di kalangan masyarakat. Ia pun selalu melakukan kampanye propaganda dari dukungan salah satu orang kepercayaannya.

Pada suatu hari, Annie hampir tertabrak mobil secara. Kebetulan, Stacks berada di situ dan tanpa sengaja menyelamatkannya. Seseorang lalu merekam sekaligus menyebarkan kejadian tersebut di situs pengunggah video. Seketika, Annie dan Stacks menjadi populer di kalangan masyarakat Amerika Serikat.

Berangkat dari situlah, Stacks dan tim suksesnya memanfaatkan kejadian tersebut menjadi sebuah kampanye. Peluangnya untuk menjadi seorang walikota pun terbuka lebar. Alhasil, Annie mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Stacks.

Tak sampai di situ, Annie juga mendapat tawaran untuk tinggal di rumah Stacks yang mewah. Hal tersebut dianggapnya sebagai peluang besar untuk bisa mengubah hidupnya. Ia juga memanfaatkan momen tersebut demi bisa menemukan orangtua kandungnya melalui bantuan orang-orang kepercayaan Stacks.

Seiring berkembangnya cerita, Annie pun seolah menjadi korban konspirasi dari beberapa pihak yang ingin memanfaatkan kesempatan tersebut. Bahkan, hubungan antara Annie dan Stacks pun menjadi lebih emosional. Tujuan hidup keduanya juga berubah lebih dari sekedar menemukan hal-hal yang mereka inginkan sebelumnya.

Menilik keseluruhan filmnya lebih mendalam, Annie memiliki kekuatan yang sangat khas dalam hal musikal. Beragam adegan seru dan mengharukan, disisipkan oleh unsur musikal hingga membuatnya semakin meriah dan menggugah.

Selain itu, Annie pun menawarkan bumbu-bumbu humor dan drama yang dirasa sangat aman untuk ditonton oleh anak-anak. Kemampuan akting Quvenzhane Wallis sebagai Annie, terasa luar biasa. Bahkan, Jamie Foxx juga mampu memamerkan bakatnya sebagai aktor komedi.

Dipamerkannya teknologi yang belum pernah ada pada versi sebelumnya, membuat para penonton versi klasik merasakan perbedaan yang sangat besar. Gaya kampanye Stacks pun dilakukannya melalui jejaring sosial dan video online yang belakangan marak dan telah menjadi bagian dari kebudayaan umat manusia masa kini.

Hal-hal menggugah dalam film Annie dipamerkan di akhir film. Filosofi kehidupan sejati yang dicoba untuk ditonjolkan di dalamnya terasa mengharukan di bagian akhir. Kualitas lagu dan konsep tarian yang dihadirkan pun terasa cukup selaras.

Akan tetapi, bagi pecinta film yang sangat mengharapkan alur cerita menantang, barangkali bakal sedikit kurang puas setelah melihat Annie. Memang unsur di dalamnya terlalu dibuat sederhana dan belum mampu mengalahkan film musikal lawas seperti Singin' in the Rain maupun The Sound of Music.

Di luar kelebihan maupun beberapa kekurangannya, Annie layak menjadi sebuah tontonan keluarga. Ditambah lagi, film ini bisa dinikmati tanpa harus membuat kita berpikir maupun bertanya-tanya setelah menyaksikannya. Jadi, tentunya Anda yang merasa tertarik, bisa langsung menikmat film ini di bioskop di akhir pekan.(Rul/Feb)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya