Liputan6.com, Los Angeles - Sum 41 bukan band sembarangan. Band kelahiran Kanada ini punya reputasi besar di panggung rock, terutama di scene punk yang belakangan jadi salah satu budaya musik terbesar di kalangan remaja Amerika Serikat.
Lahir di tahun 1996, Sum 41 tentu sudah mengalami jatuh-bangun. Mereka pernah menjadi salah satu band punk terpopuler lewat album keempat, Underclass Hero yang terjual lebih dari saru juta kopi di seluruh dunia.
Sebaliknya, Sum 41 juga pernah tertidur, bahkan terancam bubar ketika sang vokalis, Deryck Whibley nyaris tewas akibat overdosis alkohol.
Advertisement
Alhasil, saat ditanya apa ukuran sukses menurut mereka, band yang pertama kali dikenal lewat EP Half Hour of Power ini punya pendapat sendiri. Jawaban tersebut mencerminkan perjuangan mereka yang sama sekali belum usai.
"Kamu tak bisa memakai penjualan album atau review sebagai patokan keberhasilan sebuah band. Menurutku, ketika kami memainkan sebuah pertunjukan, dan orang-orang datang untuk menyanyi bersama kami, disitulah tanda jika kami telah menjadi sebuah band yang sukses," ucap sang bassis Cone seperti dikutip dari laman pledgemusic, Rabu (7/10/2015).
Sum 41 bakal segera merilis album ketujuh mereka di tahun ini. Album yang belum memiliki judul ini rencananya akan menjadi album indie pertama mereka setelah berjuang di major label selama satu dekade.(Feb)