Overlord, Mimpi Buruk soal Sadisnya Perang dan Eksperimen Gila

Overlord tampil berbeda lewat penggabungan elemen film perang dan horor.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 09 Nov 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2018, 08:00 WIB
Film Overlord (Paramount Pictures)
Overlord tampil berbeda lewat penggabungan elemen film perang dan horor. (Paramount Pictures)

Liputan6.com, Jakarta Bila umumnya film-film perang menawarkan kengerian yang muncul akibat konflik di medan pertempuran, Overlord memberikan sentuhan yang sedikit berbeda. Yakni, unsur horor di dalamnya.

Overlord mengikuti perjalanan Boyce (Jovan Adepo), seorang prajurit muda dari pihak Sekutu di Perang Dunia II. Satuannya mendapat tugas penting sekaligus berbahaya, menghancurkan sebuah menara komunikasi di desa kecil yang dikuasai oleh tentara Nazi.

Nahas, saat memasuki daerah tersebut, pesawat yang ditumpangi Boyce dibombardir musuh. Dari seluruh pasukan, hanya ada segelintir yang selamat dari serangan ini.

Ada Kopral Ford (Wyatt Russell), ahli peledak yang misterius, Tibbet (John Magaro) yang kerap berbicara seenaknya, dan  Chase (Iain De Caestecker) yang lebih tertarik untuk mengabadikan perang lewat kameranya. Meski begitu, misi mereka tetap harus dijalankan.

Eksperimen Mengerikan

Film Overlord (Paramount Pictures)
Film Overlord (Paramount Pictures)

Mereka dibantu oleh gadis pemberani dari desa tersebut, Chloe (Mathilde Ollivier). Saat mempersiapkan serangan, Boyce tak sengaja terbawa ke dalam gereja yang digunakan sebagai markas Nazi di tempat ini.

Di sana ia berhasil menyelamatkan salah satu temannya, Rosenfeld (Dominic Applewhite). Namun ia juga melihat hal-hal ganjil yang mengguncangnya. Ternyata, Nazi menjadikan warga pedesaan sebagai bahan eksperiman mengerikan.

Bumbu Horor

Film Overlord (Paramount Pictures)
Film Overlord (Paramount Pictures)

Bila dilihat dari trailernya, Overlord jelas punya kesan yang berbeda lewat penggabungan elemen film perang dan horor. Namun setelah menyaksikan filmnya secara keseluruhan, sebenarnya elemen horor baru muncul belakangan.

Di setengah film bagian awal, Overlord lebih banyak menekankan ketegangan dari elemen film perang. Bagaimana para serdadu Sekutu yang kalah jumlah, harus bersiasat untuk bergerak secara diam-diam dalam desa kecil yang dikuasai musuh.

Unsur horor, baru ditambahkan setelah laboratorium ini terungkap. Alhasil, unsur horor lebih terasa sebagai sebuah bumbu—bukan sajian utama—dalam Overlord.

Memacu Adrenalin

Film Overlord (Paramount Pictures)
Film Overlord (Paramount Pictures)

Kekuatan utama film ini, adalah karakter yang digambarkan dengan cukup menarik dan berdinamika. Sebagian besar tokoh dalam film ini memiliki character development atau perjalanan karakter yang terbilang apik.

Boyce yang awalnya dianggap teman-temannya memiliki hati lembek, akhirnya berani mengambil keputusan penting. Begitu pun dengan Tibbet yang awalnya digambarkan begitu menyebalkan, ternyata belakangan jadi tokoh yang menuai simpati.

Hanya saja, Overlord memiliki sedikit hal ganjil yang cukup mengganggu. Yakni ada sejumlah detail yang tak masuk akal dalam logika film ini. Salah satu contoh kecil, adalah soal keributan ternyata bisa luput dari perhatian para warga sekitar dan serdadu yang diperlihatkan berpatroli di sana.

Hal lain yang perlu dicatat, adalah cukup banyak adegan sadis yang diperlihatkan dalam film ini. Namun bagi Anda yang tidak alergi dengan hal ini, sekaligus mengejar dorongan adrenalin akibat ketegangan tiada henti, Overlord tetap bisa dijadikan salah satu pilihan tontonan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya