Liputan6.com, Jakarta Sebagai seorang aktris Adinia Wirasti mengaku tak selalu menunjukan kemampuan akting di depan kamera. Menurutnya, akting merupakan persoalan untuk membagi rasa dan emosi di hadapan penonton.
Namun, saat menerima tawaran peran dari produser, Adinia Wirasti memiliki permintaan khusus, yaitu skenario dari filmnya harus dalam bentuk fisik bukan data yang dikirim lewat surel.
Advertisement
"Jadi kalau produser atau sutradara nawarin peran. Saya selalu minta skrip yang sudah cetak tidak mau bentuk data, karena baca di layar beda sama baca buku," ujarnya usai menghadiri acara Perpuseru di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Senin (6/11/2017).
Baca Juga
Kebiasaannya yang terbawa karena dirinya kuliah di Amerika itu ternyata sering mendapat protes dari teman-temannya. "Teman-teman saya suka bingung kalau saya bawa buku banyak. Terus mereka juga kasih tau cara akses perpustakaan digital," lanjutnya.
Adinia Wirasti tak memungkiri bahwa hal tersebut memang sangat membantu. "Terus saya sebagai anak muda cuma kayak bilang 'oh iya ya?' Ya saya gaptek juga memang, lalu saya coba baca di sini (gadget) memang membantu sih, saya sadar betapa teknologi sangat membantu sekali," jelasnya.
"Walaupun pilihan personal saya adalah tetap kertas, karena (kalau kertas) saya bisa nyatat atau segala macam," pungkasnya.