Liputan6.com, Jakarta - Para pemain film Bumi Manusia arahan Hanung Bramantyo, telah diumumkan beberapa hari lalu. Bintang yang dipilih sebagai pemeran Minke, sang tokoh utama, adalah bintang muda Iqbaal Ramadhan.
Ternyata sebagian masyarakat merasa pemasangan Iqbaal dalam film Bumi Manusia ini kurang pas.
Sejumlah pro kontra tentang hal ini muncul di media sosial. Tak berhenti sampai di sini, muncul sebuah petisi penolakan terhadap keterlibatan Iqbaal di film Bumi Manusia.
Advertisement
Petisi tersebut bertajuk "Tolak Iqbaal Ramadhan Memerankan Minke dalam Film Bumi Manusia" ini, dibuat di platform Change.org oleh seseorang dengan nama akun Ady Gilang.
Baca Juga
Bukan karena Benci
Saat berita ini ditulis pada Senin (28/5/2018), petisi tersebut telah ditandatangani oleh 225 orang. Target petisi yang dibuat tiga hari lalu ini, adalah 500 tanda tangan.
Sang pembuat petisi mengatakan bahwa ia sebenarnya bukan pembenci atau tak suka dengan sosok Iqbaal Ramadhan.
"Kami menolak Iqbal memerankan Minke karena kami tidak melihat aura sosok Minke ada padanya. Iqbal sudah menjadi sosok yang begitu pas untuk menjadi Dilan, dan identitas itu sungguh melekat tak bisa dipisahkan."
Advertisement
Kekhawatiran
Ia juga mengungkap sejumlah kekawatiran tentang film Bumi Manusia. "Kami tidak mau, apabila Dilan akan disamakan dengan Minke hanya untuk mendobrak jumalah penonton. Kami tidak mau, Bumi Manusia hanya akan menampilkan kisah cinta Minke-Annelis saja," tulisnya.
Ia juga berharap pembuatan film Bumi Manusia jangan sampai hanya berorientasi pada pundi-pundi uang belaka.
Minke Cocok Diperankan oleh Generasi Milenial
Sementara itu, dalam jumpa pers yang digelar di Jakarta pekan lalu, Hanung Bramantyo telah mengungkap alasannya memilih Iqbaal sebagai Minke.
"Pertama tertulis dalam jelas, Minke umur 20 dan Annelies umur 17. Jadi, memang anak-anak muda. Pak Pram berbicara gejolak anak-anak muda," ujar Hanung Bramantyo saat jumpa pers berlangsung.
Iqbaal yang merupakan generasi milenial kekinian, juga dianggap cocok menghidupkan karakter tokoh muda modern di era 1900-an.
"Mawar dan Iqbaal adalah generasi milenial yang mengalami gegar kebudayaan. Dulu anak-anak menjadi Eropa, sekarang global. Itulah yang terjadi pada milenials," tutur Hanung Bramantyo.
Advertisement