Samuel Wattimena Ajak Desainer Muda Berkreasi dengan Kebudayaan Daerah

Samuel Wattimena ingin generasi muda mengenal berbagai kain daerah.

oleh Aditia Saputra diperbarui 23 Feb 2019, 14:20 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2019, 14:20 WIB
Samuel Wattimena
Samuel Wattimena berpartisipasi dalam fashion show 'The Precious Culture of Mandalika'

Liputan6.com, Jakarta Desainer kondang Samuel Wattimena dipercaya Kementerian Pariwisata untuk berpartisipasi dalam fashion show 'The Precious Culture of Mandalika' yang berlangsung di Selasar Bazar Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pagelaran fashion show ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Festival Bau Nyale 2019 yang diadakan di Mandalika, Lombok Tengah pada 17-25 Februari 2019.

Selain nama Samuel Wattimena juga ada desainer perhiasan mutiara Riana Meilia, dan dua pengrajin tas ketak khas Lombok. Dalam kesempatan ini, Samuel Wattimena mengkoordinir dan menggelar karya istimewa para perancang muda busana muslim. Disebut istimewa lantaran dalam pagelaran ini Samuel secara khusus mengajak 10 desainer muda dari Jakarta maupun Nusa Tenggara Barat untuk memamerkan 30 rancangan busana muslim kontemporer untuk pria dan wanita yang seluruhnya menggunakan kain tenun.

Pemilihan busana muslim sebagai tema kali ini, menurutnya, lantaran pemerintah melihat Lombok sudah menjadi salah satu destinasi wisata religi bagi muslim di Indonesia.

"Sebab, saya ingin agar desainer muda mengenal kain daerah. Kedua, supaya kain daerah tersebut mendapatkan penanganan baru," ujar Samuel Wattimena dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/2/2019).

 

Selera

Samuel Wattimena
Samuel Wattimena berpartisipasi dalam fashion show 'The Precious Culture of Mandalika'

Salah satu komentator yang pernah terlibat di Dangdut Academy ini melihat selera pasar, cara pemasaran, dan market yang berkembang pesat pada era desainer sekarang, jauh berbeda dibanding era desainer sebelumnya.

Samuel berharap, lewat acara ini ia bisa menginspirasi para desainer muda untuk menunjukkan potensi mereka dalam "memanjangkan" umur kain tenun yang sudah menjadi warisan budaya. Bukan hanya di Lombok, melainkan juga di berbagai daerah lain.

 

Kerjasama

Untuk mempercantik busana muslim yang diperagakan, Riana lebih banyak menampilkan bros, kalung dan cincin yang unik dan etnik. Desainer yang belajar mendesain secara otodidak ini memadupadankan 20 buah perhiasan karyanya agar tampil elegan, menyatu dengan busana muslim tapi tetap terlihat.

"Semoga acara ini bisa membuat craft daerah kami baik tenun, mutiara, maupun kerajinan lain khas Lombok kembali bangkit dan maju, setidaknya dikenal di seluruh Indonesia dan negara-negara tetangga," ujar Riana yang berharap kerjasama dengan Samuel bisa terus berlanjut setelah pagelaran usai. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya