Sempat Diboikot, Film Bidadari Terakhir Dibanjiri Penonton

Film Bidadari Terakhir sempat diprotes oleh ormas berbasis Islam di Balikpapan.

oleh Sapto Purnomo diperbarui 11 Sep 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2015, 13:00 WIB
Bidadari Terakhir
Bidadari Terakhir

Liputan6.com, Jakarta Film Bidadari Terakhir sempat mendapat penolakan dari sejumlah warga di Balikpapan, terlebih oleh ormas berbasis Islam yang ada di sana. Film yang mengisahkan kisah cinta antara pekerja seks komersial (PSK) bernama Eva dengan seorang pelajar, dianggap akan merusak citra anak muda dan kota Balikpapan.

Mengetahui hal tersebut, Whulandary Herman selaku bintang utama dalam film tersebut sempat terkejut. Sebab menurutnya, film yang dibintanginya itu banyak memiliki sisi positif dan pesan moral yang cukup baik. Menurut Putri Indonesia 2013 ini, banyak orang yang menilai buruk tapi belum menyaksikan film tersebut.

Whulandary Herman (Liputan6.com/Faisal R Syam)

"Aku coba jelaskan, lebih bijaksana kalau nonton terlebih dahulu. Setelah itu mereka boleh menilai apapun," ucap Whulandary Herman saat ditemui di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (10/9/2015).

Tak ingin ada perselisihan, Whulan bersama produser Bidadari Terakhir langsung terbang menuju Balikpapan. Ia pun mengajak Wali Kota setempat dan ormas berbasis tersebut untuk menonton bareng. Walhasil setelah menonton, Wali Kota dan ormas tersebut menyatakan kalau film Bidadari Terakhir layak ditonton.

Whulandary Herman [Foto: Panji Diksana/Liputan6.com]

"Ternyata apresiasinya tinggi, surprise banget. Terimakasih buat pemerintah Balikpapan dan ormas lain," ujar Whulandary Herman.

Yang mengejutkan, usai nonton bareng dan dinyatakan layak tonton, tiket nonton film Bidadari Terakhir ludes dibeli penonton yang penasaran dengan jalan cerita yang sempat menjadi kontroversi.

"Keesokan harinya hampir di semua bisokop di Balikpapan sold out semua tiket buat nonton film ini. Banyak yang mengantre buat nonton," kata Whulandary Herman.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya