Zeta When The Dead Awaken: Eksplorasi Fiksi Ilmiah dengan Plus-Minusnya

Cerita Zeta When The Dead Awaken dirancang dengan riset yang lumayan detail.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jul 2019, 10:30 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2019, 10:30 WIB
Zeta When The Dead Awaken
Cuplikan film Zeta When The Dead Awaken (Dok. Swan Studio)

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang tahun lalu, film Indonesia berhasil mengumpulkan 50 juta penonton lebih. Tahun ini, sudah ada 9 film Indonesia yang meraih sejuta penonton lebih. Dengan kemajuan sebagus ini, sudah saatnya sineas Indonesia mengeksplorasi genre lain dengan lebih berani.

Zeta When The Dead Awaken, salah satu yang berani. Zeta When The Dead Awaken karya sineas debutan Amanda Iswan. Lewat film Zeta When The Dead Awaken, Amanda Iswan hendak menggabungkan genre horor, thriller, dengan semburat fiksi ilmiah berikut drama hubungan orang tua dan anak. Hasilnya?

Zeta When The Dead Awaken mengawali kisahnya dengan perkelahian Deon (Jeff) dan Gani (Atiq). Baku hantam di kelas itu dipicu oleh Gani yang menjelek-jelekkan keluarga Deon. Ayah Deon, Richard Ross (Willem) jarang pulang sementara ibunya, Isma (Cut) tepergok berhubungan intim dengan pria lain.

Belakangan diketahui, Isma mengidap alzheimer. Perkelahian berakhir dengan Gani yang babak belur. Ia dilarikan ke ruang UKS untuk mendapat perawatan medis. Apesnya, saat dirawat, Gani berbalik menyerang dan menggigit leher suster hingga tewas.

Gani terpapar ameba misterius. Sejumlah warga Jakarta diketahui terpapar ameba parasit berbahaya dan menjelma menjadi zombi. Siang itu, Deon pulang ke apartemen untuk memastikan kondisi ibunya baik-baik saja. Keadaan makin kacau karena mayoritas penghuni apartemen telah menjadi zombi.

Deon kemudian mengibarkan spanduk di balkon apartemen untuk memberi tahu petugas penyelamat atau militer bahwa ia masih hidup. Beberapa jam kemudian, Reza (Dimas) datang menyelamatkannya. Reza membawa Deon dan Isma ke kediaman kerabatnya, Reyhan (Edo). Di sana, masalah baru menanti.

Riset Detail

Zeta When The Dead Awaken
Cuplikan film Zeta When The Dead Awaken (Dok. Swan Studio)

Amanda Iswan merancang cerita Zeta When The Dead Awaken dengan lumayan detail lewat riset. Dengan meminjam mulut salah satu karakter, Amanda menjelaskan jenis ameba yang memengaruhi perilaku manusia adalah Naegleria-ross zeta. Ross tampaknya diambil dari nama belakang Richard yang diceritakan sebagai penemu.

Ini mengacu pada tradisi para ilmuwan fisika, kimia, atau biologi yang menamai temuan ilmiah dengan pada penemu pertama. Selain itu, Amanda memetakan jenis infeksi yang dialami warga Jakarta berdasarkan perubahan fisiologis maupun perilakunya.

Zombi dengan warna pupil mata jingga cenderung merah disebut Alpha Zeta. Mereka agresif menyerang dan membantai manusia. Sementara zombi dengan pupil mata hitam dan tidak menyerang manusia disebut Omega Zeta. Dari sini kita tahu sejumlah sebab akibat yang digambarkan dalam film.

Yang dijual Zeta When The Dead Awaken bukan banjir darah dan adegan mengagetkan layaknya thriller atau horor pada umumnya. Meski harus diakui, sejumlah penampakan zombi bikin merinding. Tema besar film ini, menurut kami, bencana besar berbasis fiksi ilmiah dengan drama keluarga sebagai pilar utama.

Bencana berhubungan dengan naluri manusia untuk bertahan hidup. Upaya bertahan hidup tentu diwarnai sejumlah drama. Deon, Isma, dan Richard adalah tiga poros yang menggerakkan alur-alur ini.

Cut Mini di film ini tidak berada di level akting terbaik, mengingat genre macam Zeta lebih fokus pada dampak masalah dan bagaimana menanganinya. Di tangan Mini, Isma yang pikun mengundang simpati. Namun di sejumlah adegan malah tampak lucu kalau tak mau dibilang konyol. Adu perannya dengan Jeff sebagai ibu dan anak terasa fluktuatif.

Di sisi lain kita melihat Jeff dan Willem tampak berjarak. Keduanya kemudian berproses bersama menuju akhir yang melegakan. Sejumlah adegan, khususnya di apartemen bikin deg-degan. Namun sebagian adegan terasa seperti diulur-ulur.

Khususnya saat Isma diminta mengambil dua tas di dalam mobil, yang terparkir di depan apartemen. Di sana ada banyak zombi yang siap menerkam. Bukannya menegangkan, adegan ini terasa berlarut-larut.

Zeta When The Dead Awaken
Cuplikan film Zeta When The Dead Awaken (Dok. Swan Studio)

Plus Minus

Zeta When The Dead Awaken
Cuplikan film Zeta When The Dead Awaken (Dok. Swan Studio)

Dari aspek teknis, tata suara Zeta When The Dead Awaken terdengar kurang maksimal. Ada yang sudah Dolby Digital namun mayoritas terdengar masih monostereo. Entah jika saat kami menonton, proses pemolesan suara belum tuntas.

Terlepas dari kekurangan dan kelebihannya, Zeta When The Dead Awaken memberi rasa baru bagi film Indonesia. Kelelahan Anda pada film horor yang menampilkan lelembut macam kuntilanak dan pocong setidaknya sedikit terobati lewat film ini.

Yang ditawarkan Zeta When The Dead Awaken adalah problem besar dan sebuah harapan. Tema universal yang dekat dengan penonton dari berbagai latar belakang. Akar utama film ini yakni keluarga dan keberanian melakukan perlawanan.

Sebuah semangat yang diusung karakter Deon dan Amanda Iswan. Deon melawan dominasi zombi, sementara Amanda melawan genre horor thriller yang belakangan tampak monoton. Terlepas dari plus minusnya, Zeta When The Dead Awaken masih layak diapresiasi. (Wayan Diananto)

 

Film Zeta When The Dead Awaken

Pemain: Jeff Smith, Cut Mini, Willem Bevers, Dimas Aditya, Edo Borne, Atiq Rachman

Produser: Syaiful Wathan, Amanda Iswan

Sutradara: Amanda Iswan

Penulis: Amanda Iswan

Produksi: Swan Studio

Durasi: 1 jam, 34 menit

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya