Liputan6.com, Jakarta - Setiap film punya nyawa dan cara sendiri untuk menyampaikan pesannya. Begitu pun dengan rumah produksi Rumah Film dan Evergreen Pictures yang membesut film Satu Hari Nanti.
Film arahan Salman Aristo ini memiliki sasaran sendiri dalam urusan penonton, yakni 21 tahun ke atas. Cerita berlatar di negara Swiss ini berani menyasar penonton khusus 21 tahun ke atas bukan tanpa alasan.
Advertisement
Baca Juga
"Pilihan rating memang sengaja 21 tahun ke atas. Bahkan, saat kita submit ke LSF, kita langsung minta untuk 21+ karena secara konten untuk usia sekitar itu, tidak bisa dikonsumsi untuk 21 tahun ke bawah. Kalau dianalogikan, kita enggak akan mungkin membicarakan obrolan anak SMA di depan anak SD," kata Dienan Silmy selaku produser film Satu Hari Nanti, Jumat (24/11/2017).
Riset Dibantu IKJ
Di sisi lain, sutradara Salman Aristo menjelaskan keberanian ini didukung hasil riset yang dilakukan pihak IKJ di 16 kota besar pada 2016 . Berdasarkan riset tersebut terungkap bahwa penonton film Indonesia berusia 25-38 berada di posisi kedua setelah 18-25.
“Sebenarnya pemilihan 21 tahun bukan tanpa visi, justru berdasar riset penonton Indonesia di tahun 2016, di 16 kota besar, penonton dengan range umur karakter tokoh film ini berada di nomor dua. Beda tipis 2% dengan range 18-25 tahun di nomor pertama. Jadi ini memiliki pasar yang sangat besar sekali,” jelas Salman.
Selain itu, sutradara yang juga menulis skenario film Satu Hari Nanti menuturkan, dia tidak ingin setengah-setengah dalam menggarap proyek ini. Tidak heran bila dalam naskahnya, filmmaker yang pernah meraih penghargaan sebagai penulis skenario terbaik ini total dan tidak memberi celah untuk bermain aman agar filmnya bisa dikonsumsi penonton remaja.
Film yang akan tayang mulai 7 Desember 2017 ini diperankan sejumlah aktor dan aktris berbakat tanah air. Mereka adalah Adinia Wirasti, Ringgo Agus Rachman, Ayushita, Deva Mahenra. Tak ketinggalan pula, film ini didukung oleh aktor kawakan Donny Damara yang berperan sebagai ayah Alya.
Advertisement